Di zaman sekarang ini secara perlahan-lahan tetapi pasti telah terjadi erosi terhadap fungsi
keluarga, makin sedikitnya waktu bagi orangtua untuk anak dan keluarga, meningkatnya angka
perceraian dan sikap keluarga yang tidak peduli terhadap kebutuhan tumbuh kembang anak-anak.
Dukungan keluarga dan masyarakat yang rendah dapat menyebabkan hilangnya sumber
penopang dari kekalahan atau kegagalan yang dialami seseorang dalam kehidupannya.
tempat di mana anak berinteraksi sosial
dengan orangtua yang paling lama sehingga upaya pencegahan yang utama difokuskan pada keluarga kemudian sekolah. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas bapak, ibu, anak dan lain-lain (kakek, nenek, dan sebagainya) yang hidup di bawah satu atap dan saling berhubungan. Masing-masing komponen keluarga harus menjalankan peran, fungsi dan tugasnya dengan rasa tanggungjawab, saling menghormati/menghargai, penuh kasih sayang dan
tidak bersikap egois (maunya menang sendiri). Orangtua sedini mungkin harus membekali
anak-anaknya ilmu agama sehingga dapat mengetahui ajaran agama secara benar.
Bimbingan nilai-nilai agama dan pemberian tauladan berperilaku yang baik sangat perlu
bagi anak-anak khususnya pada usia balita, prasekolah dan usia sekolah. Orangtua perlu mengenalkan secara utuh diri dalam agama (Islam) adalah hal yang dilarang
dan berdosa besar. Keluarga yang kedua orangtuanya sibuk bekerja, pola asuh kepada
anak yang dilakukan oleh penggantinya seperti kakek, nenek, baby sitter dan pembantu rumah
tangga jangan sampai keluar dari rel norma agama, moral dan perilaku yang benar.
Komunikasi dalam keluarga harus dilakukan secara hangat, harmonis dan kontinu.
Komunikasi sangat penting terutama pada keluarga yang bekerja diluar kota/daerah
sehingga tidak dapat berkumpul setiap hari dengan anggota keluarga. Hal ini sangat
penting untuk menghindari miskomunikasi dan rasa saling curiga. Pihak orangtua harus
meningkatkan fungsinya dalam hal fungsi asih, asuh dan asah serta mau dan mampu meluangkan waktunya untuk anak-anak sehingga akan terpenuhi kebutuhan psikologisnya.
Pemenuhan kebutuhan psikologis akan membuat anak memiliki mekanisme koping yang positif dan mampu mengatasi masalah secara adaptif. Anak tidak akan sungkan dan tidak akan takut untuk bercerita, berkeluh dan meminta pemecahan masalah kepada orangtuanya. Keluarga juga harus menjalankan tugasnya dalam bidang kesehatan seperti mengenal gangguan perkembangan dan gangguan kesehatan setiap anggotanya. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat, memberikan perawatan kepada yang sakit, cacat atau usia yang terlalu muda, mempertahankan suasana rumah yang harmonis dan menguntungkan untuk perkembangan kepribadian anggota keluarga, memanfaatkan dan mempertahankan hubungan baik dengan unit pelayanan kesehatan yang ada.
keluarga, makin sedikitnya waktu bagi orangtua untuk anak dan keluarga, meningkatnya angka
perceraian dan sikap keluarga yang tidak peduli terhadap kebutuhan tumbuh kembang anak-anak.
Dukungan keluarga dan masyarakat yang rendah dapat menyebabkan hilangnya sumber
penopang dari kekalahan atau kegagalan yang dialami seseorang dalam kehidupannya.
tempat di mana anak berinteraksi sosial
dengan orangtua yang paling lama sehingga upaya pencegahan yang utama difokuskan pada keluarga kemudian sekolah. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas bapak, ibu, anak dan lain-lain (kakek, nenek, dan sebagainya) yang hidup di bawah satu atap dan saling berhubungan. Masing-masing komponen keluarga harus menjalankan peran, fungsi dan tugasnya dengan rasa tanggungjawab, saling menghormati/menghargai, penuh kasih sayang dan
tidak bersikap egois (maunya menang sendiri). Orangtua sedini mungkin harus membekali
anak-anaknya ilmu agama sehingga dapat mengetahui ajaran agama secara benar.
Bimbingan nilai-nilai agama dan pemberian tauladan berperilaku yang baik sangat perlu
bagi anak-anak khususnya pada usia balita, prasekolah dan usia sekolah. Orangtua perlu mengenalkan secara utuh diri dalam agama (Islam) adalah hal yang dilarang
dan berdosa besar. Keluarga yang kedua orangtuanya sibuk bekerja, pola asuh kepada
anak yang dilakukan oleh penggantinya seperti kakek, nenek, baby sitter dan pembantu rumah
tangga jangan sampai keluar dari rel norma agama, moral dan perilaku yang benar.
Komunikasi dalam keluarga harus dilakukan secara hangat, harmonis dan kontinu.
Komunikasi sangat penting terutama pada keluarga yang bekerja diluar kota/daerah
sehingga tidak dapat berkumpul setiap hari dengan anggota keluarga. Hal ini sangat
penting untuk menghindari miskomunikasi dan rasa saling curiga. Pihak orangtua harus
meningkatkan fungsinya dalam hal fungsi asih, asuh dan asah serta mau dan mampu meluangkan waktunya untuk anak-anak sehingga akan terpenuhi kebutuhan psikologisnya.
Pemenuhan kebutuhan psikologis akan membuat anak memiliki mekanisme koping yang positif dan mampu mengatasi masalah secara adaptif. Anak tidak akan sungkan dan tidak akan takut untuk bercerita, berkeluh dan meminta pemecahan masalah kepada orangtuanya. Keluarga juga harus menjalankan tugasnya dalam bidang kesehatan seperti mengenal gangguan perkembangan dan gangguan kesehatan setiap anggotanya. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat, memberikan perawatan kepada yang sakit, cacat atau usia yang terlalu muda, mempertahankan suasana rumah yang harmonis dan menguntungkan untuk perkembangan kepribadian anggota keluarga, memanfaatkan dan mempertahankan hubungan baik dengan unit pelayanan kesehatan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar