Ketika mendengar kata internet kita semua pasti tahu apakah definisi tersebut. Internet berperan penting dalam era globalisasi seperti sekarang ini apalagi di Indonesia sudah banyak tersedia warnet (warung internet) bahkan penyedia jaringan internet (ISP / Internet Service Provider) yang harganya sangat terjangkau sekarang, mulai dari yang 30ribu rupiah perbulan hingga yang jutaan rupiah. Dan dalam paper kali ini saya akan membahas tentang budaya internet.
Sebelum lebih lanjut saya akan menjelaskan definisi dari budaya terlebih dahulu. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Dan selanjutnya saya mengutip dari beberapa situs untuk mendapatkan informasi tentang budaya internet itu sendiri dan tentunya tidak lupa dalam mencantumkan alamat web tersebut sebagai sumber asal.
“Internet adalah sebuah sistem global jaringan komputer yang saling berhubungan yang menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP / IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Ini adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari jutaan swasta, publik, bisnis akademik,, dan jaringan pemerintah, dari lokal untuk lingkup global, yang dihubungkan oleh sebuah array yang luas dari teknologi jaringan elektronik dan optik. Internet membawa berbagai macam sumber informasi dan jasa, seperti dokumen hypertext antar-link dari World Wide Web (WWW) dan infrastruktur untuk mendukung surat elektronik.
Kebanyakan media komunikasi tradisional termasuk telepon, musik, film, dan televisi sedang dibentuk kembali maupun didefinisikan ulang oleh Internet. Surat kabar, buku dan penerbitan cetak lainnya yang harus beradaptasi dengan situs Web dan blog.Internet telah diaktifkan atau mempercepat bentuk-bentuk baru interaksi manusia melalui pesan instan, forum Internet, dan jaringan sosial. belanja online meningkat drastis baik untuk gerai ritel besar dan pengrajin kecil dan pedagang. Business-to-bisnis dan jasa keuangan di internet mempengaruhi rantai pasokan di seluruh industri.
Asal-usul Internet mencapai kembali ke tahun 1960-an dengan kedua penelitian swasta dan Amerika Serikat militer ke jaringan komputer kuat, fault-tolerant, dan didistribusikan. Dana tulang punggung baru AS oleh National Science Foundation, serta pendanaan swasta untuk tulang punggung komersial lainnya, menyebabkan partisipasi seluruh dunia dalam pengembangan teknologi jaringan baru, dan penggabungan banyak jaringan.Komersialisasi dari apa yang oleh maka jaringan internasional pada pertengahan tahun 1990 mengakibatkan populerisasi dan penggabungan ke dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia modern. Pada 2009, diperkirakan seperempat penduduk bumi menggunakan layanan Internet.
Internet tidak memiliki sentralisasi pemerintahan baik dalam implementasi teknologi atau kebijakan untuk akses dan penggunaan; setiap jaringan konstituen menetapkan standar sendiri. Hanya melampaui batas definisi dari dua ruang nama utama di Internet, Internet Protocol ruang alamat dan Domain Name System, yang diarahkan oleh organisasi pengelola, Internet untuk Corporation Ditugaskan Nama dan Nomor (ICANN).Fondasi teknis dan standarisasi protokol inti (IPv4 dan IPv6) adalah kegiatan Internet Engineering Task Force (IETF), sebuah organisasi non-profit dari peserta internasional longgar berafiliasi bahwa siapa pun dapat mengaitkan dengan dengan menyumbangkan keahlian teknis.
Sumber: http://raoulsalsabil.wordpress.com/2010/10/24/budaya-internet/ “
“Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrim.
Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.
Sumber: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/budaya-internet/ “
Dunia internet pun mulai di dominasi oleh gadget-gadget seperti smartphone, komputer tablet dan lain – lain. Gadget yang sangat “hot” di Indonesia sekarang ini masih dipegang oleh blackberry. Mengapa blackberry? Karena blackberry mempunyai suatu layanan komunikasi tersendiri yang hanya bisa digunakan antar sesama blackberry yaitu BlackBerry Messenger atau yang biasa disingkat BBM. Awalnya blackberry ini digunakan untuk keperluan berbisnis akan tetapi sekarang blackberry menjadi sebuah trend tersendiri dikalangan remaja, ada yang bilang “ pake bb gak gaul ” dan lain sebagainya. Bisa disimpulkan disini bahwa blackberry hanya digunakan sebagai fashion dan tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Selain blackberry pun banyak sekali gadget-gadget yang sangat-sangat terjangkau dan jauh lebih canggih daripada blackberry yaitu gadget yang memakain OS Android (Sebuah Operating System besutan google untuk mobile platform), sayangnya sendiri budaya blackberry sudah terkontaminasi sebagai media untuk gengsi atau “ gaya – gayaan ”.
“Smartphone kini menjadi suatu kebutuhan bagi banyak orang. Tak hanya dari kalangan orang dewasa saja atau para pekerja tingkat menengah ke atas, kini anak muda sekarang pun banyak yang menggunakannya.
Beragam golongan menggunakannya. Mulai dari nenek kakek, ayah ibu, orang dewasa, para mahasiswa dan mahasiswi, para siswa-siswi SMP-SMA, bahkan anak SD.
Contoh SmartPhone yang marak masa kini adalah BlackBerry(BB). Segala jenis dari mereka, mulai dari yang primitif semisal Curve 8300, sampai versi canggih semisal Bold dan Onyx. BB menjadi trend tersendiri. Popularitas BB di kalangan anak remaja memang pesat luar biasa. Bak meteor yang jatuh ke bumi tak bisa dihalangi lagi. Terus melaju dahsyat dan banayk anak remaja yang menggunakannya.
Mengapa BB itu dijadikan Smartphone yang paling marak dikalangan remaja dan anak-anak? Ya….,karena BB itu canggih dan dapat diumpamakan sebagai laptop mungil yang fleksibel. Juga karena BB mewakili laptop dan gadget yang lainnya. Sebab itulah banyak para remaja memilih BB, singkatnya, mempermudah komunikasi, dan juga gengsi hehehehe. Hari gini nggak pakai BB, apa kata dunia???
Banyak pendapat dilontarkan anak remaja. Contohnya pendapat Caca siswa dari kelas 7D SMP Labschool jakarta yang sudah lama memakai BB. Dia merasa sangat dimudahkan dengan adanya BB. Caca sudah 1 tahun memakai BB sebagai alat komunikasi dan informasi. Sebagai pelajar ia memilih BlackBerry Javelin, “Gue ngerasain dengan bentuknya yang tidak terlalu besar dengan kamera 3,2 Mpix sangat cocok dengan gue banget”, ujar cewek manis berambut panjang ini. Harganya pun juga cocok dengan kantong Caca sekarang ini. Maklumlah masih ngarep dari ortu. Karena sekarang harga BB lumayan relatif murah bagi orang-orang yang tergolong setengah mampu atau biasa disebut menengah keatas.
Tetapi, ada dampak negatif dari BlackBerry loh! BB bisa membuat orang ketagihan, sehingga terlalu fokus dan berkonsentrasi dengan dunianya sendiri( BlackBerry-nya), sehingga kita menjadi semi-autis, kurang peduli, dan terfokus/berkonsentrasi dengan lingkungan sekitar di dunia nyata, serta jadi kurang berkonsentrasi dengan pelajarannya dan kewajiban-kewajiban yang semestinya dilakukan, serta yang lebih bahaya lagi, anak-anak remaja dapat membuka situs-situs yang membahayakan, dalam artian haram dibuka, seperti situs porno, dan lain-lain. Kata Tasya dan Cissa yang sama-sama memiliki javelin, “BlackBerry memang praktis”. Wajar saja bila popularitasnya naik di kalangan anak remaja.
Sumber: http://teknologi.kompasiana.com/internet/2010/04/11/popularitas-blackberry-di-kalangan-anak-remaja/ “
“Barcelona - Perang ponsel pintar kian panas, namun Reserarch In Motion (RIM) selaku produsen BlackBerry tak merasa gentar. Malah mereka mengklaim, BlackBerry adalah satu-satunya perangkat yang dapat bekerja saat krisis terjadi.
Krisis dimaksud adalah krisis bandwidth internet karena seiring lonjakan popularitas smartphone, jaringan mobile operator telekomunikasi bakal kian dibebani.
"BlackBerry adalah satu-satunya perangkat yang akan bekerja dalam situasi krisis. Alasannya, BlackBerry lima kali lebih efisien soal pengiriman e-mail dan baterainya awet," ujar pendiri dan bos RIM, Mike Lazaridis.
Lazaridis mengklaim, layanan e-mail BlackBerry menggunakan kapasitas lebih rendah dibanding sistem e-mail yang lain. Bahkan soal ini ia membandingkan, beban lima BlackBerry sama dengan 1 ponsel iPhone.
Selain itu, browser WebKit baru BlackBerry juga didesain hanya memakai sepertiga kapasitas bandwidth jika dibandingkan dengan rival. Dan untuk alasan hemat bandwidth pula, pihak BlackBerry tak ingin terlalu jor-joran soal pengembangan aplikasi.
"Semua operator akan mengalami kekurangan kapasitas dalam 5 tahun ke depan. Dengan setia pada aplikasi kami, kami memberi nilai tambah bagi jaringan mereka," ucap Lazaridis seperti detikINET kutip dari Telegraph, Rabu (17/2/2010).
Di sisi lain, Lazaridis menyatakan salah satu pilar bisnis mereka saat ini adalah banyaknya kaum muda yang gandrung BlackBerry. Handset yang sejatinya untuk pebisnis ini digemari remaja karena fasilitas keyborad Qwerty dan messaging.
Sumber: http://www.detikinet.com/read/2010/02/17/122606/1301254/317/-hanya-blackberry-bisa-bekerja-saat-operator-krisis- “
Dan pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa peran gadget dalam budaya internet bisa menjadi suatu ajang untuk gengsi saja bagi para pengguna yang merasa dirinya tidak mau kalah “gaul” dari teman-temannya, dan juga menjadi suatu media yang sangat diperlukan dalam hal berkomunikasi (pengguna seperti ini cenderung cerdas). Budaya berinternet pun juga sama, bisa menimbulkan dampak negatif bagi yang memanfaatkannya untuk keburukan, sedangkan internet mempunyai banyak sekali dampak positifnya. Semuanya bergantung pada end user ( pengguna )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar