Layanan
Telematika dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1.
Layanan Informasi
Pengertian
layanan informasi adalah penyampaian berbagai informasi kepada sasaran layanan
agar individu dapat memanfaatkan informasi tersebut demi kepentingan hidup dan
perkembangannya. Informasi dapat disajikan dalam berbagai format seperti: teks,
gambar, audio, maupun video.
Teknologi
informasi dan komunikasi, pada masa sekarang tidak dapat dilepaskan dengan
telematika (cyberspace). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, telah
mempengaruhi banyak aspek kehidupan di masyarakat, antara lain dalam alam
perkembangannya, teknologi telematika ini telah menggunakan kecepatan dan
jangkauan transmisi energi elektromagnetik, sehingga sejumlah besar informasi
dapat ditransmisikan dengan jangkauan, menurut keperluan, sampai seluruh dunia.
Pada saat ini informasi sudah banyak berkembang sedemikian rupa, hanya saja harus
adanya dukungan teknologi. Teknologi telematika yang telah berkembang sehingga
mampu menyampaikan suatu informasi. Sebagai contoh, sekarang semua orang sudah
memunyai handphone, dan semakin hari semakin pesat perkembangan.
Tujuan
layanan informasi secara umum agar terkuasainya informasi tertentu sedangkan
secara khusus terkait dengan fungsi pemahaman (paham terhadap informasi yang
diberikan) dan memanfaatkan informasi dalam penyelesaian masalahnya. Layanan
informasi menjadikan individu mandiri yaitu memahami dan menerima diri dan
lingkungan secara positif, objektif dan dinamis, mampu mengambil keputusan,
mampu mengarahkan diri sesuai dengan kebutuhannya tersebut dan akhirnya dapat
mengaktualisasikan dirinya.
2.
Layanan Keamanan
Keamanan
adalah suatu yang sangat penting untuk menjaga agar suatu data dalam jariangan
tidak mudah hilang. Sistem keamanan membantu mengamankan jaringan tanpa
menghalangi penggunaannya dan menempatkan antisipasi ketika jaringan berhasil
ditembus. Keamanan jaringan di sini adalah memberikan peningkatan tertentu
untuk jaringan.
Peningkatan
keamanan jaringan ini dapat dilakukan terhadap :
a.
Rahasia (privacy)
b.
Keterpaduan data (data integrity)
c.
Keaslian (authenticity)
d.
Convert Channel
3.
Layanan Context – Aware – Event Base
Context
Aware atau istilah lainnya context-awareness diperkenalkan oleh Schilit pada
tahun 1994, dengan gagasan yang menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki
kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan
informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat.
Istilah
context-awareness mengacu kepada kemampuan layanan network untuk mengetahui
berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user)
dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan
parameter-parameter itu.
Tiga
hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt,
yaitu:
a.
The acquisition of context
b.
The abstraction and understanding of context
c.
Application behaviour based on the recognized context
Empat
kategori aplikasi context-awareness menurut Bill N. Schilit, Norman Adams, dan
Roy Want, yaitu :
-
Proximate selection
Proximate
selection adalah sebuah teknik antarmuka yang memudahkan pengguna dalam memilih
atau melihat lokasi objek (benda atau manusia) yang berada didekatnya dan
mengetahui posisi lokasi dari user itu sendiri. Ada dua variabel yang berkaitan
dengan proximate selection ini, yaitu locus dan selection, atau tempat dan
pilihan.
- Automatic Contextual Reconfiguration
Aspek
terpenting dari salah satu contoh kasus sistem context-aware ini adalah
bagaimana konteks yang digunakan membawa perbedaan terhadap konfigurasi sistem
dan bagaimana cara antar setiap komponen berinteraksi. Sebagai contoh,
penggunaan virtual whiteboard sebagai salah satu inovasi automatic
reconfiguration yang menciptakan ilusi pengaksesan virtual objects sebagai
layaknya fisik suatu benda.
-
Contextual Informations and Commands
Kegiatan
manusia bisa diprediksi dari situasi atau lokasi dimana mereka berada. Sebagai
contoh, ketika berada di dapur, maka kegiatan yang dilakukan pada lokasi
tersebut pasti berkaitan dengan memasak. Hal inilah yang menjadi dasar dari
tujuan contextual information and commands, dimana informasi-informasi tersebut
dan perintah yang akan dilaksanakan disimpan ke dalam sebuah directory
tertentu.
- Context-Triggered Actions
Cara kerja sistem context-triggered
actions sama layaknya dengan aturan sederhana IF-THEN. Informasi yang berada
pada klausa kondisi akan memacu perintah aksi yang harus dilakukan. Kategori
sistem context-aware ini bisa dikatakan mirip dengan contextual information and
commands, namun perbedaannya terletak pada aturan-aturan kondisi yang harus
jelas dan spesifik untuk memacu aksi yang akan dilakukan.
4.
Layanan Perbaikan Sumber
Layanan perbaikan sumber yang dimaksud
adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah
orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media,
dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di
lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada
umunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar