Prosedur merupakan suatu rutin yang melakukan proses tertentu tanpa adanya pengembalian nilai.prosedur menyediakan suatu metode pengisolasian bagian program secara terpisah yang dapat dipanggil atau diaktivasi dari bagian manapun didalam program.suatu prosedur biasanya memiliki satu atau beberapa parameter.
bentuk umum:
procedure NamaProsedur (parameter1:tipe_data,parameter2:tipe_data,...);
Const
{daftar konstanta lokal}
Var {daftar pendeklarasian variabel lokal}
Begin
{kode program yang akan ditulis}
...
prosedur tanpa parameter
Procedure BuatTampilanMenu;
Begin
writeln (‘Pilih salah satu yang anda inginkan’);
writeln (‘[1] menghitung keliling dan luas persegi panjang’);
writeln (‘[2] menghitung keliling dan luas segi tiga’);
writeln (‘[3] menghitung keliling dan luas lingkaran’);
writeln (‘[4] keluar’);
End;
Prosedur tersebut dapat kita gunakan di dalam bagian program, baikdi dalam program utama maupun di dalam prosedur atau fungsi lain.
Pemrograman Prosedural :
a. Diselesaikan dalam bentuk prosedur atau fungsi
b. Program merupakan urut-urutan instruksi
c. Program dipecah-pecah ke dalam sub program yang lebih sederhana
d. Fokus utama pada prosedur dan fungsi
e. Fungsi dan prosedur digunakan untuk memanipulasi data
f. Sedangkan data sendiri bersifat pasif
Hal-hal yang menjadi dasar dalam pemrograman prosedural, meliputi definisi algoritma dan konstruktor pemrograman prosedural, serta konsep Input, Proses, dan Output yang sangat lazim dalam dunia pemrograman prosedural.
1. Algoritma
Algoritma adalah serangkaian langkah-langkah yang tepat, terperinci, dan terbatas untuk menyelesaikan suatu masalah. Langkah yang tepat artinya serangkaian langkah tersebut selalu benar untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Langkah yang tidak memberikan hasil yang benar untuk domain masalah yang diberikan bukanlah sebuah algoritma.
Langkah yang terperinci artinya setiap langkah diberikan secara detail dan dapat dieksekusi oleh komputer, instruksi seperti “angkat sedikit ke kiri” merupakan contoh instruksi yang tidak tepat, karena “sedikit” tidak menyatakan sesuatu dengan tepat.
2. Konstruktor (elemen) Pemrograman Prosedural
Elemen bahasa pemrograman procedural adalah:
a. Program utama
b. Tipe
c. Konstanta
d. Variabel
e. Ekspresi, operator, dan operand
f. Struktur Data
g. Instruksi dasar
h. Program Moduler
i. File eksternal
j. Rekurens
3. Input, Proses, dan Output
Bagian input, proses, dan output dikerjakan secara sekuensial, dan dalam setiap bagian mungkin akan ada input, proses, dan output.
Struktur Bahasa Program Procedural
Secara umum, bahasa pemrograman yang berbasiskan prosedur terdiri dari blok/sub program. Yang memiliki dua bagian utama yaitu:
1. Bagian deklarasi
2. Bagian Statement
1.Bagian Deklarasi
Bagian deklarasi merupakan bagian program untuk mendefinisikan tipe data suatu variable, konstanta, serta fungsi dan prosedur yang akan digunakan pada program. Selain itu, bagian deklarasi dapat juga digunakan untuk memberi nilai awal suatu variable. Dengan kata lain, deklarasi digunakan untuk memperkenalkan suatu nama kepada Compiler program.
2. Bagian Statement
Bagian statement merupakan bagian program yang berisi perintah yang akan dieksekusi/dijalankan. Pada bahasa Pascal, bagian statement selalu diawali dengan reserved word begin dan end. Apabila blok statement adalah blok utama program, maka reserved word end harus diakhiri dengan tanda titik(.), sebaliknya jika blok statement bukan blok utama program maka reserved word end diakhiri dengan tanda titik koma (;). Sebaliknya pada bahasa C, dimulai dari deklarasi variable hingga akhir statement diawali dan diakhiri dengan tanda kurung kurawal { dan }. Berikut adalah contoh potongan kode untuk implementasi menghitung luas lingkaran dengan Bahasa Pascal (kiri) dan Bahasa C (kanan).
Bahasa Pascal:
procedure Cetak (kal: String);
function Tambah (a,b:Integer): Integer;
Bahasa C:
void Cetak (char *String);
int Tambah (int a, int b);
uses crt;
const phi = 3.14;
var diameter, radius,
Luas : real;
begin
readln(diameter);
radius := diameter / 2;
Luas := phi * radius * radius;
writeln(Luas);
end.
#include
void main()
{ const phi = 3.14;
float diameter, radius, Luas;
scanf(“%f”, &diameter);
radius = diameter / 2.0;
Luas = phi * radius * radius;
printf(“%f”,Luas);
}
Jumat, 13 Januari 2012
OBJECT ORIENTAL PROGRAMMING
Pemrograman berorientasi objek. Pemrograman ini mempertinggi kualitas dan produktifitas pengembangan software. Program pengembangannya dilakukan dengan pendekatan building block. Setiap block, disebut object, bersifat independen dan mampu berjalan sendiri atau saling kunci dengan object lain dengan mudah dan otomatis. Object-object berinteraksi dengan saling memberikan informasi satu terhadap yang lainnya. Masing-masing object harus berisikan informasi mengenai dirinya sendiri (encapsulation) dan object yang dapat dikaitkan (inheritance).
Suatu jenis program di mana pemrogram tidak hanya mendefinisikan tipe data dari struktur data , tetapi juga jenis operasi ( fungsi ) yang dapat diterapkan pada struktur data. Dengan cara ini, struktur data menjadi objek yang meliputi data dan fungsi. Selain itu, pemrogram dapat membuat hubungan antara satu objek dan yang lain. Sebagai contoh, objek dapat mewarisi karakteristik dari objek lain.
Salah satu keuntungan utama dari teknik pemrograman berorientasi-objek di atas teknik pemrograman prosedural adalah bahwa mereka memungkinkan programmer untuk membuat modul yang tidak perlu diubah ketika jenis baru objek ditambahkan. Seorang pemrogram dapat dengan mudah membuat objek baru yang mewarisi banyak dari yang fitur dari obyek yang sudah ada. Hal ini membuat program berorientasi objek lebih mudah untuk memodifikasi.
Untuk melakukan pemrograman berorientasi objek, satu kebutuhan yang berorientasi objek bahasa pemrograman (OOPL).Java , C + + dan Smalltalk adalah tiga yang populer bahasa lebih banyak, dan ada juga versi berorientasi objek Pascal .
CONTOH:
C. Perbandingan OOP dengan Pemrograman Beorientasi Prosedur
• Dalam pemrograman berorientasi prosedur dalam mengidentifikasi tugas-tugas dilakukan dengan membagi tugas-tugas ke dalam sub-sub tugas yang lebih kecil sampai ke yang paling sederhana yang sering disebut teknik top-down atau dapat juga dilakukan dengan teknik bottom-up.
• Sedangkan dalam pemrograman OOP, pertama kita memisahkan class-class dalam project kemudian mencari method dalam class. Setiap method dihubungkan oleh class yang bertanggung jawab untuk melaksanakan operasi.
D. PERBEDAANOOP dengan Pemrograman Beorientasi Prosedur
pemrograman prosedural menciptakan langkah demi langkah yang memandu program aplikasi melalui suatu urutan instruksi. Setiap instruksi dilaksanakan dalam rangka. pemrograman prosedural juga berfokus pada gagasan bahwa semua algoritma dijalankan dengan fungsi dan data yang programmer memiliki akses dan mampu berubah.
Pemrograman Berorientasi Objek jauh lebih mirip dengan cara kerja dunia nyata, itu adalah analog dengan otak manusia. Setiap program terdiri dari banyak entitas yang disebut objek. Objek menjadi unit fundamental dan memiliki perilaku, atau tujuan tertentu, terkait dengan mereka. Objek tidak dapat langsung mengakses data obyek lain. Sebaliknya, pesan harus dikirim meminta data, seperti orang harus meminta satu sama lain untuk informasi, kita tidak dapat melihat ke dalam kepala masing-masing lain. Manfaat Berorientasi Objek pemrograman meliputi:
• kemampuan untuk mensimulasikan-event dunia nyata jauh lebih efektif
• kode dapat digunakan kembali kurang sehingga mungkin harus ditulis
• data menjadi aktif
• lebih mampu untuk membuat GUI (antarmuka pengguna grafis) aplikasi
• mampu mencapai tujuan mereka lebih cepat
• Programmer mampu menghasilkan lebih cepat, lebih akurat dan ditulis dengan aplikasi yang lebih baik (dalam kasus programmer veteran, dengan faktor sebanyak 20 kali dibandingkan dengan program prosedural).
Prosedural :
1. Fokus utama pada fungsi dan prosedur yang beroperasi pada data
2. Program Besar terbagi dalam program unit kecil yang disebut fungsi
3. Data dan fungsi diperlakukan sebagai entitas terpisah.
4. Data bebas bergerak di sekitar sistem dari satu fungsi lain.
5. Data bersifat pasif.
6. Program desain dengan pendekatan “Top Down” yaitu tugas-tugas kompleks dipecah menjadi bagian yang lebih kecil, sampai sub-tugas tersebut mudah diimplementasikan.
OOP :
1. Menekankan pada data yang sedang beroperasi dan tidak fungsi atau prosedur
2. Program dibagi ke dalam apa yang disebut objek.
3. Data dan fungsi bersama diperlakukan sebagai entitas terpisahkan.
4. Data tersembunyi dan tidak dapat diakses oleh fungsi eksternal.
5. Objek-objek dalam OOP bersifat aktif
6. Program desain pendekatan “Bottom Up ” yaitu membuat prosedur-prosedur untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sederhana, kemudian menggabungkan prosedur-prosedur tersebut dalam prosedur yang lebih kompleks, sampai fungsionalitas yang ingin tercapai.
Cara Pandang
• OOP : program adalah serangkaian objek yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu problem
• Prosedural : program adalah suatu urutan instruksi
Beda nyata antara prosedural dan OOP
• Prosedural fokus pada bagaimana cara komputer menangani masalah
• OOP fokus pada masalah yang ditangani dengan menggunakan computer
Prosedural biasa digunakan untuk membuat program yang sederhana sementara OOP untuk yang lebih kompleks karena cara berfikirnya bisa seperti manusia(natural).
Suatu jenis program di mana pemrogram tidak hanya mendefinisikan tipe data dari struktur data , tetapi juga jenis operasi ( fungsi ) yang dapat diterapkan pada struktur data. Dengan cara ini, struktur data menjadi objek yang meliputi data dan fungsi. Selain itu, pemrogram dapat membuat hubungan antara satu objek dan yang lain. Sebagai contoh, objek dapat mewarisi karakteristik dari objek lain.
Salah satu keuntungan utama dari teknik pemrograman berorientasi-objek di atas teknik pemrograman prosedural adalah bahwa mereka memungkinkan programmer untuk membuat modul yang tidak perlu diubah ketika jenis baru objek ditambahkan. Seorang pemrogram dapat dengan mudah membuat objek baru yang mewarisi banyak dari yang fitur dari obyek yang sudah ada. Hal ini membuat program berorientasi objek lebih mudah untuk memodifikasi.
Untuk melakukan pemrograman berorientasi objek, satu kebutuhan yang berorientasi objek bahasa pemrograman (OOPL).Java , C + + dan Smalltalk adalah tiga yang populer bahasa lebih banyak, dan ada juga versi berorientasi objek Pascal .
CONTOH:
C. Perbandingan OOP dengan Pemrograman Beorientasi Prosedur
• Dalam pemrograman berorientasi prosedur dalam mengidentifikasi tugas-tugas dilakukan dengan membagi tugas-tugas ke dalam sub-sub tugas yang lebih kecil sampai ke yang paling sederhana yang sering disebut teknik top-down atau dapat juga dilakukan dengan teknik bottom-up.
• Sedangkan dalam pemrograman OOP, pertama kita memisahkan class-class dalam project kemudian mencari method dalam class. Setiap method dihubungkan oleh class yang bertanggung jawab untuk melaksanakan operasi.
D. PERBEDAANOOP dengan Pemrograman Beorientasi Prosedur
pemrograman prosedural menciptakan langkah demi langkah yang memandu program aplikasi melalui suatu urutan instruksi. Setiap instruksi dilaksanakan dalam rangka. pemrograman prosedural juga berfokus pada gagasan bahwa semua algoritma dijalankan dengan fungsi dan data yang programmer memiliki akses dan mampu berubah.
Pemrograman Berorientasi Objek jauh lebih mirip dengan cara kerja dunia nyata, itu adalah analog dengan otak manusia. Setiap program terdiri dari banyak entitas yang disebut objek. Objek menjadi unit fundamental dan memiliki perilaku, atau tujuan tertentu, terkait dengan mereka. Objek tidak dapat langsung mengakses data obyek lain. Sebaliknya, pesan harus dikirim meminta data, seperti orang harus meminta satu sama lain untuk informasi, kita tidak dapat melihat ke dalam kepala masing-masing lain. Manfaat Berorientasi Objek pemrograman meliputi:
• kemampuan untuk mensimulasikan-event dunia nyata jauh lebih efektif
• kode dapat digunakan kembali kurang sehingga mungkin harus ditulis
• data menjadi aktif
• lebih mampu untuk membuat GUI (antarmuka pengguna grafis) aplikasi
• mampu mencapai tujuan mereka lebih cepat
• Programmer mampu menghasilkan lebih cepat, lebih akurat dan ditulis dengan aplikasi yang lebih baik (dalam kasus programmer veteran, dengan faktor sebanyak 20 kali dibandingkan dengan program prosedural).
Prosedural :
1. Fokus utama pada fungsi dan prosedur yang beroperasi pada data
2. Program Besar terbagi dalam program unit kecil yang disebut fungsi
3. Data dan fungsi diperlakukan sebagai entitas terpisah.
4. Data bebas bergerak di sekitar sistem dari satu fungsi lain.
5. Data bersifat pasif.
6. Program desain dengan pendekatan “Top Down” yaitu tugas-tugas kompleks dipecah menjadi bagian yang lebih kecil, sampai sub-tugas tersebut mudah diimplementasikan.
OOP :
1. Menekankan pada data yang sedang beroperasi dan tidak fungsi atau prosedur
2. Program dibagi ke dalam apa yang disebut objek.
3. Data dan fungsi bersama diperlakukan sebagai entitas terpisahkan.
4. Data tersembunyi dan tidak dapat diakses oleh fungsi eksternal.
5. Objek-objek dalam OOP bersifat aktif
6. Program desain pendekatan “Bottom Up ” yaitu membuat prosedur-prosedur untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sederhana, kemudian menggabungkan prosedur-prosedur tersebut dalam prosedur yang lebih kompleks, sampai fungsionalitas yang ingin tercapai.
Cara Pandang
• OOP : program adalah serangkaian objek yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu problem
• Prosedural : program adalah suatu urutan instruksi
Beda nyata antara prosedural dan OOP
• Prosedural fokus pada bagaimana cara komputer menangani masalah
• OOP fokus pada masalah yang ditangani dengan menggunakan computer
Prosedural biasa digunakan untuk membuat program yang sederhana sementara OOP untuk yang lebih kompleks karena cara berfikirnya bisa seperti manusia(natural).
ADJECTIVE CLAUSE
Adjective Clause dinamakan juga RELATIVE CLAUSE yaitu Clause (anak kalimat) yang digunakan/berfungsi sebagai adjective yang menerangkan keadaan noun atau pronoun. Untuk lebih jelasnya penjelasan mengenai Adjective Clause, perhatikan penjelasan di bawah ini:
Contoh:
• I have read the book (that) you just mentioned.
Main Clause: I have read the book.
Subordinate Clause: (that) you just mentioned.
Anak kalimat menerangkan kata benda the book, disebut dengan Adjective Clause
• The lesson (that) she is learning is very difficult.
Main Clause: The lesson is very difficult.
Subordinate Clause: (that) she is learning.
Berdasarkan pada the Antecedent yang ditunjuk oleh introductory words (kata-kata pendahulunya), Adjective Clause dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Relative Pronoun
• Kata Ganti Orang
Kata Penghubung yang digunakan adalah : Who, Whom, Whose, That
Fungsi :
a. Subjek:
- He paid the money to the man who / that had done the work
b. Objek Kata Kerja:
- He paid the man whom/that he had hired.
c. Objek Kata Depan:
- He paid the man from whom he had borrowed the money.
d. Kata Ganti Kepunyaan:
- This is the girl whose picture you saw.
• Benda, Binatang
Kata Penghubung yang digunakan adalah: Which, that
Fungsi:
a. Subjek:
- Here is a book which/that describes animals.
b. Objek Kata Kerja:
- The chair which/that he broke is being repaired.
c. Objek Kata Depan:
- She was wearing the coat for which she had paid $2,00.
2. Relative Adverbs
• Waktu
Kata Penghubung yang digunakan: when
- This is the year when the Olympic Games are held.
• Tempat
Kata Penghubung yang digunakan: where
- Here is the house where I live.
• Alasan
Kata Penghubung yang digunakan: when
- Give me one good reason why you did that.
1. Relative Pronoun
Yaitu Adjective Clause dengan memakai kata penghubung Relative Pronoun.
• The boy is called Bob. He gave me a present.
o The boy who gave me a present is called Bob. atau
o The boy who is called Bob gave me a present.
Beberapa contoh Adjective Clause lainnya:
• The boy whose radio was stolen is a student.
• The girl whom I gave a special reward is a bright student.
• The bike which I borrowed last week was sold.
2. Relative Adverb
Pelajaran tentang ini dibahas lebih lengkap pada Relative Clause. Hal-hal yang perlu ditambahkan di sini, yaitu:
• Kata Why (yang menunjukkan alasan) yang menjadi Adverb penghubung, mungkin (kadang-kadang) dapat digantikan dengan that atau kadang-kadang dapat dihilangkan dalam kalimat.
- The reason (that) I came should be obvious to you.
- The reason (why) I came should be obvious to you.
- The reason I came should be obvious to you.
• When atau Where Bering dapat Baling ditukarkan dengan Preposition yang menunjukkan tempat (a preposition of Place) ditambah dengan Which.
- The small town in which (= where) I was born has grown to a large metropolis.
- The day on which (= when) they were to leave finally arrived.
Kadang-kadang that dapat menggantikan where atau when.
• The day that (or when, on which) the trial was to take place was a stormy one.
• Please suggest a good place that (or where) we can meet
Beberapa Hal Penting yang Berkaitan dengan Adjective Clause
• Perubahan dari Adjective Clause menjadi Adjective Phrase.
o Adjective Clause dapat dirubah menjadi Adjective Phrase yang menjelaskan noun tanpa ada perubahan arti kalimat.
o Hanya Adjective Clause yang mempunyai subjek pronoun: who, which atau that yang dapat dirubah menjadi Adjective Phrase.
o Adjective Clause dengan subjek: whom tidak dapat dirubah menjadi Adjective Phrase.
Perhatikan Contoh berikut:
a. Adjective Clause
* The girl who is sitting next to me is Lisa.
==> The boy is playing the piano is Bent.
b. Adjective Phrase
* The girl sitting next to me is Lisa.
==> The boy playing the piano is Bent.
• Cara mengubah Adjective Clause menjadi Adjective Phrase.
(1) Subjek pronoun dan verb be dihilangkan.
* Adjective Clause: The man who is talking to Taylor is from Japan.
* Adjective Phrase: The man talking to Taylor is from Japan.
* Adjective Clause: The ideas which are presented in that book are interesting.
* Adjective Phrase: The ideas presented in that book are interesting.
* Adjective Clause: Ali is the man who is responsible for preparing the budget.
* Adjective Phrase: Ali is the man responsible for preparing the budget.
* Adjective Clause: The books that are on the shelf are mine.
* Adjective Phrase: The books on the shelf are mine.
(2) Jika tidak ada verb be dalam Adjective Clause, seringkali subjek pronoun dapat dihilangkan dan mengubah kata kerja dalam Clause itu menjadi bentuk -ing.
* Adjective Clause: English has an alphabet that consists of 26 letters.
* Adjective Phrase: English has an alphabet consisting of 26 letters.
* Adjective Clause: Anyone who wants to come with us is welcome.
* Adjective Phrase: Anyone wanting to come with us is welcome.
• Seringkali Adjective Clause digunakan dalam pola: noun + of which. Pola ini terutama digunakan untuk tulisan bahasa Inggris resmi (formal written English). Dalam pola ini biasanya Adjective Clause menerangkan "sesuatu".
* We have an antique table. The top of it has jade inlay.
o We have an antique table, the top of which has jade inlay.
o We toured a 300-year-old house. The exterior of the house consisted of logs cemented with clay.
o We toured a 300-year-old house, the exterior of which consisted of logs cemented with lay.
• Adjective Clause sering digunakan untuk mengungkapkan kuantitas dengan of. Ungkapan kuantitas mendahului pronoun, dan hanya whom, which, dan whose yang digunakan dalam pola ini.
Ungkapan kuantitas dengan "of" antara lain: some of, none of, both of, one of, many of, two of, all of, each of, most of, dll.
* There are 20 students in my class. Most of them are from the Outside Java.
--> There are 20 students in my class, most of whom are from the Outside Java.
* He gave several reasons. Only a few of them were valid.
--> He gave several reasons, only a few of which were valid.
• Tanda Baca pada Adjective Clauses
Pedoman umum dalam Tanda Baca pada Adjective Clauses yaitu:
o Jangan menggunakan tanda koma bila Adjective Clause diperlukan untuk mengidentifikasi noun yang dijelaskan olehnya.
o Gunakanlah tanda koma bila Adjective Clause hanya berfungsi untuk memberi informasi tambahan dan tidak dimaksudkan untuk mengidentifikasi noun yang dijelaskan olehnya.
Henry whose wife works at a bank came to my house yesterday.
Alex, whose wife works at a bank, came to my house yesterday.
Keterangan:
Contoh pertama menggambarkan bahwa Henry memiliki lebih dari 1 istri. Pada kalimat tersebut pembicara ingin mengindentifikasikan istrinya yang bekerja di Bank, bukan yang lainnya.
Sedangkan pada kalimat kedua, kita sudah jelas, kalau Alex memiliki hanya 1 orang istri. Frase yang berada di antara koma hanya memberikan keterangan tambahan saja. Tanpa frase tersebut pun orang lain sudah mengetahuinya kalau istrinya Alex memang bekerja di sebuah Bank karena memang istrinya cuma 1 itu.
Perhatikan contoh berikut ini untuk lebih jelasnya dalam penggunaan tanda koma dalam Adjective Clause.
o Soekarno, who is the first President of Republic of Indonesia, could deliver speech well.
Perbedaan antara Adjective Clause dan Noun Clause
Karena adanya kesamaan dalam beberapa kata pendahulunya, maka kadang-kadang antara Noun Clause dan Adjective Clause sering membingungkan.
Ada 2 macam perbedaan yang penting antara dua jenis Clause tersebut: perhatikan contoh berikut ini:
• Adjective Clause biasanya didahului oleh noun atau pronoun yang diterangkan.
Adjective Clause
o I know the house where he lives.
(where he lives mempunyai antecedent the house, yang merupakan objek dari kata know)
Noun Clause
o I know where he lives.
(where he lives adalah objek dari kata know)
Preposisi yang mendahului introductory word adalah milik Adjective Clause dan bukan milik Noun Clause.
Adjective Clause
• The woman to whom he has been giving money is a poor relative of his.
(Adjective Clause dimulai dengan to yang merupakan bentuk a prepositional phrase dengan whom dalam Adjective Clause itu. Dan To dapat diletakkan di bagian belakang Adjective Clause. The woman, whom he has been giving money to, is a poor relative of his).
Noun Clause
• He gives money to whoever needs it.
(The Noun Clause dimulai dengan whoever, seluruh Noun Clause itu adalah objek dari to, yang tidak dapat dipindah letaknya. Dan juga -ever- merupakan bentuk yang hanya bergandeng (mengikuti) dengan Noun Clause.
Contoh:
• I have read the book (that) you just mentioned.
Main Clause: I have read the book.
Subordinate Clause: (that) you just mentioned.
Anak kalimat menerangkan kata benda the book, disebut dengan Adjective Clause
• The lesson (that) she is learning is very difficult.
Main Clause: The lesson is very difficult.
Subordinate Clause: (that) she is learning.
Berdasarkan pada the Antecedent yang ditunjuk oleh introductory words (kata-kata pendahulunya), Adjective Clause dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Relative Pronoun
• Kata Ganti Orang
Kata Penghubung yang digunakan adalah : Who, Whom, Whose, That
Fungsi :
a. Subjek:
- He paid the money to the man who / that had done the work
b. Objek Kata Kerja:
- He paid the man whom/that he had hired.
c. Objek Kata Depan:
- He paid the man from whom he had borrowed the money.
d. Kata Ganti Kepunyaan:
- This is the girl whose picture you saw.
• Benda, Binatang
Kata Penghubung yang digunakan adalah: Which, that
Fungsi:
a. Subjek:
- Here is a book which/that describes animals.
b. Objek Kata Kerja:
- The chair which/that he broke is being repaired.
c. Objek Kata Depan:
- She was wearing the coat for which she had paid $2,00.
2. Relative Adverbs
• Waktu
Kata Penghubung yang digunakan: when
- This is the year when the Olympic Games are held.
• Tempat
Kata Penghubung yang digunakan: where
- Here is the house where I live.
• Alasan
Kata Penghubung yang digunakan: when
- Give me one good reason why you did that.
1. Relative Pronoun
Yaitu Adjective Clause dengan memakai kata penghubung Relative Pronoun.
• The boy is called Bob. He gave me a present.
o The boy who gave me a present is called Bob. atau
o The boy who is called Bob gave me a present.
Beberapa contoh Adjective Clause lainnya:
• The boy whose radio was stolen is a student.
• The girl whom I gave a special reward is a bright student.
• The bike which I borrowed last week was sold.
2. Relative Adverb
Pelajaran tentang ini dibahas lebih lengkap pada Relative Clause. Hal-hal yang perlu ditambahkan di sini, yaitu:
• Kata Why (yang menunjukkan alasan) yang menjadi Adverb penghubung, mungkin (kadang-kadang) dapat digantikan dengan that atau kadang-kadang dapat dihilangkan dalam kalimat.
- The reason (that) I came should be obvious to you.
- The reason (why) I came should be obvious to you.
- The reason I came should be obvious to you.
• When atau Where Bering dapat Baling ditukarkan dengan Preposition yang menunjukkan tempat (a preposition of Place) ditambah dengan Which.
- The small town in which (= where) I was born has grown to a large metropolis.
- The day on which (= when) they were to leave finally arrived.
Kadang-kadang that dapat menggantikan where atau when.
• The day that (or when, on which) the trial was to take place was a stormy one.
• Please suggest a good place that (or where) we can meet
Beberapa Hal Penting yang Berkaitan dengan Adjective Clause
• Perubahan dari Adjective Clause menjadi Adjective Phrase.
o Adjective Clause dapat dirubah menjadi Adjective Phrase yang menjelaskan noun tanpa ada perubahan arti kalimat.
o Hanya Adjective Clause yang mempunyai subjek pronoun: who, which atau that yang dapat dirubah menjadi Adjective Phrase.
o Adjective Clause dengan subjek: whom tidak dapat dirubah menjadi Adjective Phrase.
Perhatikan Contoh berikut:
a. Adjective Clause
* The girl who is sitting next to me is Lisa.
==> The boy is playing the piano is Bent.
b. Adjective Phrase
* The girl sitting next to me is Lisa.
==> The boy playing the piano is Bent.
• Cara mengubah Adjective Clause menjadi Adjective Phrase.
(1) Subjek pronoun dan verb be dihilangkan.
* Adjective Clause: The man who is talking to Taylor is from Japan.
* Adjective Phrase: The man talking to Taylor is from Japan.
* Adjective Clause: The ideas which are presented in that book are interesting.
* Adjective Phrase: The ideas presented in that book are interesting.
* Adjective Clause: Ali is the man who is responsible for preparing the budget.
* Adjective Phrase: Ali is the man responsible for preparing the budget.
* Adjective Clause: The books that are on the shelf are mine.
* Adjective Phrase: The books on the shelf are mine.
(2) Jika tidak ada verb be dalam Adjective Clause, seringkali subjek pronoun dapat dihilangkan dan mengubah kata kerja dalam Clause itu menjadi bentuk -ing.
* Adjective Clause: English has an alphabet that consists of 26 letters.
* Adjective Phrase: English has an alphabet consisting of 26 letters.
* Adjective Clause: Anyone who wants to come with us is welcome.
* Adjective Phrase: Anyone wanting to come with us is welcome.
• Seringkali Adjective Clause digunakan dalam pola: noun + of which. Pola ini terutama digunakan untuk tulisan bahasa Inggris resmi (formal written English). Dalam pola ini biasanya Adjective Clause menerangkan "sesuatu".
* We have an antique table. The top of it has jade inlay.
o We have an antique table, the top of which has jade inlay.
o We toured a 300-year-old house. The exterior of the house consisted of logs cemented with clay.
o We toured a 300-year-old house, the exterior of which consisted of logs cemented with lay.
• Adjective Clause sering digunakan untuk mengungkapkan kuantitas dengan of. Ungkapan kuantitas mendahului pronoun, dan hanya whom, which, dan whose yang digunakan dalam pola ini.
Ungkapan kuantitas dengan "of" antara lain: some of, none of, both of, one of, many of, two of, all of, each of, most of, dll.
* There are 20 students in my class. Most of them are from the Outside Java.
--> There are 20 students in my class, most of whom are from the Outside Java.
* He gave several reasons. Only a few of them were valid.
--> He gave several reasons, only a few of which were valid.
• Tanda Baca pada Adjective Clauses
Pedoman umum dalam Tanda Baca pada Adjective Clauses yaitu:
o Jangan menggunakan tanda koma bila Adjective Clause diperlukan untuk mengidentifikasi noun yang dijelaskan olehnya.
o Gunakanlah tanda koma bila Adjective Clause hanya berfungsi untuk memberi informasi tambahan dan tidak dimaksudkan untuk mengidentifikasi noun yang dijelaskan olehnya.
Henry whose wife works at a bank came to my house yesterday.
Alex, whose wife works at a bank, came to my house yesterday.
Keterangan:
Contoh pertama menggambarkan bahwa Henry memiliki lebih dari 1 istri. Pada kalimat tersebut pembicara ingin mengindentifikasikan istrinya yang bekerja di Bank, bukan yang lainnya.
Sedangkan pada kalimat kedua, kita sudah jelas, kalau Alex memiliki hanya 1 orang istri. Frase yang berada di antara koma hanya memberikan keterangan tambahan saja. Tanpa frase tersebut pun orang lain sudah mengetahuinya kalau istrinya Alex memang bekerja di sebuah Bank karena memang istrinya cuma 1 itu.
Perhatikan contoh berikut ini untuk lebih jelasnya dalam penggunaan tanda koma dalam Adjective Clause.
o Soekarno, who is the first President of Republic of Indonesia, could deliver speech well.
Perbedaan antara Adjective Clause dan Noun Clause
Karena adanya kesamaan dalam beberapa kata pendahulunya, maka kadang-kadang antara Noun Clause dan Adjective Clause sering membingungkan.
Ada 2 macam perbedaan yang penting antara dua jenis Clause tersebut: perhatikan contoh berikut ini:
• Adjective Clause biasanya didahului oleh noun atau pronoun yang diterangkan.
Adjective Clause
o I know the house where he lives.
(where he lives mempunyai antecedent the house, yang merupakan objek dari kata know)
Noun Clause
o I know where he lives.
(where he lives adalah objek dari kata know)
Preposisi yang mendahului introductory word adalah milik Adjective Clause dan bukan milik Noun Clause.
Adjective Clause
• The woman to whom he has been giving money is a poor relative of his.
(Adjective Clause dimulai dengan to yang merupakan bentuk a prepositional phrase dengan whom dalam Adjective Clause itu. Dan To dapat diletakkan di bagian belakang Adjective Clause. The woman, whom he has been giving money to, is a poor relative of his).
Noun Clause
• He gives money to whoever needs it.
(The Noun Clause dimulai dengan whoever, seluruh Noun Clause itu adalah objek dari to, yang tidak dapat dipindah letaknya. Dan juga -ever- merupakan bentuk yang hanya bergandeng (mengikuti) dengan Noun Clause.
KONDISI PADA PASCAL
kondisi adalah proses penentuan langkah berikutnya berdasarkan proses yang terjadi sebelumnya. Seleksi kondisi ini sangat penting dalam pemrograman sebab dengan adanya seleksi kondisi, program dapat menentukan proses apa yang harus dilakukan selanjutnya berdasarkan keadaan sebelumnya. Sehingga nampak seolah-olah program dapat berpikir dan mengambil keputusan. Disinilah letak kekurangan komputer yaitu tidak mampu berpikir sendiri, semua hal yang dilakukan adalah berdasarkan perintah.
Dalam Pascal ada tiga macam perintah seleksi kondisi, yaitu
statement : if…then.. : digunakan untuk mengambil satu keputusan diantara dua pilihan.
Sedangkan if..then..else.. dan case..of.. : digunakan untuk mengambil satu keputusan diantara banyak pilihan.
CONTOH PROGRAM :
Uses Crt;
Var
Nil1, Nil2 : Integer;
NilRata : Real;
Begin
ClrScr;
Write('Masukan Nilai 1 : ');
ReadLn(Nil1);
Write('Masukan Nilai 2 : ');
ReadLn(Nil2);
NilRata := (Nil1 + Nil2)/2;
WriteLn('Nilai Rata-Rata = ', NilRata:5:2);
IF NilRata >= 60 THEN
WriteLn('Hasilnya = Lulus')
ELSE
WriteLn('Hasilnya = Gagal');
ReadLn;
End.
Dalam Pascal ada tiga macam perintah seleksi kondisi, yaitu
statement : if…then.. : digunakan untuk mengambil satu keputusan diantara dua pilihan.
Sedangkan if..then..else.. dan case..of.. : digunakan untuk mengambil satu keputusan diantara banyak pilihan.
CONTOH PROGRAM :
Uses Crt;
Var
Nil1, Nil2 : Integer;
NilRata : Real;
Begin
ClrScr;
Write('Masukan Nilai 1 : ');
ReadLn(Nil1);
Write('Masukan Nilai 2 : ');
ReadLn(Nil2);
NilRata := (Nil1 + Nil2)/2;
WriteLn('Nilai Rata-Rata = ', NilRata:5:2);
IF NilRata >= 60 THEN
WriteLn('Hasilnya = Lulus')
ELSE
WriteLn('Hasilnya = Gagal');
ReadLn;
End.
TOOLS SYSTEM
Windows menggabungkan alat-alat tertentu seperti Disk Defragmenter, Disk Clean-up adalah alat untuk ruang disk, Tugas Terjadwal, dll.Hampir semua perangkat tersebut dirancang untuk mengoptimalkan perilaku komputer.
Selanjutnya kita akan belajar lebih terinci tentang beberapa alat yang paling berguna.
1.The scandisk
Alat ini digunakan untuk mencari kesalahan dalam sistem unit dan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan. Ketika komputer dimatikan secara tiba-tiba ada kemungkinan bahwa beberapa file mungkin rusak. Scandisk diluncurkan untuk memeriksa sistem dan memperbaiki segala kesalahan yang mungkin ditemukan. Alat ini biasanya digunakan ketika kita memiliki disk yang rusak. Dengan menggunakan itu kita dapat memperbaiki kesalahan yang mungkin dan karena itu mengembalikan informasi yang dikandungnya.
2.Disk Defragmenter
Alat ini bertugas mereorganisasi informasi yang disimpan dalam disk, alat ini pun juga dapat memperbaiki kesalahan pada unit. Windows menggabungkan alat ini karena disk menjadi lambat seperti kita menyimpan data baru dan menghapus data lama. Inilah sebabnya mengapa kita perlu untuk mengatur kembali informasi sehingga ruang bebas diantara informasi yang menghilang dan performa harddisk kita membaik. Dengan melakukan ini kita juga akan dapat mengakses informasi lebih cepat. Free space yang dihasilkan ketika informasi dari disk yang akan dihapus, akan mempengaruhi ukuran file dan program yang digunakan. Ini adalah alasan mengapa ketika kita melihat properti dari file muncul dua ukuran, ukuran nyata dari file dan ruang yang file digunakan dalam disk. Jika kita adalah defragment disk, kita akan melihat bahwa perbedaan antara kedua ukuran tersebut berkurang .
3.Information system
Alat ini, seperti namanya, bertanggung jawab atas menampilkan informasi tentang sistem, seperti aplikasi yang terinstal, driver, prosesor, dll.Di sini Anda dapat menemukan informasi seperti model, versi, perusahaan dari program komputer dan perangkat keras anda. Ada juga informasi yang lebih spesifik yang hanya untuk digunakan oleh para ahli, seperti the E/S, Ports, etc.
4.System Restore
Alat ini bertugas memulihkan registri Windows, yang merupakan tempat dimana semua informasi tentang perubahan konfigurasi disimpan.
Sistem itu sendiri membuat salinan registri sewaktu-waktu. Jadi dengan alat ini kita bisa mengembalikan beberapa salinan atau kita bisa menghasilkan salinan baru dari registri saat ini ketika kita akan membuat perubahan-perubahan penting pada konfigurasi sistem. Dengan cara ini kita dapat dengan mudah kembali dan mengembalikan sistem jika konfigurasi yang baru tidak bekerja dengan benar.
5.Memformat disk
Sebelum memformat disk Anda perlu mempertimbangkan bahwa proses ini akan menghapus semua informasi yang disimpan pada disk. Ini adalah alat yang berguna jika Anda ingin menghapus semua isi dari sebuah disk dan pada saat yang sama memastikan bahwa disket tersebut tidak memiliki virus.
6.Mengkosongkan Ruang Disk
Alat ini sangat berguna karena memungkinkan kita untuk mengosongkan disk informasi yang kita tidak gunakan, seperti file-file sementara, file internet, atau bahkan file dalam Recycle Bin.
7.Character map
Tool ini berguna untuk menyisipkan simbol yang tidak dimiliki oleh keyboard.
Langkah-langkah untuk mengakses alat ini adalah sebagai berikut :
• Klik Start pada menu.
• pilih All Programs, kemudian pilih Accesories dan kemudian System tools.
• pilih Character Map.
Untuk mendapatkan karakter, tempatkan kursor pada simbol dan klik Select dan kemudian Copy.
Pada pojok kanan bawah akan menunjukkan keystroke yang akan memungkinkan kita untuk menggunakan simbol ini. Sebagai contoh Alt + 233 memungkinkan kita untuk mengambil simbol é, yang muncul dipilih pada gambar, Alt 128 mengambil € simbol euro. Perlu diketahui bahwa karakter dapat memiliki kombinasi yang berbeda dalam font yang berbeda.
Jika Anda tidak menemukan simbol yang Anda cari lain Anda bisa memilih font sampai Anda menemukan salah satu yang mencakup simbol yang Anda cari.
Selanjutnya kita akan belajar lebih terinci tentang beberapa alat yang paling berguna.
1.The scandisk
Alat ini digunakan untuk mencari kesalahan dalam sistem unit dan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan. Ketika komputer dimatikan secara tiba-tiba ada kemungkinan bahwa beberapa file mungkin rusak. Scandisk diluncurkan untuk memeriksa sistem dan memperbaiki segala kesalahan yang mungkin ditemukan. Alat ini biasanya digunakan ketika kita memiliki disk yang rusak. Dengan menggunakan itu kita dapat memperbaiki kesalahan yang mungkin dan karena itu mengembalikan informasi yang dikandungnya.
2.Disk Defragmenter
Alat ini bertugas mereorganisasi informasi yang disimpan dalam disk, alat ini pun juga dapat memperbaiki kesalahan pada unit. Windows menggabungkan alat ini karena disk menjadi lambat seperti kita menyimpan data baru dan menghapus data lama. Inilah sebabnya mengapa kita perlu untuk mengatur kembali informasi sehingga ruang bebas diantara informasi yang menghilang dan performa harddisk kita membaik. Dengan melakukan ini kita juga akan dapat mengakses informasi lebih cepat. Free space yang dihasilkan ketika informasi dari disk yang akan dihapus, akan mempengaruhi ukuran file dan program yang digunakan. Ini adalah alasan mengapa ketika kita melihat properti dari file muncul dua ukuran, ukuran nyata dari file dan ruang yang file digunakan dalam disk. Jika kita adalah defragment disk, kita akan melihat bahwa perbedaan antara kedua ukuran tersebut berkurang .
3.Information system
Alat ini, seperti namanya, bertanggung jawab atas menampilkan informasi tentang sistem, seperti aplikasi yang terinstal, driver, prosesor, dll.Di sini Anda dapat menemukan informasi seperti model, versi, perusahaan dari program komputer dan perangkat keras anda. Ada juga informasi yang lebih spesifik yang hanya untuk digunakan oleh para ahli, seperti the E/S, Ports, etc.
4.System Restore
Alat ini bertugas memulihkan registri Windows, yang merupakan tempat dimana semua informasi tentang perubahan konfigurasi disimpan.
Sistem itu sendiri membuat salinan registri sewaktu-waktu. Jadi dengan alat ini kita bisa mengembalikan beberapa salinan atau kita bisa menghasilkan salinan baru dari registri saat ini ketika kita akan membuat perubahan-perubahan penting pada konfigurasi sistem. Dengan cara ini kita dapat dengan mudah kembali dan mengembalikan sistem jika konfigurasi yang baru tidak bekerja dengan benar.
5.Memformat disk
Sebelum memformat disk Anda perlu mempertimbangkan bahwa proses ini akan menghapus semua informasi yang disimpan pada disk. Ini adalah alat yang berguna jika Anda ingin menghapus semua isi dari sebuah disk dan pada saat yang sama memastikan bahwa disket tersebut tidak memiliki virus.
6.Mengkosongkan Ruang Disk
Alat ini sangat berguna karena memungkinkan kita untuk mengosongkan disk informasi yang kita tidak gunakan, seperti file-file sementara, file internet, atau bahkan file dalam Recycle Bin.
7.Character map
Tool ini berguna untuk menyisipkan simbol yang tidak dimiliki oleh keyboard.
Langkah-langkah untuk mengakses alat ini adalah sebagai berikut :
• Klik Start pada menu.
• pilih All Programs, kemudian pilih Accesories dan kemudian System tools.
• pilih Character Map.
Untuk mendapatkan karakter, tempatkan kursor pada simbol dan klik Select dan kemudian Copy.
Pada pojok kanan bawah akan menunjukkan keystroke yang akan memungkinkan kita untuk menggunakan simbol ini. Sebagai contoh Alt + 233 memungkinkan kita untuk mengambil simbol é, yang muncul dipilih pada gambar, Alt 128 mengambil € simbol euro. Perlu diketahui bahwa karakter dapat memiliki kombinasi yang berbeda dalam font yang berbeda.
Jika Anda tidak menemukan simbol yang Anda cari lain Anda bisa memilih font sampai Anda menemukan salah satu yang mencakup simbol yang Anda cari.
QUICK BASIC
Qbasic adalah salah satu bahasa pemrograman yang menggunakan bahasa basic, Qbasic sendiri singkatan dari Quick Basic yang merupakan salah satu produk Microsoft. Qbasic cukup baik untuk belajar dasar pemrograman. Bahasa Qbasic ini dapat dipelajari dari internet dan program Qbasic dapat di download dari internet juga walau masih versi 1.1.
Cara menginstallnya:
1. Hasil download (olddos.exe) letakkan di folder C:\qbasic
2. Double click olddos.exe
3. Jalankan Qbasic dengan mendouble click qbasic.exe
ini adalah tampilan dari Qbasic ketika pertama kali dijalankan.Tekan ESC untuk lanjut ke layar untuk memulai program.
Seperti kebayakan bahasa pemrograman, BASIC juga memiliki tiga struktur, yaitu: INPUT,PROSES,dan OUTPUT. Yang membedakan dengan pemrograman lainnya adalah, BASIC merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi, karena bahasa yang digunakan mendekati bahasa manusia, dlam hal ini bahasa inggris (bahasa internasional), maka dari itu BASIC dikhususkan untuk pemula, meski banyak juga programmer pro, yang make bahasa BASIC.
Agar lebih mudah memahami, setiap contoh program yang saya contohkan, kalian bisa mengetikkannya di QBASIC !!
Pembagian INPUT, PROSES, dan OUTPUTnya seperti dibawah ini:
Input dibagi jadi tiga bagian:
• Input Numerik (berupa angka/integer), Contoh : A = 5
• Input Character(berupa huruf-huruf/string) Contoh : A$ = “blah blah”
• Input dari User (menggunakan statement input) contoh: INPUT “nama”, nama${nantinya akan meminta nama,kemudian “nama$” adalah variabel untuk menyimpan masukan dari user, yang nantinya akan dipanggil dengan nama variabel yang sama. Bisa juga langsung memasukkan variabel seperti Input numerik dan karakter}
Proses dibagi jadi dua bagian:
• Formula/rumus, Contoh : Z=X*Y
• Kondisi, Contoh : if X > 9 or X = 9 then Print “A”else if X > 7 or X = 7 then Print “B”else Print “C”endif
Output dibagi jadi tiga bagian:
• Numerik, Contoh : Print 13, outputnya 13
• Karakter, Contoh : Print “namaku banu”, outputnya namaku banu
• Proses, Contoh: Print 2*3 ,outputnya 6
Di bawah ini ada 2 contoh program untuk mempermudah penjelasan di atas:
input a=3 {input mumerik}
input b=4 {input mumerik}
c=a+b {proses perumusan}
print c{output numerik, karena “c” mengandung suatu nilai}
end
____________________________________
input “Masukkan Panjang:”,p {contoh input karakter}
input “Masukkan Lebar:”,l {contoh input karakter}
L=p*l
K=2*(p*l)
Print “Luasnya adalah”{contoh output karakter};L;”dan Kelilingnya adalah”{contoh output karakter}; K {titik koma untuk memisahkan }
end
____________________________________
Pada bahasa BASIC, simbol matematikanya sama dengan yang digunakan pada flowchart:
Perpangkatan (^)
Perkalian (*)
Pembagian (/)
Penjumlahan (+)
Pengurangan (-)
TIPE DATA YANG DIGUNAKAN DALAM QBASIC :
STATEMENT
Statement atau pernyataan atau deklarasi adalah bagian dari program.Statement selalu diawali dengan kata kerja perintah (verb).Untuk dapat membuat suatu program dengan lancer, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana menulis suatu bentuk statement dengan benar.Bila penulisan suatu bentuk statement menyalahi aturannya, maka tidak akan dapat diproses oleh computer dan aka nada pemberitahuan kesalahan, yaitu SYNTAX ERROR.
1.STATEMENT PRINT
Sebelum kita mulai, mari kita melihat layar pada QBasic.Di layar tersebut terdapat menu-menu, Menu tersebut terdiri : File, Edit, View, Search, Run, Debug, Options, dan Help.Ini adalah tampilan dari layar tersebut.
Program Pertama Anda.
Dengan kursor berkedip (_) di sudut kiri atas layar, coba ketikan ini:
PRINT "Welcome to QBASIC. Your wish is my command."
Pastikan tampak persis seperti itu. tanda kutip itu (") sangat penting. Jika Anda membuat kesalahan, gunakan tombol untuk memperbaikinya.
Anda harus menjalankannya untuk mencari tahu. Cari kata "Run" pada menu QBasic di bagian atas layar. Klik di atasnya. Sekarang Anda akan melihat menu dengan daftar pilihan (Start, Restart, dan Lanjut). Klik Mulai untuk menjalankan program Anda. Anda mungkin harus melihat ke sekeliling di layar sedikit, tetapi Anda harus menemukan pesan Anda:
C: \ WINDOWS> QBasic
Welcome to QBASIC. Your wish is my command.
PRINT
PRINT mencetak halaman layar. Jangan lupa untuk menempatkan apa yang ingin Anda katakan dalam tanda kutip ganda (").
Press any key to continue?
Di bagian bawah layar Anda akan melihat pesan " Press any key to continue ". Tekan untuk kembali ke QBasic. Ini adalah cara Qbasic untuk memperbolehkan Anda untuk melihat program yang telah anda buat.
ada cara lain jika kita tidak ingin mengetikan kata “PRINT” dalam program.Karena kata print dapat digantikan dengan “?”.jika anda tidak percaya, Cobalah Sekarang ketik ini:
? "Programming is fun."
dan tekan lagi.
Cara menginstallnya:
1. Hasil download (olddos.exe) letakkan di folder C:\qbasic
2. Double click olddos.exe
3. Jalankan Qbasic dengan mendouble click qbasic.exe
ini adalah tampilan dari Qbasic ketika pertama kali dijalankan.Tekan ESC untuk lanjut ke layar untuk memulai program.
Seperti kebayakan bahasa pemrograman, BASIC juga memiliki tiga struktur, yaitu: INPUT,PROSES,dan OUTPUT. Yang membedakan dengan pemrograman lainnya adalah, BASIC merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi, karena bahasa yang digunakan mendekati bahasa manusia, dlam hal ini bahasa inggris (bahasa internasional), maka dari itu BASIC dikhususkan untuk pemula, meski banyak juga programmer pro, yang make bahasa BASIC.
Agar lebih mudah memahami, setiap contoh program yang saya contohkan, kalian bisa mengetikkannya di QBASIC !!
Pembagian INPUT, PROSES, dan OUTPUTnya seperti dibawah ini:
Input dibagi jadi tiga bagian:
• Input Numerik (berupa angka/integer), Contoh : A = 5
• Input Character(berupa huruf-huruf/string) Contoh : A$ = “blah blah”
• Input dari User (menggunakan statement input) contoh: INPUT “nama”, nama${nantinya akan meminta nama,kemudian “nama$” adalah variabel untuk menyimpan masukan dari user, yang nantinya akan dipanggil dengan nama variabel yang sama. Bisa juga langsung memasukkan variabel seperti Input numerik dan karakter}
Proses dibagi jadi dua bagian:
• Formula/rumus, Contoh : Z=X*Y
• Kondisi, Contoh : if X > 9 or X = 9 then Print “A”else if X > 7 or X = 7 then Print “B”else Print “C”endif
Output dibagi jadi tiga bagian:
• Numerik, Contoh : Print 13, outputnya 13
• Karakter, Contoh : Print “namaku banu”, outputnya namaku banu
• Proses, Contoh: Print 2*3 ,outputnya 6
Di bawah ini ada 2 contoh program untuk mempermudah penjelasan di atas:
input a=3 {input mumerik}
input b=4 {input mumerik}
c=a+b {proses perumusan}
print c{output numerik, karena “c” mengandung suatu nilai}
end
____________________________________
input “Masukkan Panjang:”,p {contoh input karakter}
input “Masukkan Lebar:”,l {contoh input karakter}
L=p*l
K=2*(p*l)
Print “Luasnya adalah”{contoh output karakter};L;”dan Kelilingnya adalah”{contoh output karakter}; K {titik koma untuk memisahkan }
end
____________________________________
Pada bahasa BASIC, simbol matematikanya sama dengan yang digunakan pada flowchart:
Perpangkatan (^)
Perkalian (*)
Pembagian (/)
Penjumlahan (+)
Pengurangan (-)
TIPE DATA YANG DIGUNAKAN DALAM QBASIC :
STATEMENT
Statement atau pernyataan atau deklarasi adalah bagian dari program.Statement selalu diawali dengan kata kerja perintah (verb).Untuk dapat membuat suatu program dengan lancer, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana menulis suatu bentuk statement dengan benar.Bila penulisan suatu bentuk statement menyalahi aturannya, maka tidak akan dapat diproses oleh computer dan aka nada pemberitahuan kesalahan, yaitu SYNTAX ERROR.
1.STATEMENT PRINT
Sebelum kita mulai, mari kita melihat layar pada QBasic.Di layar tersebut terdapat menu-menu, Menu tersebut terdiri : File, Edit, View, Search, Run, Debug, Options, dan Help.Ini adalah tampilan dari layar tersebut.
Program Pertama Anda.
Dengan kursor berkedip (_) di sudut kiri atas layar, coba ketikan ini:
PRINT "Welcome to QBASIC. Your wish is my command."
Pastikan tampak persis seperti itu. tanda kutip itu (") sangat penting. Jika Anda membuat kesalahan, gunakan tombol
Anda harus menjalankannya untuk mencari tahu. Cari kata "Run" pada menu QBasic di bagian atas layar. Klik di atasnya. Sekarang Anda akan melihat menu dengan daftar pilihan (Start, Restart, dan Lanjut). Klik Mulai untuk menjalankan program Anda. Anda mungkin harus melihat ke sekeliling di layar sedikit, tetapi Anda harus menemukan pesan Anda:
C: \ WINDOWS> QBasic
Welcome to QBASIC. Your wish is my command.
PRINT mencetak halaman layar. Jangan lupa untuk menempatkan apa yang ingin Anda katakan dalam tanda kutip ganda (").
Press any key to continue?
Di bagian bawah layar Anda akan melihat pesan " Press any key to continue ". Tekan
ada cara lain jika kita tidak ingin mengetikan kata “PRINT” dalam program.Karena kata print dapat digantikan dengan “?”.jika anda tidak percaya, Cobalah Sekarang ketik ini:
? "Programming is fun."
dan tekan
Kamis, 12 Januari 2012
PENTINGNYA MOTIVASI DALAM ORGANISASI
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yag berarti dorongan atau menggerakkan. Dalam kehidupan , motivasi memiliki peranan yang sangat penting. Sebab motivasi adalah hal yang menyebabkan , menyalurkan dan mendukung perilaku manusia , sehingga mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang , maka dapat di pastikan bahwa orang itu tidak akan perah bergerak sedikitpun dari tempatnya berada. Begitupun dalam kehidupan berorganisasi, otivasi organisasi sangat mutlak adanya. Sehebat apapun rencana yang telah diuat oleh ketua organisasi , apabila dalam proses aplikasiya dilakukan oleh anggota yang kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi yang kuat , maka akan menyebabkan tidak terealisasikan rencana tersebut. Tidak salah jika kemudian Flipo mendefinisikn nya dengan “direction or motivation is essense, it is a kill in aligning employee and organization inerest so that behavior result achievement of employee want simultaneously with attaiment or organizatioanl objectives. Motivasi organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pengawai dan organisasi agar mau bekerja. Beradasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia akan termotivasi oleh kebutuhan yang dimilikinya. Pendapat ini sejalan dengan Robin yang mengemukakan bahwa motivasi organisasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang di kondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Baron dalam Mangkunegara medefinisikan motivasi organisasi sebagai proses pemberian dorongan kepada anak buah supaya anak buah dapat bekerja sejalan dengan batasan yang diberikan guna mencapai tujan organisasi secara optimal . Motivasi ini dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan doronagn dalam diri. Terkait dengan motivasi organisasi , perlu kita pahami, lima fungsi utama manajemen adalah planning, organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada pelaksanaanya, setelah rencana dibuat , organisasi dibentuk, dan disusun personalianya , langkah berikutnya adalah menugaskan atau mengarahkan anggota menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan . Fungsi pengarahan ini secara sederhan membuat anggota melakukan sesuatu sesuai dengan aopa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Memotivasi organisasi merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan ketua organisasi untuk memotivasi anggotanya akan sangan menentukan efektifitas ketua. Ketua harus dapat memotivasi para anggotanya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja merka meningkat. Jika ketua membiarkan anggotanya berjalan tanpa motivasi, maka bisa di pastikan kinerja organisasi yang memburuk , menemukan kegagalan program kerja bahkan terancam bubar.
Menurut Atkinson, suat organisme (dalam diri manusia dan hewan) yang dimotvasi akan terjuan ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih efisien daripada yang tidak di motivasi. Selain menguatkan organisme itu, motivasi organisasi cenderung mengarahkan perilaku (orang yang lapar dimotivasi untuk mencari makan , orang yang haus untuk minum, dll ). Jika demikian , motivasi organisasi sebisa mungkin memahami masalah anggotanya , sehingga bisa memecahkan masalah secara formal maupun informal . Baik secara organisatoris maupun pendekatan secara personal. Sebagai pimpna organisasi , sebisa mungkin memahami masalah anggotanya sehingga bisa memecahkan masalah scra bersama. Peran sevaluasi sangat pentig dalam hal ini. Sehingga tidak ada anggota yang merasa terpaksa menjalankan roda organisasi. Apalagi jika organisasi bersifat sukarela, alias tidak ada upah kerja untuk anggotanya.
Menurut Atkinson, suat organisme (dalam diri manusia dan hewan) yang dimotvasi akan terjuan ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih efisien daripada yang tidak di motivasi. Selain menguatkan organisme itu, motivasi organisasi cenderung mengarahkan perilaku (orang yang lapar dimotivasi untuk mencari makan , orang yang haus untuk minum, dll ). Jika demikian , motivasi organisasi sebisa mungkin memahami masalah anggotanya , sehingga bisa memecahkan masalah secara formal maupun informal . Baik secara organisatoris maupun pendekatan secara personal. Sebagai pimpna organisasi , sebisa mungkin memahami masalah anggotanya sehingga bisa memecahkan masalah scra bersama. Peran sevaluasi sangat pentig dalam hal ini. Sehingga tidak ada anggota yang merasa terpaksa menjalankan roda organisasi. Apalagi jika organisasi bersifat sukarela, alias tidak ada upah kerja untuk anggotanya.
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI JAWA TENGAH
Keadaan Lingkungan Hidup di Pesisir Jawa Tengah
Dari 95.000 hektar kawasan hutan bakau di Provinsi Jawa Tengah, 61.000 hektar di antaranya masuk kategori rusak berat. Penyebab utamanya adalah alih fungsi lahan menjadi areal industri, tambak, pertanian, serta permukiman. Dari data Dinas Kehutanan Jateng, terdapat 14 kabupaten/kota yang kawasan hutan bakaunya masuk kategori rusak berat, yakni Kabupaten Cilacap, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Jepara, Pati, Rembang, serta Kota tegal, Pekalongan, dan Semarang. Dari 14 daerah tersebut, kerusakan hutan bakau paling luas terjadi di Kabupaten Pati, yakni 17.000 hektar. Kerusakan hutan bakau di Kabupaten Demak juga cukup luas, mencapai 8.600 hektar. Untuk memperbaiki ekosistem hutan bakau, pemerintah telah merehabilitasi sejumlah kawasan hutan bakau di Jawa Tengah. Pada tahun 2007, telah dianggarkan dana dari Departemen Kehutanan sebesar Rp 3 juta per hektar, untuk merehabilitasi sekitar 5.000 hektar lahan bakau. “Untuk tahun 2008-2009, pemerintah sedang mendorong rehabilitasi secara swadaya oleh masyarakat supaya mereka memiliki kesadaran mengenai pentingnya hutan bakau.
70 Persen Hutan Mangrove di Indonesia Rusak
Kerusakan hutan mangrove di Indonesia mencapai 70% dari total potensi mangrove yang ada seluas 9,36 juta hektare. Yaitu 48% atau seluas 4,51 juta hektare rusak sedang dan 23% atau 2,15 juta hektare dalam kondisi rusak berat. Berdasarkan data yang ada, dari potensi sumberdaya mangrove seluas 9,36 juta hektare tersebut, 3,7 juta hektare berada di kawasan hutan, sedangkan 5,66 juta hektare di luar kawasan hutan, oleh karenanya untuk mengembalikan hutan mangrove tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan terus menggalakkan penanaman kembali hutan mangrove yang telah rusak. Sejak tahun 2003 hingga 2009 telah melakukan penanaman mangrove untuk rehabilitasi dan mitigasi wilayah Mangrove sebanyak 1,4 juta batang pohon, yaitu 1,15 juta batang untuk rehabilitasi kawasan pesisir dan 263,5 ribu batang untuk mitrigasi wilayah pesisir sehingga secara keseluruhan wilayah pesisir telah direhabilitasi seluas 280,1 hektar. Ekosistem mangrove sangat penting, selain berfungsi sebagai tempat pemijahan biota laut juga mempunyai andil dalam perubahan iklim melalui penyerapan emisi CO2, keterlibatan masyarakat untuk merawat sangat penting, bahkan pihak swasta juga didorong untuk terlibat dalam program ini. Keberadaan hutan mangrove sangat penting, selain sebagai penyerapan polutan, juga melindungi pantai dari abrasi, meredam ombak, arus serta menahan sedimen, disamping itu juga mangrove dapat meredam air lautr pasang yang mengakibatkan rob serta tempat berkembang biaknya biota laut.
20 Desa di Pesisir Pantura Rawan Abrasi
Dinas Peternakan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Kendal, mencatat 20 desa di enam kecamatan menjadi daerah rawan abrasi. Desa-desa tersebut berada di Kecamatan Cepiring, Kaliwungu, Kangkung, Kota Kendal, Patebon, dan Rowosari. Ancaman itu datang akibat 2 kilometer dari 40 kilometer panjang pesisir pantai utara di Kendal, Jawa Tengah, terancam abrasi karena rob.
Keadaan lingkungan pesisir di jawa tengah sangat memperihatinkan melihat data-data diatas 61.000 dari 95.000 hektare hutan bakau di di jawa tengah dinyatakan rusak berat. Penyebab utamanya adalah alih fungsi lahan menjadi areal industri, tambak, pertanian, serta permukiman. Reklamasi areal hutan bakau menjadi kawasan wisata juga menjadi penyebab kerusakan bakau yang memiliki fungsi utama menahan erosi dan abrasi air laut tersebut. Reklamasi yang dilakukan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan hidup sangat merusak ekosistem di kawasan pantai. “Rusaknya hutan bakau, berdampak pula pada meluasnya banjir dan rob. Perilaku masyarakat di kawasan pesisir dalam memanen bakau juga kurang memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian dan konservasi lingkungan hidup. Padahal, seharusnya, untuk setiap bakau yang ditebang harus dilakukan penanaman kembali. Kerusakan hutan bakau di Jawa Tengah salah satunya disebabkan minimnya lahan pantai yang dimiliki pemerintah. “Sekitar 65 persen dari kawasan pantai dimiliki oleh pihak swasta. Dengan demikian, fungsi kontrol pemerintah tidak bisa optimal. Permasalahan ini juga banyak menemui hambatan dan semakin pelik ketika anggaran pemerintah daerah untuk program penyelamatan pesisir dari abrasi sangat terbatas. "Kebijakan penyelamatan pesisir selama ini kurang maksimal karena terbatasnya dana pemerintah daerah proaktif untuk mencari dana bantuan dari pusat ketika dana dari APBD tidak cukup. Upaya penyelamatan pesisir dari ancama bencana dibutuhkan kajian yang mendalam. "Pelajari masalahnya dulu, kaji untuk cari solusi, penanaman tanaman jenis bakau atau cemara laut bisa jadi salah satu solusi. "Namun, tidak menutup kemungkinan bisa dibuatkan sabuk pantai atau pemecah ombak. Yang jelas untuk pembangunan pemecah ombak biayanya cukup besar. Untuk menangani pantai yang terkena abrasi, sedimentasi, dan kerusakan wilayah pesisir juga dibutuhkan peran pihak lain di luar kedinasan. Kerusakan yang terjadi di laut tidak terlepas dari banyaknya hutan yang telah gundul. "Penanganan abrasi pantai harus dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa lini, termasuk Perhutani. Bisa dengan membantu dinas terkait melakukan penghijauan di sekitar pantai.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, siap menyeret para perusak konservasi pesisir ke pengadilan. Langkah itu dia lakukan demi mengamankan ekosistem pantai di Indonesia yang mengalami kerusakan semakin parah. "Mereka akan memenjarakan para pengusaha yang terbukti merusak ekosistem pantai karena kerusakan terindikasi adanya kesengajaan dari mereka. Kerusakan parah ekosistem pantai itu, katanya, dibuktikan dengan abrasi pantai yang semakin luas hingga ke permukiman dan hilangnya ikan dari habitat pantai. "Pemukiman penduduk sekitar pantai terancam terendam sedangkan produksi ikan nelayan turun karena lari menjauh dari sekitar pantai. Kementerian Kelautandan Periakanan akan bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan dengan menyiapkan puluhan juta bibit mangrove untuk membantu pengembalian ekosistem pantai. Kampanye melalui gerakan penanaman mangrove itu juga melibatkan elemen generasi muda melalui pramuka, pelajar, dan santri. Kegiatan tersebut haruslah digalakkan, melalui akses akses seperti kegiatan-kegiatan dan pendidikian yang berpeduli lingkungan, dalam hal ini khususnya pada lingkungan pesisir yang menurut saya kurang dapat perhatian. Dengan adanya upaya pemecahan masalah yang dilakukan oleh pemerintah ini masyarakat berfungsi sebagai pengawas dan pengendali dari upaya pemerintah melalui kebijakan dan program untuk penanganan masalah di pesisir pantai khusunya Jawa Tengah.
Dari 95.000 hektar kawasan hutan bakau di Provinsi Jawa Tengah, 61.000 hektar di antaranya masuk kategori rusak berat. Penyebab utamanya adalah alih fungsi lahan menjadi areal industri, tambak, pertanian, serta permukiman. Dari data Dinas Kehutanan Jateng, terdapat 14 kabupaten/kota yang kawasan hutan bakaunya masuk kategori rusak berat, yakni Kabupaten Cilacap, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Jepara, Pati, Rembang, serta Kota tegal, Pekalongan, dan Semarang. Dari 14 daerah tersebut, kerusakan hutan bakau paling luas terjadi di Kabupaten Pati, yakni 17.000 hektar. Kerusakan hutan bakau di Kabupaten Demak juga cukup luas, mencapai 8.600 hektar. Untuk memperbaiki ekosistem hutan bakau, pemerintah telah merehabilitasi sejumlah kawasan hutan bakau di Jawa Tengah. Pada tahun 2007, telah dianggarkan dana dari Departemen Kehutanan sebesar Rp 3 juta per hektar, untuk merehabilitasi sekitar 5.000 hektar lahan bakau. “Untuk tahun 2008-2009, pemerintah sedang mendorong rehabilitasi secara swadaya oleh masyarakat supaya mereka memiliki kesadaran mengenai pentingnya hutan bakau.
70 Persen Hutan Mangrove di Indonesia Rusak
Kerusakan hutan mangrove di Indonesia mencapai 70% dari total potensi mangrove yang ada seluas 9,36 juta hektare. Yaitu 48% atau seluas 4,51 juta hektare rusak sedang dan 23% atau 2,15 juta hektare dalam kondisi rusak berat. Berdasarkan data yang ada, dari potensi sumberdaya mangrove seluas 9,36 juta hektare tersebut, 3,7 juta hektare berada di kawasan hutan, sedangkan 5,66 juta hektare di luar kawasan hutan, oleh karenanya untuk mengembalikan hutan mangrove tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan terus menggalakkan penanaman kembali hutan mangrove yang telah rusak. Sejak tahun 2003 hingga 2009 telah melakukan penanaman mangrove untuk rehabilitasi dan mitigasi wilayah Mangrove sebanyak 1,4 juta batang pohon, yaitu 1,15 juta batang untuk rehabilitasi kawasan pesisir dan 263,5 ribu batang untuk mitrigasi wilayah pesisir sehingga secara keseluruhan wilayah pesisir telah direhabilitasi seluas 280,1 hektar. Ekosistem mangrove sangat penting, selain berfungsi sebagai tempat pemijahan biota laut juga mempunyai andil dalam perubahan iklim melalui penyerapan emisi CO2, keterlibatan masyarakat untuk merawat sangat penting, bahkan pihak swasta juga didorong untuk terlibat dalam program ini. Keberadaan hutan mangrove sangat penting, selain sebagai penyerapan polutan, juga melindungi pantai dari abrasi, meredam ombak, arus serta menahan sedimen, disamping itu juga mangrove dapat meredam air lautr pasang yang mengakibatkan rob serta tempat berkembang biaknya biota laut.
20 Desa di Pesisir Pantura Rawan Abrasi
Dinas Peternakan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Kendal, mencatat 20 desa di enam kecamatan menjadi daerah rawan abrasi. Desa-desa tersebut berada di Kecamatan Cepiring, Kaliwungu, Kangkung, Kota Kendal, Patebon, dan Rowosari. Ancaman itu datang akibat 2 kilometer dari 40 kilometer panjang pesisir pantai utara di Kendal, Jawa Tengah, terancam abrasi karena rob.
Keadaan lingkungan pesisir di jawa tengah sangat memperihatinkan melihat data-data diatas 61.000 dari 95.000 hektare hutan bakau di di jawa tengah dinyatakan rusak berat. Penyebab utamanya adalah alih fungsi lahan menjadi areal industri, tambak, pertanian, serta permukiman. Reklamasi areal hutan bakau menjadi kawasan wisata juga menjadi penyebab kerusakan bakau yang memiliki fungsi utama menahan erosi dan abrasi air laut tersebut. Reklamasi yang dilakukan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan hidup sangat merusak ekosistem di kawasan pantai. “Rusaknya hutan bakau, berdampak pula pada meluasnya banjir dan rob. Perilaku masyarakat di kawasan pesisir dalam memanen bakau juga kurang memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian dan konservasi lingkungan hidup. Padahal, seharusnya, untuk setiap bakau yang ditebang harus dilakukan penanaman kembali. Kerusakan hutan bakau di Jawa Tengah salah satunya disebabkan minimnya lahan pantai yang dimiliki pemerintah. “Sekitar 65 persen dari kawasan pantai dimiliki oleh pihak swasta. Dengan demikian, fungsi kontrol pemerintah tidak bisa optimal. Permasalahan ini juga banyak menemui hambatan dan semakin pelik ketika anggaran pemerintah daerah untuk program penyelamatan pesisir dari abrasi sangat terbatas. "Kebijakan penyelamatan pesisir selama ini kurang maksimal karena terbatasnya dana pemerintah daerah proaktif untuk mencari dana bantuan dari pusat ketika dana dari APBD tidak cukup. Upaya penyelamatan pesisir dari ancama bencana dibutuhkan kajian yang mendalam. "Pelajari masalahnya dulu, kaji untuk cari solusi, penanaman tanaman jenis bakau atau cemara laut bisa jadi salah satu solusi. "Namun, tidak menutup kemungkinan bisa dibuatkan sabuk pantai atau pemecah ombak. Yang jelas untuk pembangunan pemecah ombak biayanya cukup besar. Untuk menangani pantai yang terkena abrasi, sedimentasi, dan kerusakan wilayah pesisir juga dibutuhkan peran pihak lain di luar kedinasan. Kerusakan yang terjadi di laut tidak terlepas dari banyaknya hutan yang telah gundul. "Penanganan abrasi pantai harus dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa lini, termasuk Perhutani. Bisa dengan membantu dinas terkait melakukan penghijauan di sekitar pantai.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, siap menyeret para perusak konservasi pesisir ke pengadilan. Langkah itu dia lakukan demi mengamankan ekosistem pantai di Indonesia yang mengalami kerusakan semakin parah. "Mereka akan memenjarakan para pengusaha yang terbukti merusak ekosistem pantai karena kerusakan terindikasi adanya kesengajaan dari mereka. Kerusakan parah ekosistem pantai itu, katanya, dibuktikan dengan abrasi pantai yang semakin luas hingga ke permukiman dan hilangnya ikan dari habitat pantai. "Pemukiman penduduk sekitar pantai terancam terendam sedangkan produksi ikan nelayan turun karena lari menjauh dari sekitar pantai. Kementerian Kelautandan Periakanan akan bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan dengan menyiapkan puluhan juta bibit mangrove untuk membantu pengembalian ekosistem pantai. Kampanye melalui gerakan penanaman mangrove itu juga melibatkan elemen generasi muda melalui pramuka, pelajar, dan santri. Kegiatan tersebut haruslah digalakkan, melalui akses akses seperti kegiatan-kegiatan dan pendidikian yang berpeduli lingkungan, dalam hal ini khususnya pada lingkungan pesisir yang menurut saya kurang dapat perhatian. Dengan adanya upaya pemecahan masalah yang dilakukan oleh pemerintah ini masyarakat berfungsi sebagai pengawas dan pengendali dari upaya pemerintah melalui kebijakan dan program untuk penanganan masalah di pesisir pantai khusunya Jawa Tengah.
KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI
Power (kekuasaan) dan politik dalam perbincangan seputar organisasi dan manajemen adalah perkembangan paling mutakhir dari studi organisasi dan manajemen. Tokoh-tokoh seperti James Marsh dan Jeffrey Pfeiffer bertanggung jawab dalam mempopulerkan studi kekuasaan dan politik di dalam organisasi.
Tulisan ini akan membahas masalah kekuasaan dan politik di dalam organisasi, bukan kekuasaan dan politik pada struktur kenegaraan yang biasa kita sebut “politik” sehari-hari. Mungkin saja akan banyak konsep yang serupa karena konsep kekuasaan dan politik di dalam organisasi juga banyak meminjam konsep-konsep yang lebih populer terlebih dahulu digunakan di dalam ilmu politik.
KEKUASAAN DALAM ORGANISASI
Gilbert W. Fairholm mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kemampuan individu untuk memperoleh tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan mereka.” Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam penggunaan kekuasaan secara sistematik. Kapasitas personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan bisa melakukan persaingan dengan orang lain.
Kekuasaan adalah gagasan politik yang berkisar pada sejumlah karakteristik. Karakretistik tersebut mengelaborasi kekuasaan selaku alat yang digunakan seseorang, yaitu pemimpin (juga pengikut) gunakan dalam hubungan interpersonalnya. Karakter kekuasaan, menurut Fairholm adalah :
1. Kekuasaan bersifat sengaja, karena meliputi kehendak, bukan sekadar tindakan acak.
2. Kekuasaan adalah alat (instrumen), ia adalah alat guna mencapai tujuan.
3. Kekuasaan bersifat terbatas, ia bisa terukur dan diperbandingkan di aneka situasi atau dideteksi kemunculannya.
4. Kekuasaan melibatkan kebergantungan, terdapat kebebasan atau faktor kebergantungan-ketidakbergantungan yang melekat pada penggunaan kekuasaan.
5. Kekuasaan adalah gagasan bertindak, ia bersifat samar dan tidak selalu dimiliki.
6. Kekuasaan ditentukan dalam istilah hasil, hasil menentukan kekuasaan yang kita miliki.
7. Kekuasaan bersifat situasional, taktik kekuasaan tertentu efektif di suatu hubungan tertentu, bukan seluruh hubungan.
8. Kekuasaan didasarkan pada oposisi atau perbedaan, partai harus berbeda sebelum mereka bisa menggunakan kekuasaan -nya.
Gareth Morgan dalam karya penelitiannya Images of Organization, mendefinisikan kekuasaan sebagai “... medium lewat mana konflik kepentingan diselesaikan ... kekuasaan mempengaruhi siapa dapat apa, kapan dan bagaimana ... kekuasaan melibatkan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.”
Stephen P. Robbins mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kapasitas bahwa A harus mempengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh A. Definisi Robbins menyebut suatu “potensi” sehingga kekuasaan bisa jadi ada tetapi tidak dipergunakan. Sebab itu, kekuasaan disebut sebagai “kapasitas” atau “potensi”. Seseorang bisa saja punya kekuasaan tetapi tidak menerapkannya. Kekuasaan punya fungsi bergantung. Semakin besar ketergantungan B atas A, semakin besar kekuasaan A dalam hubungan mereka. Ketergantungan, pada gilirannya, didasarkan pada alternatif yang ada pada B dan pentingnya alternatif tersebut bagi B dalam memandang kendali A.
Penulis lain semisal John A. Wagner and John R. Hollenbeck justru menawarkan definisi kekuasaan dari para politisi semisal Winston Churchill dan Bill Clinton, yaitu “ ... kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dan membujuknya untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa mereka tolak. Sebab itu, Wagner and Hollenbeck mendefinisikan kekuasaan sebagai “ ... kemampuan baik untuk mempengaruhi perilaku orang lain dan untuk melawan pengaruh yang tidak diinginkan.”
Studi Charles McClelland menyebut bahwa kekuasaan adalah satu jenis kebutuhan (nPow) yang dipelajari selama periode masa kecil dan dewasa seseorang. Kebutuhan akan kekuasaan ini punya dampak berbeda pada cara orang berpikir dan berperilaku. Umumnya, orang yang tinggi “nPow-nya” bersifat kompetitif, agresif, sadar prestise, cenderung bertindak, dan bangga tatkala bergabung ke dalam kelompok.
Dalam konteks perilaku organisasi, John R. Schemerhorn et.al. mendefinisikan kekuasaan sebagai “ ... kemampuan yang mampu membuat orang melakukan apa yang kita ingin atau kemampuan untuk membuat hal menjadi nyata dalam cara yang kita inginkan.” Kekuasaan biasanya dikaitkan dengan konsep kepemimpinan, di mana kepemimpinan merupakan mekanisme kunci dari kekuasaan guna memungkinkan suatu hal terjadi.
Esensi kekuasaan adalah kendali atas perilaku orang lain. Kekuasaan adalah kekuatan yang kita gunakan agar sesuatu hal terjadi dengan cara disengaja, di mana influence (pengaruh) adalah apa yang kita gunakan saat kita menggunakan kekuasaan. Seorang manajer membiakkan kekuasaan baik dari sumber organisasi dan disebut sebagai “power position” dan “personal power” yang berasal dari individu.
Jeffrey Pfeiffer, salah satu perintis kajian kekuasaan dan politik dalam organisasi mendefinisikan kekuasaan sebagai “ ... the potential ability to influence behavior, to change the course of events, to overcome resistance, and to get people to do things that they would not otherwise do.” [... kemampuan potensial untuk mempengaruhi perilaku, mengubah arah peristiwa, mengatasi perlawanan, dan membuat orang melakukan sesuatu yang tadinya tidak hendak mereka lakukan]. Sementara itu, politik dan pengaruh (influence) adalah proses, tindakan, perilaku di mana kekuasaan yang potensial ini memiliki media untuk digunakan, direalisasikan.
Richard L. Daft menyatakan kekuasaan sebagai kekuatan di dalam organisasi yang sulit dicerap. Ia tidak bisa dilihat, tetapi efeknya dapat dirasakan. Daft kemudian juga menyatakan kekuasaan sebagai kemampuan potensial seseorang (atau departemen) untuk mempengaruhi orang (atau departemen) lain untuk menjalankan perintah atau melakukan sesuatu yang tidak bisa mereka tolak.
Daft menyebut definisi lain dari kekuasaan menekankan bahwa kekuasaan adalah kemampuan meraih tujuan atau hasil sebagaimana dikehendaki pemegang kekuasaan. Pencapaian hasil yang dikehendaki adalah dasar dari definisi kekuasaan. Akhirnya, definisi kekuasaan dari Daft adalah “ ... the ability of one person or department in an organization to influence other people to bring about desired outcomes.” Kekuasaan berpotensi untuk mempengaruhi orang lain dalam organisasi dengan sasaran memperoleh hasil yang dikehendaki para pemegang kekuasaan.
Sebagai definisi penutup, baiklah kami sampaikan apa yang diutarakan James G. March dan Thierry Weil mengenai konsep kekuasaan. Mereka berdua menyatakan :
“ ... it is a concept that is often used; the feeling of power is linked to the esteem that people have for themselves (this is often a vicious circle, as a person’s reputation for powerfulness or weakness contributes to his or her success of difficulties). Power gives rise to desire, envy, and celebration, but also to revulsion, fear, and jealousy ... a rough definition of power would be the capacity to obtain what one wants (or to help others obtain what they want). On an economic and trading level, power comes from controlling rare resources (precious bargaining chips) or having different preferences (coveting what nobody wants). On the level of collective choice, where decision is some kind of weighted mean of the choices of the various participants, a person’s capacity to obtain what he or she wants (power, according to the definition above) is lingked to his or her weight in the decision-making process (power, according to some other definitions) and the congruence of his or her preferences with those of other people.”
Definisi-definisi kekuasaan, kendati definisi itu sendiri tidak ada yang mencukupi menurut Marsh, mengindikasikan pentingnya posisi kekuasaan dalam suatu organisasi. Tanpa kekuasaan, individu akan anarkis, pemimpin tidak “bergigi”, sanksi tidak dipatuhi, sebab itu kekuasaan kerap dilawankan dengan “chaos” (kekacauan). Ketiadaan kekuasaan dalam organisasi membuat organisasi kehilangan konsep pengendalian dan berujung pada ketidaktercapaian tujuan organisasi, kalau bukan chaos organisasi.
Tulisan ini akan membahas masalah kekuasaan dan politik di dalam organisasi, bukan kekuasaan dan politik pada struktur kenegaraan yang biasa kita sebut “politik” sehari-hari. Mungkin saja akan banyak konsep yang serupa karena konsep kekuasaan dan politik di dalam organisasi juga banyak meminjam konsep-konsep yang lebih populer terlebih dahulu digunakan di dalam ilmu politik.
KEKUASAAN DALAM ORGANISASI
Gilbert W. Fairholm mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kemampuan individu untuk memperoleh tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan mereka.” Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam penggunaan kekuasaan secara sistematik. Kapasitas personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan bisa melakukan persaingan dengan orang lain.
Kekuasaan adalah gagasan politik yang berkisar pada sejumlah karakteristik. Karakretistik tersebut mengelaborasi kekuasaan selaku alat yang digunakan seseorang, yaitu pemimpin (juga pengikut) gunakan dalam hubungan interpersonalnya. Karakter kekuasaan, menurut Fairholm adalah :
1. Kekuasaan bersifat sengaja, karena meliputi kehendak, bukan sekadar tindakan acak.
2. Kekuasaan adalah alat (instrumen), ia adalah alat guna mencapai tujuan.
3. Kekuasaan bersifat terbatas, ia bisa terukur dan diperbandingkan di aneka situasi atau dideteksi kemunculannya.
4. Kekuasaan melibatkan kebergantungan, terdapat kebebasan atau faktor kebergantungan-ketidakbergantungan yang melekat pada penggunaan kekuasaan.
5. Kekuasaan adalah gagasan bertindak, ia bersifat samar dan tidak selalu dimiliki.
6. Kekuasaan ditentukan dalam istilah hasil, hasil menentukan kekuasaan yang kita miliki.
7. Kekuasaan bersifat situasional, taktik kekuasaan tertentu efektif di suatu hubungan tertentu, bukan seluruh hubungan.
8. Kekuasaan didasarkan pada oposisi atau perbedaan, partai harus berbeda sebelum mereka bisa menggunakan kekuasaan -nya.
Gareth Morgan dalam karya penelitiannya Images of Organization, mendefinisikan kekuasaan sebagai “... medium lewat mana konflik kepentingan diselesaikan ... kekuasaan mempengaruhi siapa dapat apa, kapan dan bagaimana ... kekuasaan melibatkan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.”
Stephen P. Robbins mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kapasitas bahwa A harus mempengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh A. Definisi Robbins menyebut suatu “potensi” sehingga kekuasaan bisa jadi ada tetapi tidak dipergunakan. Sebab itu, kekuasaan disebut sebagai “kapasitas” atau “potensi”. Seseorang bisa saja punya kekuasaan tetapi tidak menerapkannya. Kekuasaan punya fungsi bergantung. Semakin besar ketergantungan B atas A, semakin besar kekuasaan A dalam hubungan mereka. Ketergantungan, pada gilirannya, didasarkan pada alternatif yang ada pada B dan pentingnya alternatif tersebut bagi B dalam memandang kendali A.
Penulis lain semisal John A. Wagner and John R. Hollenbeck justru menawarkan definisi kekuasaan dari para politisi semisal Winston Churchill dan Bill Clinton, yaitu “ ... kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dan membujuknya untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa mereka tolak. Sebab itu, Wagner and Hollenbeck mendefinisikan kekuasaan sebagai “ ... kemampuan baik untuk mempengaruhi perilaku orang lain dan untuk melawan pengaruh yang tidak diinginkan.”
Studi Charles McClelland menyebut bahwa kekuasaan adalah satu jenis kebutuhan (nPow) yang dipelajari selama periode masa kecil dan dewasa seseorang. Kebutuhan akan kekuasaan ini punya dampak berbeda pada cara orang berpikir dan berperilaku. Umumnya, orang yang tinggi “nPow-nya” bersifat kompetitif, agresif, sadar prestise, cenderung bertindak, dan bangga tatkala bergabung ke dalam kelompok.
Dalam konteks perilaku organisasi, John R. Schemerhorn et.al. mendefinisikan kekuasaan sebagai “ ... kemampuan yang mampu membuat orang melakukan apa yang kita ingin atau kemampuan untuk membuat hal menjadi nyata dalam cara yang kita inginkan.” Kekuasaan biasanya dikaitkan dengan konsep kepemimpinan, di mana kepemimpinan merupakan mekanisme kunci dari kekuasaan guna memungkinkan suatu hal terjadi.
Esensi kekuasaan adalah kendali atas perilaku orang lain. Kekuasaan adalah kekuatan yang kita gunakan agar sesuatu hal terjadi dengan cara disengaja, di mana influence (pengaruh) adalah apa yang kita gunakan saat kita menggunakan kekuasaan. Seorang manajer membiakkan kekuasaan baik dari sumber organisasi dan disebut sebagai “power position” dan “personal power” yang berasal dari individu.
Jeffrey Pfeiffer, salah satu perintis kajian kekuasaan dan politik dalam organisasi mendefinisikan kekuasaan sebagai “ ... the potential ability to influence behavior, to change the course of events, to overcome resistance, and to get people to do things that they would not otherwise do.” [... kemampuan potensial untuk mempengaruhi perilaku, mengubah arah peristiwa, mengatasi perlawanan, dan membuat orang melakukan sesuatu yang tadinya tidak hendak mereka lakukan]. Sementara itu, politik dan pengaruh (influence) adalah proses, tindakan, perilaku di mana kekuasaan yang potensial ini memiliki media untuk digunakan, direalisasikan.
Richard L. Daft menyatakan kekuasaan sebagai kekuatan di dalam organisasi yang sulit dicerap. Ia tidak bisa dilihat, tetapi efeknya dapat dirasakan. Daft kemudian juga menyatakan kekuasaan sebagai kemampuan potensial seseorang (atau departemen) untuk mempengaruhi orang (atau departemen) lain untuk menjalankan perintah atau melakukan sesuatu yang tidak bisa mereka tolak.
Daft menyebut definisi lain dari kekuasaan menekankan bahwa kekuasaan adalah kemampuan meraih tujuan atau hasil sebagaimana dikehendaki pemegang kekuasaan. Pencapaian hasil yang dikehendaki adalah dasar dari definisi kekuasaan. Akhirnya, definisi kekuasaan dari Daft adalah “ ... the ability of one person or department in an organization to influence other people to bring about desired outcomes.” Kekuasaan berpotensi untuk mempengaruhi orang lain dalam organisasi dengan sasaran memperoleh hasil yang dikehendaki para pemegang kekuasaan.
Sebagai definisi penutup, baiklah kami sampaikan apa yang diutarakan James G. March dan Thierry Weil mengenai konsep kekuasaan. Mereka berdua menyatakan :
“ ... it is a concept that is often used; the feeling of power is linked to the esteem that people have for themselves (this is often a vicious circle, as a person’s reputation for powerfulness or weakness contributes to his or her success of difficulties). Power gives rise to desire, envy, and celebration, but also to revulsion, fear, and jealousy ... a rough definition of power would be the capacity to obtain what one wants (or to help others obtain what they want). On an economic and trading level, power comes from controlling rare resources (precious bargaining chips) or having different preferences (coveting what nobody wants). On the level of collective choice, where decision is some kind of weighted mean of the choices of the various participants, a person’s capacity to obtain what he or she wants (power, according to the definition above) is lingked to his or her weight in the decision-making process (power, according to some other definitions) and the congruence of his or her preferences with those of other people.”
Definisi-definisi kekuasaan, kendati definisi itu sendiri tidak ada yang mencukupi menurut Marsh, mengindikasikan pentingnya posisi kekuasaan dalam suatu organisasi. Tanpa kekuasaan, individu akan anarkis, pemimpin tidak “bergigi”, sanksi tidak dipatuhi, sebab itu kekuasaan kerap dilawankan dengan “chaos” (kekacauan). Ketiadaan kekuasaan dalam organisasi membuat organisasi kehilangan konsep pengendalian dan berujung pada ketidaktercapaian tujuan organisasi, kalau bukan chaos organisasi.
Rabu, 11 Januari 2012
PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE
PERANGKAT MOBILE
Perangkat mobile memiliki banyak jenis dalam hal ukuran, desain dan layout, tetapi mereka
memiliki kesamaan karakteristik yang sangat berbeda dari sistem desktop.
- Ukuran yang kecil
Perangkat mobile memiliki ukuran yang kecil. Konsumen menginginkan perangkat yang
terkecil untuk kenyamanan dan mobilitas mereka.
- Memory yang terbatas
Perangkat mobile juga memiliki memory yang kecil, yaitu primary (RAM) dan secondary
(disk). Pembatasan ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penulisan program
untuk berbagai jenis dari perangkat ini. Dengan pembatasan jumlah dari memory,
pertimbangan-pertimbangan khusus harus diambil untuk memelihara pemakaian dari
sumber daya yang mahal ini.
- Daya proses yang terbatas
Sistem mobile tidaklah setangguh rekan mereka yaitu desktop. Ukuran, teknologi dan
biaya adalah beberapa faktor yang mempengaruhi status dari sumber daya ini. Seperti
harddisk dan RAM, Anda dapat menemukan mereka dalam ukuran yang pas dengan
sebuah kemasan kecil.
- Mengkonsumsi daya yang rendah
Perangkat mobile menghabiskan sedikit daya dibandingkan dengan mesin desktop. Perangkat ini harus menghemat daya karena mereka berjalan pada keadaan dimana daya yang disediakan dibatasi oleh baterai-baterai.
- Kuat dan dapat diandalkan
Karena perangkat mobile selalu dibawa kemana saja, mereka harus cukup kuat untuk
menghadapi benturan-benturan, gerakan, dan sesekali tetesan-tetesan air.
- Konektivitas yang terbatas
Perangkat mobile memiliki bandwith rendah, beberapa dari mereka bahkan tidak
tersambung. Kebanyakan dari mereka menggunakan koneksi wireless.
- Masa hidup yang pendek
Perangkat-perangkat konsumen ini menyala dalam hitungan detik kebanyakan dari
mereka selalu menyala. Coba ambil kasus sebuah handphone, mereka booting dalam
hitungan detik dan kebanyakan orang tidak mematikan handphone mereka bahkan
ketika malam hari. PDA akan menyala jika anda menekan tombol power mereka.
1.3 Gambaran J2ME
1.3.1 Platform JAVA
Java dibuat pada tahun 1991 oleh James Gosling. Pada awalnya diberi nama Oak, dimana
untuk menghormati pohon yang ada di luar jendela Gosling. Kemudian namanya diubah ke
Java karena telah ada sebuah bahasa yang diberi nama Oak.
Motivasi sesungguhnya dari Java adalah kebutuhan akan sebuah bahasa yang bisa digunakan
pada berbagai platform yang bisa dimasukkan ke dalam berbagai produk elektronik seperti
pemanggang roti dan lemari es. Salah satu dari proyek pertama yang dikembangkan
menggunakan JAVA sebuah remote kontrol yang diberi nama Star 7.
Pada saat yang sama, World Wide Web dan Internet berkembang sangat cepat. Gosling
menyadari bahwa Java dapat digunakan untuk pemrograman Internet.
Dengan keluarnya versi 1.2, platform Java telah dipilah-pilah menjadi beberapa edisi :
The Standard Edition(J2SE), Enterprise Edition(J2EE), Mobile Edition(J2ME), dan JavaCard API.
1.3.2 Gambaran J2ME
J2ME adalah satu set spesifikasi dan teknologi yang fokus kepada perangkat konsumen.
Perangkat ini memiliki jumlah memori yang terbatas, menghabiskan sedikit daya dari baterei,
layar yang kecil dan bandwith jaringan yang rendah.
Dengan perkembangbiakan perangkat mobile konsumer dari telepon, PDA, kotak permainan ke
peralatan-peralatan rumah, Java menyediakan suatu lingkungan yang portable untuk
mengembangkan dan menjalankan aplikasi pada perangkat ini.
Program J2ME, seperti semua program JAVA adalah diterjemahkan oleh VM. Program-program
tersebut dikompile ke dalam bytecode dan diterjemahkan denga Java Virtual Machine(JVM).Ini
berarti bahwa program-program tersebut tidak berhubungan langsung dengan perangkat.
J2ME menyediakan suatu interface yang sesuai dengan perangkat. Aplikasi-aplikasi tersebut
tidak harus dikompile ulang supaya mampu dijalankan pada mesin yang berbeda.
Inti dari J2ME terletak pada configuration dan profile-profile. Suatu configuration
menggambarkan lingkungan runtime dasar dari suatu sistem J2ME. Ia menggambarkan core
library, virtual machine, fitur keamanan dan jaringan.
Sebuah profile memberikan library tambahan untuk suatu kelas tertentu pada sebuah
perangkat. profile-profile menyediakan user interface(UI) API,persistence, messaging library,
dan sebagainya.
Satu set library tambahan atau package tambahan menyediakan kemampuan program
tambahan. Pemasukan package ini ke dalam perangkat J2ME dapat berubah-ubah karena
tergantung pada kemampuan sebuah perangkat. Sebagai contoh, beberapa perangkat MIDP
tidak memiliki Bluetooth built-in, sehingga Bluetooth API tidak disediakan dalam perangkat ini.
1.3.3 Configuration
Suatu configuration menggambarkan fitur minimal dari lingkungan lengkap Java runtime.
Untuk menjamin kemampuan portabilitas dan interoperabilitas optimal diantara berbagai
macam perangkat yang dibatasi sumber dayanya(memory, prosesor, koneksi yang dibatasi),
configuration tidak menggambarkan fitur tambahan. Suatu configuration J2ME
menggambarkan suatu komplemen yang minimum dari teknologi JAVA. Adalah merupakan
tugas profile-profile untuk menggambarkan tambahan library untuk suatu kategori perangkat
tertentu.
configuration menggambarkan:
● Subset bahasa pemrograman JAVA
● Kemampuan Java Virtual Machine(JVM)
● Core platform libraries
● Fitur sekuriti dan jaringan
1.3.4 Profile
Suatu profile menggambarkan set-set tambahan dari API dan fitur untuk pasar tertentu,
kategori perangkat atau industri. Sementara configuration menggambarkan library dasar,
profile-profile menggambarkan library yang penting untuk membuat aplikasi-aplikasi efektif.
Library ini memasukkan user interface, jaringan dan penyimpanan API.
1.4 CLDC
The Connected Limited Device Configuration (CLDC) menggambarkan dan menunjuk pada area
berikut ini:
● Fitur Bahasa Java dan Virtual Machine(VM)
● Library dasar(java.lang.*,java.util.*)
● Input/Output(java.io.*)
● Kemanan
● Jaringan
● Internationalization
1.4.1 Fitur yang hilang
Fitur tertentu dari J2SE yang dipindahkan dari CLDC adalah :
● Finalization of class instances
● Asynchronous exceptions
● Beberapa error classes
● User-defined class loaders
● Reflection
● Java Native Interface (JNI)
● Thread groups dan daemon threads
Reflection, Java Native Interface (JNI) dan user-defined class loaders potensial menjadi lubang
keamanan. JNI juga membutuhkan memory yang intensif sehingga dimungkinkan untuk tidak
mendapat dukungan dari memory rendah sebuah perangkat mobile.
1.4.2 Karakteristik perangkat CLDC
Perangkat yang diincar oleh CLDC mempunyai karateristik sebagai berikut:
● Memory minimal 192kb untuk platform Java.
● Prosesor dengan 16 atau 32 bit..
● Mengkonsumsi sedikit daya.
● Terbatas, koneksi jaringan yang sementara dengan pembatasan bandwith(biasanya
wireless).
CLDC tidak menggambarkan instalasi dan daur hidup sebuah aplikasi, antarmuka(UI) dan
penanganan peristiwa(event handling). Adalah merupakan tugas profile yang berada di bawah
CLDC untuk menggambarkan area ini. Secara khusus, spesifikasi MIDP menggambarkan daur
hidup aplikasi MIDP (MIDlet), library UI dan event handling(javax.microedition.lcdui.*).
1.4.3 Verifikasi Class
Spesifikasi CLDC memerlukan semua class untuk melewati proses verifikasi dua tingkat.
Verifikasi pertama dilaksanakan diluar perangkat sebelum instalasi pada perangkat. Verifikasi
kedua terjadi pada perangkat selama runtime dan dilaksanakan oleh KVM.
1.4.4 Generic Connection Framework
The Generic Connection Framework menyediakan API dasar untuk koneksi dalam CLDC.
Framework ini menyediakan suatu pondasi umum untuk koneksi seperti HTTP, Socket, dan
Datagrams.GCF menyediakan suatu set API yang umum dan biasa yang memisahkan semua
jenis koneksi. Perlu dicatat bahwa tidak semua jenis koneksi dibutuhkan untuk diterapkan oleh
perangkat MIDP.
Hirarki interface yang dapat diperluas dari GFC membuat proses penyamarataan menjadi
mungkin. Jenis koneksi baru mungkin bisa ditambahkan ke dalam framework ini dengan
memperluas hirarki ini.
1.5 CDC
Connected Device Configuration (CDC) adalah super set dari CLDC. CDC menyediakan
lingkungan Java runtime yang lebih luas dibandingkan CLDC dan lebih dekat kepada
lingkungan J2SE.
CDC Java Virtual Machine (CVM) mendukung penuh Java Virtual Machine (JVM). CDC berisi
semua API dari CLDC. CDC menyediakan suatu subset yang lebih besar dari semua class
J2SE.
Seperti CLDC, CDC tidak menggambarkan setiap class UI. Library UI digambarkan oleh profileprofile
di bawah configuration ini.
Semua class yang terdapat dalam CDC datang dari package ini:
● java.io
● java.lang
● java.lang.ref
● java.lang.math
● java.net
● java.security
● java.security.cert
● java.text
● java.util
● java.util.jar
● java.util.zip
CDC juga memasukkan di dalamnya GCF. CDC memerlukan jenis koneksi tambahan seperti file
dan dukungan datagram.
1.6 JTWI
The Java Technology for the Wireless Industry (JTWI) menetapkan satu set jasa dan spesifikasi
standar. Berdasar spesifikasi JTWI, kata kuncinya adalah “untuk memperkecil fragmentasi API
di dalam pasar telepon mobile, dan untuk mengirim spesifikasi yang dapat
diprediksi,spesifikasi yang jelas untuk perangkat pabrik, operator, dan pengembang aplikasi”.
Dengan penyesuaian kepada JTWI, banyak aplikasi akan berjalan di suatu set yang lebih luas
pada perangkat. Perangkat pabrik juga akan beruntung karena sebuah aplikasi yang besar
akan tersedia untuk perangkat mereka.
1.7 MIDP
The Mobile Information Device Profile (MIDP) berada di atas dari CLDC. Anda tidak bisa
menulis aplikasi mobile hanya dengan menggunakan CLDC API. Anda harus tetap
memanfaatkan MIDP yang mendefinisikan UI.
Spesifikasi MIDP, kebanyakan seperti CLDC dan API lainnya sudah digambarkan melalui Java
Community Process (JCP). JCP melibatkan sebuah kelompok ahli berasal dari lebih dari 50
perusahaan, yang terdiri atas pabrik perangkat mobile, pengembang software. MIDP terus
berkembang, dengan versi-versi masa depan yang telah lulus dari proses ketat JCP.
Spesifikasi MIDP menggambarkan suatu perangkat MID yang memiliki karakteristikkarateristik
ini sebagai batas minimum:
•Tampilan:
•Ukuran Layar: 96x54
•kedalaman tampilan: 1-bit
•Ketajaman pixel: sekitar 1:1
•Masukan:
•Satu atau lebih mekanisme user-input: satu keybboard, dua keyboard, atau
touch screen
•Memory:
•256 kilobytes of non-volatile memory untuk implementasi MIDP.
•8 kilobytes of non-volatile memory for application-created persistent data
•128 kilobytes of volatile memory for the Java runtime (e.g., the Java heap)
•Jaringan:
•dua jalur, wireless, bandwidth terbatas
•Sound:
•Kemampuan untuk memainkan nada-nada
MIDP menggambarkan model aplikasi, UI API, penyimpanan dan jaringan yang kuat,
permainan dan media API, kebijakan keamanan, penyebaran aplikasi dan ketetapan over-theair.
1.8 MIDlet
Suatu aplikasi MIDP disebut MIDlet. Perangkat application management software (AMS)
berinteraksi langsung dengan MIDlet dengan method MIDlet create, start, pause, dan destroy.
MIDlet adalah bagian dari package javax.microedition.midlet. Sebuah MIDlet harus di-extend
dengan class MIDlet. Dan dapat meminta parameter dari AMS seperti dirumuskan dalam
application descriptor (JAD).
Suatu MIDlet tidak harus memiliki (dan memang harus tidak mempunyai) sebuah method
public static void main(String[] argv).Method tersebut tidak akan dikenal lagi oleh AMS
sebagai titik awal sebuah program.
1.8.1 Siklus MIDlet
kehidupan MIDlet dimulai ketika di-instantiate oleh AMS. MIDlet pada awalnya masuk status
“Pause” setelah perintah baru dibuat. AMS memanggil constructor public tanpa argumen dari
MIDlet. Jika sebuah exception terjadi dalam constructor, MIDlet memasuki status “Destroyed”
dan membuangnya segera.
MIDlet masuk ke dalam status “Active” atas pemanggilan method startUp() oleh AMS.
MIDlet masuk ke dalam status “Destroyed” ketika AMS memanggil method destroyApp().
Status ini juga kembali diakses ketika method notifyDestroyed() kembali dengan sukses
kepada aplikasi. Dengan catatan bahwa MIDlet hanya bisa memasuki status “Destroyed”
sekali dalam masa hidupnya.
Perangkat mobile memiliki banyak jenis dalam hal ukuran, desain dan layout, tetapi mereka
memiliki kesamaan karakteristik yang sangat berbeda dari sistem desktop.
- Ukuran yang kecil
Perangkat mobile memiliki ukuran yang kecil. Konsumen menginginkan perangkat yang
terkecil untuk kenyamanan dan mobilitas mereka.
- Memory yang terbatas
Perangkat mobile juga memiliki memory yang kecil, yaitu primary (RAM) dan secondary
(disk). Pembatasan ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penulisan program
untuk berbagai jenis dari perangkat ini. Dengan pembatasan jumlah dari memory,
pertimbangan-pertimbangan khusus harus diambil untuk memelihara pemakaian dari
sumber daya yang mahal ini.
- Daya proses yang terbatas
Sistem mobile tidaklah setangguh rekan mereka yaitu desktop. Ukuran, teknologi dan
biaya adalah beberapa faktor yang mempengaruhi status dari sumber daya ini. Seperti
harddisk dan RAM, Anda dapat menemukan mereka dalam ukuran yang pas dengan
sebuah kemasan kecil.
- Mengkonsumsi daya yang rendah
Perangkat mobile menghabiskan sedikit daya dibandingkan dengan mesin desktop. Perangkat ini harus menghemat daya karena mereka berjalan pada keadaan dimana daya yang disediakan dibatasi oleh baterai-baterai.
- Kuat dan dapat diandalkan
Karena perangkat mobile selalu dibawa kemana saja, mereka harus cukup kuat untuk
menghadapi benturan-benturan, gerakan, dan sesekali tetesan-tetesan air.
- Konektivitas yang terbatas
Perangkat mobile memiliki bandwith rendah, beberapa dari mereka bahkan tidak
tersambung. Kebanyakan dari mereka menggunakan koneksi wireless.
- Masa hidup yang pendek
Perangkat-perangkat konsumen ini menyala dalam hitungan detik kebanyakan dari
mereka selalu menyala. Coba ambil kasus sebuah handphone, mereka booting dalam
hitungan detik dan kebanyakan orang tidak mematikan handphone mereka bahkan
ketika malam hari. PDA akan menyala jika anda menekan tombol power mereka.
1.3 Gambaran J2ME
1.3.1 Platform JAVA
Java dibuat pada tahun 1991 oleh James Gosling. Pada awalnya diberi nama Oak, dimana
untuk menghormati pohon yang ada di luar jendela Gosling. Kemudian namanya diubah ke
Java karena telah ada sebuah bahasa yang diberi nama Oak.
Motivasi sesungguhnya dari Java adalah kebutuhan akan sebuah bahasa yang bisa digunakan
pada berbagai platform yang bisa dimasukkan ke dalam berbagai produk elektronik seperti
pemanggang roti dan lemari es. Salah satu dari proyek pertama yang dikembangkan
menggunakan JAVA sebuah remote kontrol yang diberi nama Star 7.
Pada saat yang sama, World Wide Web dan Internet berkembang sangat cepat. Gosling
menyadari bahwa Java dapat digunakan untuk pemrograman Internet.
Dengan keluarnya versi 1.2, platform Java telah dipilah-pilah menjadi beberapa edisi :
The Standard Edition(J2SE), Enterprise Edition(J2EE), Mobile Edition(J2ME), dan JavaCard API.
1.3.2 Gambaran J2ME
J2ME adalah satu set spesifikasi dan teknologi yang fokus kepada perangkat konsumen.
Perangkat ini memiliki jumlah memori yang terbatas, menghabiskan sedikit daya dari baterei,
layar yang kecil dan bandwith jaringan yang rendah.
Dengan perkembangbiakan perangkat mobile konsumer dari telepon, PDA, kotak permainan ke
peralatan-peralatan rumah, Java menyediakan suatu lingkungan yang portable untuk
mengembangkan dan menjalankan aplikasi pada perangkat ini.
Program J2ME, seperti semua program JAVA adalah diterjemahkan oleh VM. Program-program
tersebut dikompile ke dalam bytecode dan diterjemahkan denga Java Virtual Machine(JVM).Ini
berarti bahwa program-program tersebut tidak berhubungan langsung dengan perangkat.
J2ME menyediakan suatu interface yang sesuai dengan perangkat. Aplikasi-aplikasi tersebut
tidak harus dikompile ulang supaya mampu dijalankan pada mesin yang berbeda.
Inti dari J2ME terletak pada configuration dan profile-profile. Suatu configuration
menggambarkan lingkungan runtime dasar dari suatu sistem J2ME. Ia menggambarkan core
library, virtual machine, fitur keamanan dan jaringan.
Sebuah profile memberikan library tambahan untuk suatu kelas tertentu pada sebuah
perangkat. profile-profile menyediakan user interface(UI) API,persistence, messaging library,
dan sebagainya.
Satu set library tambahan atau package tambahan menyediakan kemampuan program
tambahan. Pemasukan package ini ke dalam perangkat J2ME dapat berubah-ubah karena
tergantung pada kemampuan sebuah perangkat. Sebagai contoh, beberapa perangkat MIDP
tidak memiliki Bluetooth built-in, sehingga Bluetooth API tidak disediakan dalam perangkat ini.
1.3.3 Configuration
Suatu configuration menggambarkan fitur minimal dari lingkungan lengkap Java runtime.
Untuk menjamin kemampuan portabilitas dan interoperabilitas optimal diantara berbagai
macam perangkat yang dibatasi sumber dayanya(memory, prosesor, koneksi yang dibatasi),
configuration tidak menggambarkan fitur tambahan. Suatu configuration J2ME
menggambarkan suatu komplemen yang minimum dari teknologi JAVA. Adalah merupakan
tugas profile-profile untuk menggambarkan tambahan library untuk suatu kategori perangkat
tertentu.
configuration menggambarkan:
● Subset bahasa pemrograman JAVA
● Kemampuan Java Virtual Machine(JVM)
● Core platform libraries
● Fitur sekuriti dan jaringan
1.3.4 Profile
Suatu profile menggambarkan set-set tambahan dari API dan fitur untuk pasar tertentu,
kategori perangkat atau industri. Sementara configuration menggambarkan library dasar,
profile-profile menggambarkan library yang penting untuk membuat aplikasi-aplikasi efektif.
Library ini memasukkan user interface, jaringan dan penyimpanan API.
1.4 CLDC
The Connected Limited Device Configuration (CLDC) menggambarkan dan menunjuk pada area
berikut ini:
● Fitur Bahasa Java dan Virtual Machine(VM)
● Library dasar(java.lang.*,java.util.*)
● Input/Output(java.io.*)
● Kemanan
● Jaringan
● Internationalization
1.4.1 Fitur yang hilang
Fitur tertentu dari J2SE yang dipindahkan dari CLDC adalah :
● Finalization of class instances
● Asynchronous exceptions
● Beberapa error classes
● User-defined class loaders
● Reflection
● Java Native Interface (JNI)
● Thread groups dan daemon threads
Reflection, Java Native Interface (JNI) dan user-defined class loaders potensial menjadi lubang
keamanan. JNI juga membutuhkan memory yang intensif sehingga dimungkinkan untuk tidak
mendapat dukungan dari memory rendah sebuah perangkat mobile.
1.4.2 Karakteristik perangkat CLDC
Perangkat yang diincar oleh CLDC mempunyai karateristik sebagai berikut:
● Memory minimal 192kb untuk platform Java.
● Prosesor dengan 16 atau 32 bit..
● Mengkonsumsi sedikit daya.
● Terbatas, koneksi jaringan yang sementara dengan pembatasan bandwith(biasanya
wireless).
CLDC tidak menggambarkan instalasi dan daur hidup sebuah aplikasi, antarmuka(UI) dan
penanganan peristiwa(event handling). Adalah merupakan tugas profile yang berada di bawah
CLDC untuk menggambarkan area ini. Secara khusus, spesifikasi MIDP menggambarkan daur
hidup aplikasi MIDP (MIDlet), library UI dan event handling(javax.microedition.lcdui.*).
1.4.3 Verifikasi Class
Spesifikasi CLDC memerlukan semua class untuk melewati proses verifikasi dua tingkat.
Verifikasi pertama dilaksanakan diluar perangkat sebelum instalasi pada perangkat. Verifikasi
kedua terjadi pada perangkat selama runtime dan dilaksanakan oleh KVM.
1.4.4 Generic Connection Framework
The Generic Connection Framework menyediakan API dasar untuk koneksi dalam CLDC.
Framework ini menyediakan suatu pondasi umum untuk koneksi seperti HTTP, Socket, dan
Datagrams.GCF menyediakan suatu set API yang umum dan biasa yang memisahkan semua
jenis koneksi. Perlu dicatat bahwa tidak semua jenis koneksi dibutuhkan untuk diterapkan oleh
perangkat MIDP.
Hirarki interface yang dapat diperluas dari GFC membuat proses penyamarataan menjadi
mungkin. Jenis koneksi baru mungkin bisa ditambahkan ke dalam framework ini dengan
memperluas hirarki ini.
1.5 CDC
Connected Device Configuration (CDC) adalah super set dari CLDC. CDC menyediakan
lingkungan Java runtime yang lebih luas dibandingkan CLDC dan lebih dekat kepada
lingkungan J2SE.
CDC Java Virtual Machine (CVM) mendukung penuh Java Virtual Machine (JVM). CDC berisi
semua API dari CLDC. CDC menyediakan suatu subset yang lebih besar dari semua class
J2SE.
Seperti CLDC, CDC tidak menggambarkan setiap class UI. Library UI digambarkan oleh profileprofile
di bawah configuration ini.
Semua class yang terdapat dalam CDC datang dari package ini:
● java.io
● java.lang
● java.lang.ref
● java.lang.math
● java.net
● java.security
● java.security.cert
● java.text
● java.util
● java.util.jar
● java.util.zip
CDC juga memasukkan di dalamnya GCF. CDC memerlukan jenis koneksi tambahan seperti file
dan dukungan datagram.
1.6 JTWI
The Java Technology for the Wireless Industry (JTWI) menetapkan satu set jasa dan spesifikasi
standar. Berdasar spesifikasi JTWI, kata kuncinya adalah “untuk memperkecil fragmentasi API
di dalam pasar telepon mobile, dan untuk mengirim spesifikasi yang dapat
diprediksi,spesifikasi yang jelas untuk perangkat pabrik, operator, dan pengembang aplikasi”.
Dengan penyesuaian kepada JTWI, banyak aplikasi akan berjalan di suatu set yang lebih luas
pada perangkat. Perangkat pabrik juga akan beruntung karena sebuah aplikasi yang besar
akan tersedia untuk perangkat mereka.
1.7 MIDP
The Mobile Information Device Profile (MIDP) berada di atas dari CLDC. Anda tidak bisa
menulis aplikasi mobile hanya dengan menggunakan CLDC API. Anda harus tetap
memanfaatkan MIDP yang mendefinisikan UI.
Spesifikasi MIDP, kebanyakan seperti CLDC dan API lainnya sudah digambarkan melalui Java
Community Process (JCP). JCP melibatkan sebuah kelompok ahli berasal dari lebih dari 50
perusahaan, yang terdiri atas pabrik perangkat mobile, pengembang software. MIDP terus
berkembang, dengan versi-versi masa depan yang telah lulus dari proses ketat JCP.
Spesifikasi MIDP menggambarkan suatu perangkat MID yang memiliki karakteristikkarateristik
ini sebagai batas minimum:
•Tampilan:
•Ukuran Layar: 96x54
•kedalaman tampilan: 1-bit
•Ketajaman pixel: sekitar 1:1
•Masukan:
•Satu atau lebih mekanisme user-input: satu keybboard, dua keyboard, atau
touch screen
•Memory:
•256 kilobytes of non-volatile memory untuk implementasi MIDP.
•8 kilobytes of non-volatile memory for application-created persistent data
•128 kilobytes of volatile memory for the Java runtime (e.g., the Java heap)
•Jaringan:
•dua jalur, wireless, bandwidth terbatas
•Sound:
•Kemampuan untuk memainkan nada-nada
MIDP menggambarkan model aplikasi, UI API, penyimpanan dan jaringan yang kuat,
permainan dan media API, kebijakan keamanan, penyebaran aplikasi dan ketetapan over-theair.
1.8 MIDlet
Suatu aplikasi MIDP disebut MIDlet. Perangkat application management software (AMS)
berinteraksi langsung dengan MIDlet dengan method MIDlet create, start, pause, dan destroy.
MIDlet adalah bagian dari package javax.microedition.midlet. Sebuah MIDlet harus di-extend
dengan class MIDlet. Dan dapat meminta parameter dari AMS seperti dirumuskan dalam
application descriptor (JAD).
Suatu MIDlet tidak harus memiliki (dan memang harus tidak mempunyai) sebuah method
public static void main(String[] argv).Method tersebut tidak akan dikenal lagi oleh AMS
sebagai titik awal sebuah program.
1.8.1 Siklus MIDlet
kehidupan MIDlet dimulai ketika di-instantiate oleh AMS. MIDlet pada awalnya masuk status
“Pause” setelah perintah baru dibuat. AMS memanggil constructor public tanpa argumen dari
MIDlet. Jika sebuah exception terjadi dalam constructor, MIDlet memasuki status “Destroyed”
dan membuangnya segera.
MIDlet masuk ke dalam status “Active” atas pemanggilan method startUp() oleh AMS.
MIDlet masuk ke dalam status “Destroyed” ketika AMS memanggil method destroyApp().
Status ini juga kembali diakses ketika method notifyDestroyed() kembali dengan sukses
kepada aplikasi. Dengan catatan bahwa MIDlet hanya bisa memasuki status “Destroyed”
sekali dalam masa hidupnya.
DRAMA
A. PENGERTIAN
Drama berasal dari bahasa Yunani “Dramoi” yang sama dengan “to ackt” (bahasa Inggris) artinya bergerak berbuat.
Istilah lain untuk drama adalah : sandiwara, tonil, lakon.
Sandiwara dari kata “sandi” yang artinya tersamar, tidak jelas dan kata “wara” artinya berita. Jadi drama adalah karya sastra yang melukiskan kehidupan dan watak manusia lewat gerak dan dialog di atas pentas.
B. MACAM-MACAM DRAMA
1. Ketoprak (Jawa Tengah)
2. Lenong (Betawi)
3. Randai (Minang)
4. Ludruk (Jawa Timur)
5. Reog (Jawa Timur)
6. Rangda (Bali)
C. UNSUR-UNSUR DRAMA
1. Naskah atau teks play atau lakon
2. Pemain (aktor atau aktris)
3. Tempat pertunjukan (teater)
4. Penonton (audiens)
D. UNSUR-UNSUR NASKAH DRAMA
1. Tema
2. Plot
3. Dialog
4. Perwatakan atau karakteristik
E. PROSES PENGADAAN DRAMA
1. Tema
Pengarang mengkhayalkan kisah manusia yang akan didramakan sehingga lahirlah sebuah ide atau masalah.
2. Menuliskan
Ide yang telah tercetus itu, dituangkan dalam bentuk karangan drama, sehingga menjadi sebuah kisah atau naskah drama atau lakon.
3. Memainkan
Naskah yang telah tersusun, oleh para aktor atau aktris dimainkan agar menjadi hidup.
4. Menyaksikan
Para audiens atau penonton menyaksikan lakon yang dipentaskan.
F. SUSUNAN PLOT ATAU ALUR DRAMA
1. Eksposisi
Lakon atau plot dimulai dengan sesuatu insiden yang mengawali adanya konflik.
2. Komplikasi
Dari insiden permulaan, timbullah penanjakan lakon sehingga berkembang menjadi konflik.
Ketegangan pun mencapai klimaks.
3. Resolusi
Lama-kelamaan konflik mulai mengendor, karena telah didapat jalan keluar.
Konflik menuju suatu penyelesaian dan akhirnya konfliks itu terselesaikan.
GAMBAR ALUR
KETERANGAN :
1. Eksposisi
2. Komplikasi
3. Resolusi
G. TEKNIK BERMAIN DRAMA
1. Teknik Muncul
Teknik seorang pemain untuk pertama kalinya tampil di atas pentas dalam satu drama.
2. Teknik Memberi Isi
Teknik menimbulkan kesan yang berbeda-beda.
3. Teknik Mengembangkan Improvisasi (cerita)
Teknik yang bertujuan untuk mengembangkan suatu drama sehingga drama tidak monoton dan menyebalkan.
Teknik ini ada 4 macam, yaitu :
3.1. Menaikkan volume suara.
3.2. Menaikkan nada suara
3.3. Menaikkan kecepatan tempo suara
3.4. Improfisasi : volume suara, tinggi nada dan kecepatan nada.
4. Teknik Membina Puncak Cerita
Ujung kunci dalam cerita.
5. Teknik Timing atau waktu
Ketepatan hubungan antara gerakan jasmani yang berlangsung sekejap dengan kata atau kalimat.
H. LANGKAH MEMBUAT NASKAH DRAMA
1. Menentukan tema
2. Menyusun alur cerita terlebih dahulu, untuk menentukan kapan mulai peleraian.
3. Perhatikan konsistensitas untuk seorang tokoh.
4. Keterangan gerak harus sesuai dengan watak tiap pelaku.
5. Latar dibuat sederhana tetapi meyakinkan.
6. Dialog singkat, tetapi jelas dan koherensif.
I. UNTUK BERMAIN DRAMA YANG BAIK
1. Mengetahui jalan cerita drama
2. Menghayati betul alur cerita
3. Menghayati betul tokoh yang kita perankan
4. Menguasai teknik bermain drama dengan baik.
J. ALAT PEMBANTU DRAMA
1. Babak
Drama terdiri atas beberapa babak, tetapi tidak sedikit pula sandiwara yang hanya satu babak.
Drama biasanya dianggap baik, kalau terdiri atas 5 babak.
Tiap babak ditandai dengan dekor tertentu.
2. Adegan
Tiap-tiap babak terdiri atas beberapa adegan.
Jadi berbeda dengan babak, perubahan tiap-tiap adegan itu disertai dengan perubahan dekorasi.
3. Proloog
Proloog adalah kata pendahuluan yang membuka babak pertama dalam Drama.
Proloog memberikan pemandangan tentang para pelaku drama serta konfliks atau pertentangan yang akan mereka alami di atas pentas.
4. Monoloog
Monoloog adalah percakapan seorang pelaku dengan dirinya sendiri.
5. Dialog
Dialog adalah percakapan antara beberapa orang pelaku (dialog antar tokoh)
6. Mimiek
Mimiek adalah gerak-gerik air muka serta isyarat.
7. Reira atau Nyanyian Bersama
Tiap babak diakhiri dengan reira yang berisi kesimpulan daripada babak yang baru saja berakhir.
8. Epiloog
Epiloog adalah kata penutup yang mengakhiri drama guna menyimpulkan dan menarik pelajaran dari apa yang telah dipertunjukkan itu.
K. ISI DRAMA
1. DRAMA TRAGEDI
Drama Tragedi adalah drama yang penuh dengan kesedihan.
Hal ini disebabkan pelaku utama dari awal hingga akhir pertunjukkan senantiasa kandas dalam melawan nasibnya yang buruk.
Contoh :
a. Nyai Dasima
b. Ken Arok dan Ken Dedes karya Muhammad Yamin
c. Hamlet karya Shakespeare
2. DRAMA KOMEDI
Drama Komedi adalah drama penggeli hati.
Drama komedi ini berisi sindiran atau kecaman terhadap orang-orang atau suatu keadaan pelaku yang dilebih-lebihkan.
Bahannya diambil dari kejadian yang terdapat dalam masyarakat serta berakhir dengan kegembiraan.
Contoh :
a. Tuan Amin karya Amal Hamzah
b. Liburan Seniman karya Usmar Ismail
3. DRAMA TRAGEDI KOMEDI
Drama Tragedi Komedi adalah drama yang penuh dengan kesedihan tetapi disamping itu kita jumpai juga hal-hal yang menggembirakan hati kita.
Contoh :
a. Api karya Usmar Ismail
b. Saijen en Adinda (Petikan dari Roman Max Havelar) karya Multatuli
4. LELUCON ATAU DAGELAN
Lelucon atau Dagelan adalah drama yang membuat penonton tertawa dari awal sampai akhir pertunjukan..
Hal ini disebabkan pelaku utama dari awal hingga akhir pertunjukkan senantiasa kandas dalam melawan nasibnya yang buruk.
Contoh :
a. Pak Pandir
b. Pak Bendul
c. Pak Jago
5. OPERA
Opera adalah drama yang berisi nyanyian dan musik.
Perkataan Opera berasal dari bahasa Italia yang berarti perbuatan.
Contoh :
Julius Caesar terjemahan Muhammad Yamin
6. OPERETTE
Operette adalah opera yang lebih pendek.
7. PANTOMINE
Pantomine adalah drama yang disampaikan dengan gerak-gerik serta isyarat saja tanpa kata-kata.
8. TABLEU
Tableu adalah drama yang disampaikan dengan gerak-gerik.
9. PASSIE
Passie adalah drama yang bersifat religius yang mempertunjukkan penderitaan dan perjuangan Jesus sampai saat penyaliban atas dirinya.
L. PENGARANG DRAMA
1. USMAR ISMAIL
Sebagai pelopor sandiwara modern.
Pada zaman Jepang, Usmar Ismail, El-Hakim dan Rosihan Anwar merupakan tiga serangkai pemimpin dan pendiri perkumpulan sandiwara “Maya”
Drama karangan Usmar Ismail, yaitu :
a. Mutiara dari Nusa Laut
b. Sedih dan Gembira,
Yaitu buku kumpulan 3 drama : Citra, Api dan Liburan Seniman
2. EL-HAKIM (Dr. ABU HANIFAH)
Ia terkenal sebagai pelopor perkumpulan sandiwara serta pengarang yang bertema nasional – realisme.
Buku kumpulan dramanya berjudul “Taufan di Atas Asia” terdiri dari atas 4 buah drama, yaitu :
a. Taufan di Atas Asia
b. Intelek Istimewa
c. Insan Kamil
d. Dewi Reni
3. SANUSI PANE
Hasil karangan dramanya yaitu :
a. Kertajaya
b. Manusia Baru
c. Sandyakalaning Majapahit
4. MUHAMMAD YAMIN
Hasil karangan dramanya yaitu :
a. Airlangga
b. Ken Arok dan Ken Dedes
c. Kala Dewi Tara Sudah Berkata
5. IDRUS
Hasil karangan dramanya yaitu :
a. Dokter Bismo
b. Kejahatan Membalas Dendam
c. Keluarga Surono
6. RUSTAM EFFENDY
Hasil karangan dramanya yaitu :
Bebasari (bentuknya puisi)
7. TULIS SUTAN NAN SATI
Mengarang kembali bentuk prosa Lirik yaitu : Sabai Nan Aluih
8. UTUY TATANG SONTANI
Hasil karangan dramanya yaitu :
a. Bunga Rumah Makan
b. Di Langit Ada Bintang
c. Suling
9. ARMYN PANE
Mengarang dalam “Jinak-Jinak Merpati”, dengan cerita-cerita sandiwara yang lain, yaitu kumpulan 7 buah drama.
Karangan drama itu, yaitu :
a. Jinak-Jinak Merpati
b. Antara Bumi dan Langit
c. Lukisan Masa
d. Nyai Langgeng
e. Barang Tidak Berharga.
Drama berasal dari bahasa Yunani “Dramoi” yang sama dengan “to ackt” (bahasa Inggris) artinya bergerak berbuat.
Istilah lain untuk drama adalah : sandiwara, tonil, lakon.
Sandiwara dari kata “sandi” yang artinya tersamar, tidak jelas dan kata “wara” artinya berita. Jadi drama adalah karya sastra yang melukiskan kehidupan dan watak manusia lewat gerak dan dialog di atas pentas.
B. MACAM-MACAM DRAMA
1. Ketoprak (Jawa Tengah)
2. Lenong (Betawi)
3. Randai (Minang)
4. Ludruk (Jawa Timur)
5. Reog (Jawa Timur)
6. Rangda (Bali)
C. UNSUR-UNSUR DRAMA
1. Naskah atau teks play atau lakon
2. Pemain (aktor atau aktris)
3. Tempat pertunjukan (teater)
4. Penonton (audiens)
D. UNSUR-UNSUR NASKAH DRAMA
1. Tema
2. Plot
3. Dialog
4. Perwatakan atau karakteristik
E. PROSES PENGADAAN DRAMA
1. Tema
Pengarang mengkhayalkan kisah manusia yang akan didramakan sehingga lahirlah sebuah ide atau masalah.
2. Menuliskan
Ide yang telah tercetus itu, dituangkan dalam bentuk karangan drama, sehingga menjadi sebuah kisah atau naskah drama atau lakon.
3. Memainkan
Naskah yang telah tersusun, oleh para aktor atau aktris dimainkan agar menjadi hidup.
4. Menyaksikan
Para audiens atau penonton menyaksikan lakon yang dipentaskan.
F. SUSUNAN PLOT ATAU ALUR DRAMA
1. Eksposisi
Lakon atau plot dimulai dengan sesuatu insiden yang mengawali adanya konflik.
2. Komplikasi
Dari insiden permulaan, timbullah penanjakan lakon sehingga berkembang menjadi konflik.
Ketegangan pun mencapai klimaks.
3. Resolusi
Lama-kelamaan konflik mulai mengendor, karena telah didapat jalan keluar.
Konflik menuju suatu penyelesaian dan akhirnya konfliks itu terselesaikan.
GAMBAR ALUR
KETERANGAN :
1. Eksposisi
2. Komplikasi
3. Resolusi
G. TEKNIK BERMAIN DRAMA
1. Teknik Muncul
Teknik seorang pemain untuk pertama kalinya tampil di atas pentas dalam satu drama.
2. Teknik Memberi Isi
Teknik menimbulkan kesan yang berbeda-beda.
3. Teknik Mengembangkan Improvisasi (cerita)
Teknik yang bertujuan untuk mengembangkan suatu drama sehingga drama tidak monoton dan menyebalkan.
Teknik ini ada 4 macam, yaitu :
3.1. Menaikkan volume suara.
3.2. Menaikkan nada suara
3.3. Menaikkan kecepatan tempo suara
3.4. Improfisasi : volume suara, tinggi nada dan kecepatan nada.
4. Teknik Membina Puncak Cerita
Ujung kunci dalam cerita.
5. Teknik Timing atau waktu
Ketepatan hubungan antara gerakan jasmani yang berlangsung sekejap dengan kata atau kalimat.
H. LANGKAH MEMBUAT NASKAH DRAMA
1. Menentukan tema
2. Menyusun alur cerita terlebih dahulu, untuk menentukan kapan mulai peleraian.
3. Perhatikan konsistensitas untuk seorang tokoh.
4. Keterangan gerak harus sesuai dengan watak tiap pelaku.
5. Latar dibuat sederhana tetapi meyakinkan.
6. Dialog singkat, tetapi jelas dan koherensif.
I. UNTUK BERMAIN DRAMA YANG BAIK
1. Mengetahui jalan cerita drama
2. Menghayati betul alur cerita
3. Menghayati betul tokoh yang kita perankan
4. Menguasai teknik bermain drama dengan baik.
J. ALAT PEMBANTU DRAMA
1. Babak
Drama terdiri atas beberapa babak, tetapi tidak sedikit pula sandiwara yang hanya satu babak.
Drama biasanya dianggap baik, kalau terdiri atas 5 babak.
Tiap babak ditandai dengan dekor tertentu.
2. Adegan
Tiap-tiap babak terdiri atas beberapa adegan.
Jadi berbeda dengan babak, perubahan tiap-tiap adegan itu disertai dengan perubahan dekorasi.
3. Proloog
Proloog adalah kata pendahuluan yang membuka babak pertama dalam Drama.
Proloog memberikan pemandangan tentang para pelaku drama serta konfliks atau pertentangan yang akan mereka alami di atas pentas.
4. Monoloog
Monoloog adalah percakapan seorang pelaku dengan dirinya sendiri.
5. Dialog
Dialog adalah percakapan antara beberapa orang pelaku (dialog antar tokoh)
6. Mimiek
Mimiek adalah gerak-gerik air muka serta isyarat.
7. Reira atau Nyanyian Bersama
Tiap babak diakhiri dengan reira yang berisi kesimpulan daripada babak yang baru saja berakhir.
8. Epiloog
Epiloog adalah kata penutup yang mengakhiri drama guna menyimpulkan dan menarik pelajaran dari apa yang telah dipertunjukkan itu.
K. ISI DRAMA
1. DRAMA TRAGEDI
Drama Tragedi adalah drama yang penuh dengan kesedihan.
Hal ini disebabkan pelaku utama dari awal hingga akhir pertunjukkan senantiasa kandas dalam melawan nasibnya yang buruk.
Contoh :
a. Nyai Dasima
b. Ken Arok dan Ken Dedes karya Muhammad Yamin
c. Hamlet karya Shakespeare
2. DRAMA KOMEDI
Drama Komedi adalah drama penggeli hati.
Drama komedi ini berisi sindiran atau kecaman terhadap orang-orang atau suatu keadaan pelaku yang dilebih-lebihkan.
Bahannya diambil dari kejadian yang terdapat dalam masyarakat serta berakhir dengan kegembiraan.
Contoh :
a. Tuan Amin karya Amal Hamzah
b. Liburan Seniman karya Usmar Ismail
3. DRAMA TRAGEDI KOMEDI
Drama Tragedi Komedi adalah drama yang penuh dengan kesedihan tetapi disamping itu kita jumpai juga hal-hal yang menggembirakan hati kita.
Contoh :
a. Api karya Usmar Ismail
b. Saijen en Adinda (Petikan dari Roman Max Havelar) karya Multatuli
4. LELUCON ATAU DAGELAN
Lelucon atau Dagelan adalah drama yang membuat penonton tertawa dari awal sampai akhir pertunjukan..
Hal ini disebabkan pelaku utama dari awal hingga akhir pertunjukkan senantiasa kandas dalam melawan nasibnya yang buruk.
Contoh :
a. Pak Pandir
b. Pak Bendul
c. Pak Jago
5. OPERA
Opera adalah drama yang berisi nyanyian dan musik.
Perkataan Opera berasal dari bahasa Italia yang berarti perbuatan.
Contoh :
Julius Caesar terjemahan Muhammad Yamin
6. OPERETTE
Operette adalah opera yang lebih pendek.
7. PANTOMINE
Pantomine adalah drama yang disampaikan dengan gerak-gerik serta isyarat saja tanpa kata-kata.
8. TABLEU
Tableu adalah drama yang disampaikan dengan gerak-gerik.
9. PASSIE
Passie adalah drama yang bersifat religius yang mempertunjukkan penderitaan dan perjuangan Jesus sampai saat penyaliban atas dirinya.
L. PENGARANG DRAMA
1. USMAR ISMAIL
Sebagai pelopor sandiwara modern.
Pada zaman Jepang, Usmar Ismail, El-Hakim dan Rosihan Anwar merupakan tiga serangkai pemimpin dan pendiri perkumpulan sandiwara “Maya”
Drama karangan Usmar Ismail, yaitu :
a. Mutiara dari Nusa Laut
b. Sedih dan Gembira,
Yaitu buku kumpulan 3 drama : Citra, Api dan Liburan Seniman
2. EL-HAKIM (Dr. ABU HANIFAH)
Ia terkenal sebagai pelopor perkumpulan sandiwara serta pengarang yang bertema nasional – realisme.
Buku kumpulan dramanya berjudul “Taufan di Atas Asia” terdiri dari atas 4 buah drama, yaitu :
a. Taufan di Atas Asia
b. Intelek Istimewa
c. Insan Kamil
d. Dewi Reni
3. SANUSI PANE
Hasil karangan dramanya yaitu :
a. Kertajaya
b. Manusia Baru
c. Sandyakalaning Majapahit
4. MUHAMMAD YAMIN
Hasil karangan dramanya yaitu :
a. Airlangga
b. Ken Arok dan Ken Dedes
c. Kala Dewi Tara Sudah Berkata
5. IDRUS
Hasil karangan dramanya yaitu :
a. Dokter Bismo
b. Kejahatan Membalas Dendam
c. Keluarga Surono
6. RUSTAM EFFENDY
Hasil karangan dramanya yaitu :
Bebasari (bentuknya puisi)
7. TULIS SUTAN NAN SATI
Mengarang kembali bentuk prosa Lirik yaitu : Sabai Nan Aluih
8. UTUY TATANG SONTANI
Hasil karangan dramanya yaitu :
a. Bunga Rumah Makan
b. Di Langit Ada Bintang
c. Suling
9. ARMYN PANE
Mengarang dalam “Jinak-Jinak Merpati”, dengan cerita-cerita sandiwara yang lain, yaitu kumpulan 7 buah drama.
Karangan drama itu, yaitu :
a. Jinak-Jinak Merpati
b. Antara Bumi dan Langit
c. Lukisan Masa
d. Nyai Langgeng
e. Barang Tidak Berharga.
PERKEMBANGAN SASTRA MENURUT ZAMAN
A. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT Drs. B. SIMORANGKIR S.
1. Kesusasteraan masa lama atau purba (sebelum datangnya pengaruh India)
Kesusateraan ini meliputi cerita tentang doa, mantra, silsilah, adat kebiasaan dan kepercayaan
2. Kesusasteraan Masa Hindu/Arab
Mulai dengan adanya pengaruh Hindu, dengan kedatangan agama Islam sampai kedatangan orang asing lain
Kesusasteraan ini meliputi cerita-cerita yang mengenai :
2.1. Asal-usul manusia
2.2. Alam
2.3. Agama
2.4. Pengajaran agama Islam
2.5. Keadaan negara asing
2.6. Cerita-cerita yang bersifat didaktis
2.7. Cerita-cerita yang bersifat penglipur lara
2.8. Silsilah raja-raja dan keluarganya
3. Kesusasteraaan Masa Baru
Terbagi atas :
3.1. Kesusasteraan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
3.2. Masa Balai Pustaka
3.3. Masa Pujangga Baru
4. Kesusasteraan Masa Mutakhir
Dari tahun 1942 hingga sekarang, meliputi :
4.1. Masa pendudukan Jepang
4.2. Masa revolusi
4.3. Masa kemerdekaan
B. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT USMAN EFFENDY
1. Kesusasteraan Lama ( ……. – 1920 )
2. Kesusasteraan Baru ( 1920 – 1945 )
3. Kesusasteraan Modern ( 1945 - …….. )
C. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT SABARUDDIN AHMAD
1. Kesusasteraan Lama
1.1. Dinamisme
1.2. Hinduisme
1.3. Islamisme
2. Kesusasteraan Baru
2.1. Masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
2.2. Masa Balai Pustaka
2.3. Masa Pujangga Baru
2.4. Masa Angkatan ‘45
D. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT Drs. UMAR JUNUS
1. Sastra Pre Angkatan ’33 ( Pre Angkatan Pujangga Baru)
Yang dimaksud dengan Pre Angkatan ’33 ialah masa antara tahun 1928 (peresmian bahasa Indonesia oleh Sumpah Pemuda) sampai tahun 1933 (munculnya Pujangga Baru)
2. Sastra Angkatan ’33 (Angkatan Pujangga Baru)
3. Sastra Angkatan ‘45
4. dan seterusnya
E. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT Prof. Drs. SLAMET MULYANA
1. Sastra Melayu Klasik / Kuno : ……….. s.d. Abdullah
2. Sastra Melayu Modern / Baru : dari 1920 - 1945
3. Sastra Indonesia : mulai tahun 1945
F. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT H.B. JASSIN
1. Sastra Melayu Lama
2. Sastra Melayu Modern
2.1. Angkatan ‘20
2.2. Angkatan ’33 atau Pujangga Baru
2.3. Angkatan ‘45
2.4. Angkatan ‘66
G. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT AJIP ROSIDI
1. Masa Kelahiran atau Masa Kejadian (Awal abad XX – 1945)
1.1. Periode awal abad XX – 1933
1.2. Periode 1933 – 1942
1.3. Periode 1942 – 1945
2. Masa Perkembangan ( sejak 1945 – kini)
2.1. Periode 1945 – 1953
2.2. Periode 1953 – 1960
2.3. Periode 1960 – kini
H. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT NUGROHO NOTOSUSANTO
1. Sastra Melayu Lama
2. Sastra Indonesia Modern
2.1. Masa Kebangkitan
2.1.1. Periode ‘20
2.1.2. Periode ‘33
2.1.3. Periode ’42
2.2. Masa Perkembangan
2.2.1. Periode ‘45
2.2.2. Periode ‘50
I. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT J.S. BADUDU
1. Kesusasteraan Lama dengan Angkatan Lamanya :
1.1. Kesusasteraan Masa Purba
1.2. Kesusasteraan Masa Hindu – Islam
2. Kesusasteraan Peralihan dengan Angkatan Peralihannya:
2.1. Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
2.2. Angkatan Balai Pustaka
J. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT PERKEMBANGAN BAHASA
1. Sastra Masa Balai Pustaka
2. Sastra Masa Angkatan Pujangga Baru
3. Sastra Masa Angkatan ‘45
4. Sastra Masa sesudah Angkatan ‘45
SASTRA MELAYU PURBA
Sebelum tahun 1950 sastra Melayu berupa cerita lisan. Yang termasuk dalam sastra lisan ialah peribahasa, yaitu kata adat yang sudah berbentuk tetap. Semua itu menggambarkan tabiat, watak orang Melayu.
Demikian juga dengan pantun, dongeng anak-anak, legenda, cerita jenaka, penglipur lara.
A. KEPERCAYAAN BANGSA MELAYU
1. Pantang bahasa
Kata-kata menimbulkan tenaga atau kekuatan.
Kata celaka mendatangkan kecelakaan, sebaliknya kata selamat menimbulkan keselamatan.
Kata ular diganti dengan akar, harimau diganti dengan nenek.
2. Kepercayaan pada roh halus
3. Kepercayaan pada pawang.
Pawang dianggap sebagai orang keramat yang mempunyai kedudukan terhormat, dan pandai bercerita serta membacakan mantera.
B. CERITA MELAYU KLASIK
Cerita yang berkembang pada saat itu adalah :
1. Cerita Pak Kodok
Seorang yang baik hati memiliki maksud-maksud yang baik juga, tetapi karena kebodohannya maka malanglah nasibnya.
2. Si Kelambai
Kelambai adalah raksasa yang bodoh. Jika anak manusia ditegurnya akan menjadi batu dan batang pisang. Raksasa yang besar dapat dikalahkan oleh manusia karena kebodohannya.
3. Hikayat Si Miskin
Si Miskin berasal dari raja keinderaan yang dikutuk oleh Batara Indera, sehingga suami isteri itu hidup melarat.
4. Cerita Penglipur Lara
Contohnya :
a. Hikayat Malim Deman
b. Hikayat Raja Muda
c. Hikayat Raja Budiman
Sedangkan tokoh yang sering dan selalu muncul dalam cerita penglipur lara adalah :
1. Kembang Manusia atau Kembang Cina
Yaitu seorang puteri yang melayani anak raja itu sebelum bertemu dengan puteri yang diperkenankan kepadanya.
2. Nenek Kebayan
Nenek yang menjadi perantara antara anak raja dengan puteri yang dicintainya.
3. Bujang Selamat
Seorang bujang yang amat setia pada anak raja dan rela mengorbankan diri bagi majikannya.
KESUSASTERAAN ZAMAN HINDU
A. PENGARUH HINDU
Pengaruh Hindu pada kesusasteraan Melayu sangat besar, sehingga berurat berakar karena lamanya bangsa Hindu menetap di Indonesia.
Pengaruh Hindu terhadap sastra Melayu dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. Cerita-cerita yang langsung masuk ke Indonesia
Contoh : Mahabarata dan Ramayana
2. Cerita-cerita yang datangnya melalui Persia dahulu
Contoh : Panca Tandera, Hitopadesya
3. Pengaruh Hindu tampak pada berbagai cerita sehingga dalam hikayat-hikayat Melaytu terdapat persamaan atau mirip dengan cerita-cerita Hindu, nama-nama dewa dan sebagainya.
B. MAHABARATA DAN RAMAYANA
Mahabarata dan Ramayana merupakan epos atau wiracarita terkenal, masing-masing disusun oleh oleh Wiyasa dan Walmiki.
1. MAHABARATA
Mahabarata terdiri dari 18 jilid atau parwa.
Bagi orang Hindu buku ini bukan hanya hikayat kepahlawanan tetapi juga sebuah buku agama.
Sebuah cerita sisitan atau episode yang terkenal dalam buku ini adalah “Bhagawat Gita” yang berisi percakapan antara “Kresna” sebagai guru dan “Arjuna” sebagai murid.
Pada pokoknya Mahabarata berisi :
a. Perebutan kerajaaan oleh keturunan Bharata yaitu Pandawa dan Kurawa.
b. Bermacam-macam hal, ajaran kaum Brahmana, keagamaan, adat istiadat.
c. Bermacam-macam sage yang berupa cerita sisipan atau episode.
Seperti : Bhagawat Gita, Nala dan Damayanti
2. RAMAYANA
Ramayana terdiri dari 8 jilid atau kanda.
Dalam bahasa Indonesia terkenal dengan “Hikayat Seri Rama”.
Hal ini dapat kita lihat dan saksikan seperti pada cerita-cerita yang terdapat pada pahatan di candi-candi, cerita Ramayana dapat pula kita saksikan di Candi Prambanan .
Dari pahatan di Prambanan terkenal dongeng “ Loro Jonggrang”
PENGARUH ISLAM DALAM PERKEMBANGAN SASTRA DI INDONESIA
A. MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Menurut sejarah, masuknya Islam ke Indonesia ialah pada abad ke-13, terbukti dari keterangan-keterangan pelancong antara lain :
1. Marcopolo sudah mendapatkan kaum Islam di Sumatera pada tahun 1292.
2. Dibuktikannya adanya tulisan yang tertera pada batu nisan Sultan Pasai yaitu Malikussaleh.
Pengaruah Islam dalam sastra Indonesia tidak langsung dari Arab, melainkan datang dari Persia dibawa oleh orang-orang Gujarat.
Hasil sastra pengaruh Arab Persi itu antara lain :
a. Hikayat Amir Hamzah
b. Hikayat Bkhtiar
c. Hikayat Kaidir
d. Hikayat Iskandar Zulkarnain
e. Hikayat Bayan Budiman
f. Hikayat Muhammad Ibnu Hanafiah
g. Hikayat 1001 malam
h. Kitab Seribu Masalah
i. Tajussalatin
j. Bustanussalatin
B. NAMA PENGARANG ISLAM
Pada zaman ini telah muncul beberapa pengarang Islam, antara lain :
1. Hamzah Fansuri
Karyanya :
a. Syair Perahu
b. Syair Si Burung Pingai
2. Buchari Al Jauhari
Karyanya :
Tajussalatin (Makota Segala Raja)
3. Nuruddin Ar Raniri
Karyanya :
Bustanussalatin ( Taman Segala Raja)
4. Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (Pengarang Islam zaman Peralihan)
Karyanya :
a. Hikayat Panca Tandera (Saduran)
b. Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah
SASTRA PERALIHAN
A. MASA PERALIHAN
Yang dimaksud dengan masa peralihan adalah masa peralihan sastra lama ke sastra baru.
Oleh karena itu satu-satunya pengarang yang kenamaan pada masa itu adalah Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (1796 – 1854), sehingga masa itu disebut zaman Abdullah.
Abdullah adalah seorang perintis sejarah kebudayaan Malaka khususnya dan tanah Melayu umumnya.
Sejaman dengan Abdullah ada dua orang pengarang Melayu yaitu Raja Ali Haji dan Sitti Saleha, tetapi keduanya masih berpegang pada tradisi bentuk puisi lama.
B. BUKU ABDULLAH YANG BERNILAI SASTRA
1. Syair Singapura Dimakan Api
2. Hikayat Abdullah
3. Hikayat Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah
4. Hikayat Kailah dan Daminah (saduran)
C. PERBEDAAN KARANGAN ABDULLAH DENGAN SASTRA LAMA
1. Bentuk bahasanya baru, tidak memakai bahasa klise.
Tak banyak lagi dipakai kata-kata Arab secara berlebih-lebihan.
2. Isinya
a. Tidak bersifat istana sentries
b. .Mulai menceritakan orang kebanyakan
c. Tidak bersifat khayal
Dari kedua hal tersebut di atas, Abdullah dapat dipandang sebagai pembaru sastra Melayu. Sayang usaha Abdullah ini berhenti setelah ia meninggal dunia, karena tak ada penerusnya.
Sastra peralihan dimasukkan ke dalam kesusasteraan alam dengan nama zaman peralihan, yang tidak berlangsung lama.
Sehingga batas sastra lama dan baru dapat ditarik lebih kurang tahun 1900.
D. HIKAYAT ABDULLAH
Untuk membandingkannya dengan bentuk karangan atau bahasa sastra lama di bawah ini adalah kutipan dari Hikayat Abdullah :
TENTANG BAHASA MELAYU
Aku pun sehari-hari belajar daripada nahu bahasa Inggris pada tiap-tiap hari, sebab pada fikiranku aku hendak jadikan dia ke dalam bahasa Melayu, sebab kudapati terlalu banyak gunanya, karena perkara yang demikian tiada dalam bahasa Melayu, sebab itulah kebanyakan orang Melayu pergi belajar nahu bahasa Arab, ia tahu bukan barang-barang susahnya dalam seribu tiada orang yang mendapat dengan sempurnanya, dan lagi oleh sebab itu bukan bahasa dirinya.
PERKEMBANGAN KESUSASTERAAN INDONESIA
A. KESUSASTERAAN MELAYU KLASIK
Kesusasteraan lama dimulai semenjak adanya kesusasteraan di muka bumi Indonesia ini sampai kira-kira tahun 1800 atau masa kesusasteraan sebelum Abdullah bin Abdulkadir Munsyi yang hidup tahun 1706 – 1854.
Pada masa itulah bukan main besarnya peranan tukang cerita yang bernama pawing. Kesusasteraan pada masa itu berupa : puisi, mantera, pantun, dongeng dan juga pantun kilat.
B. CIRI KESUSASTERAAN LAMA
1. Bersifat Statis
2. Anonim ( tidak dikenal nama pengarangnya)
3. Tema atau pokok-pokok karangannya, baik prosa maupun puisi bercorak :
a. Khayal dan fantasi
b. Pendidikan dan pelajaran
c. Agama (religius)
d. Istana sentris (cerita berpusat pada cerita lingkungan kerajaan)
4. Bahasa yang digunakan atau dipakai adalah bahasa Melayu Kuno yang penuh dengan :
a. Pepatah
b. Kalimat majemuk yang panjang-panjang
c. Ungkapan-ungkapan klise
d. Dihiasi kata-kata asing
5. Menilik bentuknya kesusasteraan lama mempunyai ciri-ciri :
a. Puisinya sangat terikat oleh syarat-syarat mutlak yang konservatif dan tradisional, seperti :
- Jumlah baris dalam tiap-tiap bait
- Jumlah suku kata dalam tiap baris
- Sajak dan irama
b. Prosanya pun senantiasa menggunakan cara-cara yang tradisional, misalnya saja : pendahuluan yang panjang-panjang serta kearab-araban.
C. KESUSASTERAAN MASA PERALIHAN
1. KESUSASTERAAN SEMASA ABDULLAH
Abdullah selaku ahli bahasa dan pengarang yang produktif dibuktikan dengan jasa-jasanya :
Karangan yang berjudul “Hikayat Abdullah” yang berisikan biografi dirinya sendiri, biografi orang terkemuka pada masa itu serta lukisan keadaan orang-orang sekitarnya.
Puisi gubahannya adalah syair “Singapura Dimakan Api”
Menyajikan naskah kamus bahasa Melayu
Menyalin kitab suci Alquran
Mengadakan penyelidikan atas tata bahasa Melayu
Memberikan bantuan dalam penerbitan Sejarah Melayu
Sebuah kisah yang dikarangnya pada waktu naik haji adalah “Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah”
2. KESUSASTERAAN SESUDAH ABDULLAH
Sebenarnya sesudah Abdullah bin Abdulkadir Munsyi kesusasteraan Indonesia mengalami masa vakum selama lebih dari setengah abad (± 1920).
Memang ada juga ada pengarang pada masa itu, namun jumlahnya sedikit sekali dan mereka masih berpegang teguh kepada tradisi kesusasteraan Indonesia lama, artinya mereka tidak melanjutkan keseusasteraan yang telah dirintis oleh Abdullah.
Nama pengarang pada masa ini diantaranya adalah :
Raja Ali Haji
Haji Ibrahim Datuk Rangkajo
D. KESUSASTERAAN INDONESIA MODERN
Sastra Indonesia modern yang merupakan sastra nasional terbagi atas beberapa masa, yaitu :
1. MASA KEBANGKITAN
BERDIRINYA BALAI PUSTAKA
Pada tahun 1908 pemerintah Belanda mendirikan lembaga bacaan rakyat yang bernama Volkslectuur dengan Dr.G.A.J. Hazeu sebagai ketuanya di kota Jakarta.
Lembaga ini bertugas memilih karangan-karangan yang kemudian menerbitkannya sebagai bacaan umum, untuk anak-anak dan orang dewasa, guna mengisi waktu senggang dan menambah pengetahuan.
Pada tahun 1917 Volkslectuur itu diubah namanya menjadi “Balai Pustaka” serta para redakturnya terdiri atas penulis dan ahli bahasa Melayu.
TUGAS BALAI PUSTAKA :
a. Mula-mula hanya menerbitkan naskah-naskah lama yang bila perlu dapat diubah dan disempurnakan.
b. Menerbitkan saduran dan terjemahan hasil karya pujangga-pujangga asing yang kenamaan seperti Shakespeare, Cervantes, Jules Verne, Ruyat Kipling, Tolstoi dan lain sebagainya.
c. Menerbitkan naskah-naskah pengarang muda bangsa Indonesia baik berupa puisi maupun prosa
d. Menerbitkan majalah-majalah antara lain :
- Panji Pustaka (bahasa Melayu)
- Sari Pustaka (bahasa Melayu)
- Kejawen (bahasa Jawa)
- Parahiangan (bahasa Sunda)
Selain itu ada kekangan terhadap naskah-naskah karangan dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Karangan-karangan jangan mengandung unsur-unsur yang menentang pemerintah.
b. Karangan-karangan tidak boleh menyinggung perasaan-perasaan golongan tertentu dalam masyarakat.
c. Karangan-karangan hendaknya bebas dalam agama yakni jangan menyinggung seseorang, hati penganutnya serta hendaknya mengandung tuntunan perangai.
Walaupun Balai Pustaka ini sering menahan atau mengubah naskah-naskah, namun besarlah manfaatnya.
MANFAAT BALAI PUSTAKA :
a. Memberi kesempatan kepada pengarang-pengarang untuk mengembangkan bakatnya.
b. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk dapat menikmati buku-buku bacaan, sehingga bertambah pengetahuannya serta mengisi waktu senggang.
Balai Pustaka hidup terus dan peranannya semakin besaar lebih-lebih pada masa sekarang.
Nama-nama Dr.D.A. Rinkes, Dr. G.A.J.Drewes dan K.A. Hiding pernah menjadi pemimpin Balai Pustaka.
Pada tahun 1922, membawa udara segar bagi atau dalam gelanggang seni sastra Indonesia dengan terbitnya 2 buah buku kesusasteraan yang telah meninggalkan tradisi sastra lama Indonesia, yaitu :
a. Tanah Air kumpulan puisi baru karya Mohammad Yamin
b. Siti Nurbaya, roman karya Marah Rusli
Dengan terbitnya buku “Siti Nurbaya” ini, maka dalam perkembangan sastra masa Balai Pustaka sering disebut Angkatan Siti Nurbaya.
Hal ini dikarenakan karya ini sangat mengagumkan dan menggemparkan pada masa itu.
CIRI-CIRI KESUSASTERAAN BALAI PUSTAKA (SITI NURBAYA)
1. Agak Dinamis
2. Bercorak pasif-romantik
3. Mempergunakan bahasa Melayu baru, tetapi tetap dihiasi ungkapan-ungkapan klise serta uraian yang panjang-panjang.
4. Menilik bentuknya kesusasteraan angkatan Balai Pustaka atau angkatan Siti Nurbaya itu mempunyai ciri-ciri :
4.1 Penyair masih banyak menggunakan bentuk-bentuk puisi lama, pantun dan syair
4.2 Bentuk puisi barat yang tidak terlalu terikat oleh syarat-syarat seperti puisi lama.
Tokohnya adalah Mohammad Yamin, dengan karanganya dalam bentuk Soneta.
4.3 Bentuk prosa yang memegang peranan masa kesusasteraan angkatan Siti Nurbaya atau angkatan Balai Pustaka adalah Roman.
Roman angkatan Siti Nurbaya ini bertema “Perjuangan atau perlawanan terhadap adat istiadat lama”
KESUSASTERAAN ANGKATAN PUJANGGA BARU
Pada masa ini dimulai dengan terbitnya majalah Pujangga Baru pada bulan Mei 1933.
Majalah inilah merupakan faktor penunjang atau sebagai terompet serta penyambung lidah para Pujangga Baru .
Penerbitan majalah tersebut dipimpin oleh “Tiga Serangkai Pujangga Baru” yaitu :
1. Amir Hamzah
2. Armyn Pane
3. Sutan Takdir Alisyahbana
Dalam Manifestasi Pujangga Baru dinyatakan :
“Fungsi kesusasteraan itu, selain melukiskan atau menggambarkan tinggi rendahnya suatu bangsa, juga mendorong bangsa tersebut ke arah kemajuan”
Pada masa ini, lahirlah seorang pujangga religius yang sangat terkenal yaitu “Amir Hamzah”, sehingga akhirnya dinobatkan sebagai “Raja Penyair Pujangga Baru”
CIRI-CIRI KESUSASTERAAN ANGKATAN PUJANGGA BARU
1. Dinamis
2. Bercorak Romantik- idealistis
3. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu yang lebih modern sudah banyak meninggalkan bahasa klise.
Mereka berusaha membuat ungkapan serta gaya bahasanya menurut kemauannya sendiri.
Pilihan kata, penggabungan ungkapan serta irama sangat dipentingkan sehingga terlalu dicari-cari.
4. Menilik bentuknya, kesusasteraan angkatan Pujangga Baru mempunyai ciri-ciri :
Bentuk puisi
Yang memegang peranan penting adalah Soneta.
Sajak, jumlah suku kata dan syarat-syarat puisi lainnya sudah tidak mengikat lagi.
Contoh : Hang Tuah karya Amir hamzah
Bentuk Prosa
Yang memegang peranan penting adalah Roman.
Temanya bukan lagi pertentangan faham muda dengan adat lama seperti angkatan Siti Nurbaya, melainkan perjuangan kemerdekaan dan pergerakan kebangsaan.
Contoh : Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana
Pujangga Baru juga mempergunakan drama yang bertema kesadaran nasional.
Bahannya adalah diambil dari sejarah, ada pula yang semata-mata fantasi pengarang sendiri yang menggambarkan jiwa dinamis.
KESUSASTERAAN MASA JEPANG
Pada masa ini, terdapat keretakan dalam kesusasteraan Indonesia.
Pada masa ini, terdapat 2 golongan dalam bidang kesusasteraan yaitu :
1. Yang resmi di bawah Pusat Kebudayaan (Keikin Bunka Shidosa) dengan sensornya yang keras.
2. Yang di luar kegiatan Pusat Kebudayaan
CIRI-CIRI KESUSASTERAAN MASA JEPANG
1. Bercorak romantik – idealisme
2. Simbolis
PENGARANG MASA KESUSASTERAAN JEPANG
1. Chairil Anwar
2. Rosihan Anwar
3. Usmar Ismail
4. Amal Hamzah
5. El-Hakim
6. Bakrie Siregar
2. MASA PERKEMBANGAN
KESUSASTERAAN ANGKATAN ‘45
Angkatan ’45 lahir pada saat bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Pada saat ini, perkembangan bahasa dan sastra Indonesia semakin maju pesat karena Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda.
Sedangkan yang memberi nama Angkatan ’45 adalah Rosihan Anwar dalam majalah Siasat pada tanggal 9 Januari 1949.
Manifes Angkatan ’45 termuat dalam majalah Siasat pada tanggal 23 Oktober 1945 berupa Surat Kepercayaan Gelanggang tanggal 18 Februari 1950, yang dapat kita lihat patokan-patokan Angkatan ’45, yaitu :
1. Ujud pernyataan fikiran lebih dipentingkan
2. Kepribadian seseorang, hendaknya menjadi pegangan dan ukuran nilai mencipta
3. Nilai-nilai baru baru ditempatkan, setelah nilai-nilai lama dihancurkan. Jadi sungguh membentuk yang baru.
4. Pencipta-pencipta harus ada kebebasan penuh, untuk menghasilkan buah cipta.
5. Tekanan diletakkan pada kebudayaan dunia, yakni sifat universal kesenian Indonesia.
CIRI-CIRI ANGKATAN ‘45
1.Bercorak realistis
2.Bertemakan patriotisme, revolusi dan perlawanan terhadap penjajah
3.Bahasa dalam prosa menggunakan bahasa yang ekonomis, kata-katanya padat, dalam, kalimatnya pendek-pendek
4.Prosa menggunakan gaya bahasa menyoal baru
Angkatan ’45 oleh HB. Jassin diberi nama Angkatan Pendobrak.
Sedangkan tokoh-tokoh yang terkenal dalam Angkatan ’45 dalam bidangnya antara lain :
1. Chairil Anwar dalam bidang puisi
2. Idrus dalam bidang prosa
3. KESUSASTERAAN ANGKATAN ‘50
Pada tahun-tahun yang lalu belum ada penegasan tentang adanya Angkatan ’50.
HB. Jassin belum menyebutkan Angkatan ’50, sedang menurut Slamet Mulyono sastrawan Angkatan ’50 hanyalah pelanjut saja, karena dia hanya mengakui sastra Indonesia baru lahir tahun 1945.
Tinjauan yang mendalam dan menyeluruh membuktikan bahwa, masa ini menunjukkan wujud dan hidupnya, yaitu :
a. Berisi kebebasan sastrawan yang lebih luas di atas kebiasaan (tradisi) yang diletakkan pada tahun 1945.
b. Masa ’50 memberikan pernyataan tentang aspirasi (tujuan yang terakhir dicapai) nasional lebih jauh.
Jadi, ada beberapa penyaringan dengan beberapa ciri diantaranya :
a. Pusat kegiatan sastra makin banyak jumlahnya dan makin meluas daerahnya hampir di seluruh Indonesia, tidak hanya berpusat di Jakarta dan Yogyakarta.
b. Terdapat pengungkapan yang lebih mendalam terhadap kebudayaan daerah dalam menuju perwujudan sastra nasional Indonesia.
c. Penilaian keindahan dalam sastra, tidak lagi didasarkan kepada kekuasaan asing, akan tetapi kepada peleburan (kristalisasi) antara ilmu dan pengetahuan asing dengan perasaan dan ukuran nasional.
SASTRAWAN ANGKATAN ‘50
1. Trisnoyuwono
2. Ayip Rosidi
3. Ramadhan KH
4. Nugroho Notosusanto
5. Toto Sudarto Bachtiar
4. KESUSASTERAAN ANGKATAN ‘66
Angkatan ’66 mula-mula diperkenalkan oleh H.B. Jassin dalam bukunya yang berjudul “Angkatan ‘66”, yang mendasarkan sifat politik yang mempengaruhi karya-karya sastra pada masa ini.
Pada atahun 1966 di tanah air kita terjadi peristiwa penting. Peristiwa yang melahirkan Angkatan ’66, yaitu :
“ Suatu generasi baru yang melakukan pendobrakan yang disebabkan oleh penyelewengan-penyelengan besar-besaran yang membawa negara ke jurang kehancuran”
Ada beberapa kumpulan puisi yang menarik perhatian selama demontrasi terhadap pemerintah dalam usaha mengembangkan revolusi terhadap rel Pancasila, yaitu :
1. Tirani dan Benteng karya Taufik Ismail (dengan nama samaran Ibnu Fajar)
2. Mereka telah Bangkit karya Bur Raswanto
3. Perlawanan karya Mansur samin
4. Pembebasan karya Abdulwahid Situmeang
5. Kebangkitan oleh Lima Penyair Fakultas Syair UI
Menurut kritikus sastra Indonesia, H.B. Jassin, yang masuk Angkatan ’66 ini, tidak hanya mereka yang menulis sanjak-sanjak perlawanan pada permulaan tahun 1966, tetapi juga yang telah tampil beberapa tahun sebelumnya dengan kesadaran.
Penyair yang terkenal pada Angkatan ’66 adalah Taufik Ismail dengan buku karyanya yaitu “Tirani” (1966) dan “Benteng” (1963)
SASTRAWAN ANGKATAN ‘66
1. Ayip Rosidi
2. W.S. Rendra
3. Taufik Ismail
4. Hartono Andangjaya
5. Mansur Samin
6. Jusach Ananda
7. NH. Dini
8. Iwan Simatupang
9. Motinggo Busje
10. Sapardi Djoko Darmono
5. KARYA SASTRA KONTEMPORER
Sekitar tahun 70-an, muncul karya sastra yang lain dari karya sastra sebelumnya.
Kebanyakan isinya tidak menekankan pada makna kata.
Ada ahli sastra menggolongkan jenis karya sastra ini di dalam karya sastra kontemporer.
Kemunculan karya-karya semacam ini dipelopori oleh penyair Sutardji Calzoum Bachri.
1. Kesusasteraan masa lama atau purba (sebelum datangnya pengaruh India)
Kesusateraan ini meliputi cerita tentang doa, mantra, silsilah, adat kebiasaan dan kepercayaan
2. Kesusasteraan Masa Hindu/Arab
Mulai dengan adanya pengaruh Hindu, dengan kedatangan agama Islam sampai kedatangan orang asing lain
Kesusasteraan ini meliputi cerita-cerita yang mengenai :
2.1. Asal-usul manusia
2.2. Alam
2.3. Agama
2.4. Pengajaran agama Islam
2.5. Keadaan negara asing
2.6. Cerita-cerita yang bersifat didaktis
2.7. Cerita-cerita yang bersifat penglipur lara
2.8. Silsilah raja-raja dan keluarganya
3. Kesusasteraaan Masa Baru
Terbagi atas :
3.1. Kesusasteraan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
3.2. Masa Balai Pustaka
3.3. Masa Pujangga Baru
4. Kesusasteraan Masa Mutakhir
Dari tahun 1942 hingga sekarang, meliputi :
4.1. Masa pendudukan Jepang
4.2. Masa revolusi
4.3. Masa kemerdekaan
B. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT USMAN EFFENDY
1. Kesusasteraan Lama ( ……. – 1920 )
2. Kesusasteraan Baru ( 1920 – 1945 )
3. Kesusasteraan Modern ( 1945 - …….. )
C. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT SABARUDDIN AHMAD
1. Kesusasteraan Lama
1.1. Dinamisme
1.2. Hinduisme
1.3. Islamisme
2. Kesusasteraan Baru
2.1. Masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
2.2. Masa Balai Pustaka
2.3. Masa Pujangga Baru
2.4. Masa Angkatan ‘45
D. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT Drs. UMAR JUNUS
1. Sastra Pre Angkatan ’33 ( Pre Angkatan Pujangga Baru)
Yang dimaksud dengan Pre Angkatan ’33 ialah masa antara tahun 1928 (peresmian bahasa Indonesia oleh Sumpah Pemuda) sampai tahun 1933 (munculnya Pujangga Baru)
2. Sastra Angkatan ’33 (Angkatan Pujangga Baru)
3. Sastra Angkatan ‘45
4. dan seterusnya
E. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT Prof. Drs. SLAMET MULYANA
1. Sastra Melayu Klasik / Kuno : ……….. s.d. Abdullah
2. Sastra Melayu Modern / Baru : dari 1920 - 1945
3. Sastra Indonesia : mulai tahun 1945
F. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT H.B. JASSIN
1. Sastra Melayu Lama
2. Sastra Melayu Modern
2.1. Angkatan ‘20
2.2. Angkatan ’33 atau Pujangga Baru
2.3. Angkatan ‘45
2.4. Angkatan ‘66
G. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT AJIP ROSIDI
1. Masa Kelahiran atau Masa Kejadian (Awal abad XX – 1945)
1.1. Periode awal abad XX – 1933
1.2. Periode 1933 – 1942
1.3. Periode 1942 – 1945
2. Masa Perkembangan ( sejak 1945 – kini)
2.1. Periode 1945 – 1953
2.2. Periode 1953 – 1960
2.3. Periode 1960 – kini
H. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT NUGROHO NOTOSUSANTO
1. Sastra Melayu Lama
2. Sastra Indonesia Modern
2.1. Masa Kebangkitan
2.1.1. Periode ‘20
2.1.2. Periode ‘33
2.1.3. Periode ’42
2.2. Masa Perkembangan
2.2.1. Periode ‘45
2.2.2. Periode ‘50
I. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT J.S. BADUDU
1. Kesusasteraan Lama dengan Angkatan Lamanya :
1.1. Kesusasteraan Masa Purba
1.2. Kesusasteraan Masa Hindu – Islam
2. Kesusasteraan Peralihan dengan Angkatan Peralihannya:
2.1. Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
2.2. Angkatan Balai Pustaka
J. PEMBAGIAN SASTRA MENURUT PERKEMBANGAN BAHASA
1. Sastra Masa Balai Pustaka
2. Sastra Masa Angkatan Pujangga Baru
3. Sastra Masa Angkatan ‘45
4. Sastra Masa sesudah Angkatan ‘45
SASTRA MELAYU PURBA
Sebelum tahun 1950 sastra Melayu berupa cerita lisan. Yang termasuk dalam sastra lisan ialah peribahasa, yaitu kata adat yang sudah berbentuk tetap. Semua itu menggambarkan tabiat, watak orang Melayu.
Demikian juga dengan pantun, dongeng anak-anak, legenda, cerita jenaka, penglipur lara.
A. KEPERCAYAAN BANGSA MELAYU
1. Pantang bahasa
Kata-kata menimbulkan tenaga atau kekuatan.
Kata celaka mendatangkan kecelakaan, sebaliknya kata selamat menimbulkan keselamatan.
Kata ular diganti dengan akar, harimau diganti dengan nenek.
2. Kepercayaan pada roh halus
3. Kepercayaan pada pawang.
Pawang dianggap sebagai orang keramat yang mempunyai kedudukan terhormat, dan pandai bercerita serta membacakan mantera.
B. CERITA MELAYU KLASIK
Cerita yang berkembang pada saat itu adalah :
1. Cerita Pak Kodok
Seorang yang baik hati memiliki maksud-maksud yang baik juga, tetapi karena kebodohannya maka malanglah nasibnya.
2. Si Kelambai
Kelambai adalah raksasa yang bodoh. Jika anak manusia ditegurnya akan menjadi batu dan batang pisang. Raksasa yang besar dapat dikalahkan oleh manusia karena kebodohannya.
3. Hikayat Si Miskin
Si Miskin berasal dari raja keinderaan yang dikutuk oleh Batara Indera, sehingga suami isteri itu hidup melarat.
4. Cerita Penglipur Lara
Contohnya :
a. Hikayat Malim Deman
b. Hikayat Raja Muda
c. Hikayat Raja Budiman
Sedangkan tokoh yang sering dan selalu muncul dalam cerita penglipur lara adalah :
1. Kembang Manusia atau Kembang Cina
Yaitu seorang puteri yang melayani anak raja itu sebelum bertemu dengan puteri yang diperkenankan kepadanya.
2. Nenek Kebayan
Nenek yang menjadi perantara antara anak raja dengan puteri yang dicintainya.
3. Bujang Selamat
Seorang bujang yang amat setia pada anak raja dan rela mengorbankan diri bagi majikannya.
KESUSASTERAAN ZAMAN HINDU
A. PENGARUH HINDU
Pengaruh Hindu pada kesusasteraan Melayu sangat besar, sehingga berurat berakar karena lamanya bangsa Hindu menetap di Indonesia.
Pengaruh Hindu terhadap sastra Melayu dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. Cerita-cerita yang langsung masuk ke Indonesia
Contoh : Mahabarata dan Ramayana
2. Cerita-cerita yang datangnya melalui Persia dahulu
Contoh : Panca Tandera, Hitopadesya
3. Pengaruh Hindu tampak pada berbagai cerita sehingga dalam hikayat-hikayat Melaytu terdapat persamaan atau mirip dengan cerita-cerita Hindu, nama-nama dewa dan sebagainya.
B. MAHABARATA DAN RAMAYANA
Mahabarata dan Ramayana merupakan epos atau wiracarita terkenal, masing-masing disusun oleh oleh Wiyasa dan Walmiki.
1. MAHABARATA
Mahabarata terdiri dari 18 jilid atau parwa.
Bagi orang Hindu buku ini bukan hanya hikayat kepahlawanan tetapi juga sebuah buku agama.
Sebuah cerita sisitan atau episode yang terkenal dalam buku ini adalah “Bhagawat Gita” yang berisi percakapan antara “Kresna” sebagai guru dan “Arjuna” sebagai murid.
Pada pokoknya Mahabarata berisi :
a. Perebutan kerajaaan oleh keturunan Bharata yaitu Pandawa dan Kurawa.
b. Bermacam-macam hal, ajaran kaum Brahmana, keagamaan, adat istiadat.
c. Bermacam-macam sage yang berupa cerita sisipan atau episode.
Seperti : Bhagawat Gita, Nala dan Damayanti
2. RAMAYANA
Ramayana terdiri dari 8 jilid atau kanda.
Dalam bahasa Indonesia terkenal dengan “Hikayat Seri Rama”.
Hal ini dapat kita lihat dan saksikan seperti pada cerita-cerita yang terdapat pada pahatan di candi-candi, cerita Ramayana dapat pula kita saksikan di Candi Prambanan .
Dari pahatan di Prambanan terkenal dongeng “ Loro Jonggrang”
PENGARUH ISLAM DALAM PERKEMBANGAN SASTRA DI INDONESIA
A. MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Menurut sejarah, masuknya Islam ke Indonesia ialah pada abad ke-13, terbukti dari keterangan-keterangan pelancong antara lain :
1. Marcopolo sudah mendapatkan kaum Islam di Sumatera pada tahun 1292.
2. Dibuktikannya adanya tulisan yang tertera pada batu nisan Sultan Pasai yaitu Malikussaleh.
Pengaruah Islam dalam sastra Indonesia tidak langsung dari Arab, melainkan datang dari Persia dibawa oleh orang-orang Gujarat.
Hasil sastra pengaruh Arab Persi itu antara lain :
a. Hikayat Amir Hamzah
b. Hikayat Bkhtiar
c. Hikayat Kaidir
d. Hikayat Iskandar Zulkarnain
e. Hikayat Bayan Budiman
f. Hikayat Muhammad Ibnu Hanafiah
g. Hikayat 1001 malam
h. Kitab Seribu Masalah
i. Tajussalatin
j. Bustanussalatin
B. NAMA PENGARANG ISLAM
Pada zaman ini telah muncul beberapa pengarang Islam, antara lain :
1. Hamzah Fansuri
Karyanya :
a. Syair Perahu
b. Syair Si Burung Pingai
2. Buchari Al Jauhari
Karyanya :
Tajussalatin (Makota Segala Raja)
3. Nuruddin Ar Raniri
Karyanya :
Bustanussalatin ( Taman Segala Raja)
4. Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (Pengarang Islam zaman Peralihan)
Karyanya :
a. Hikayat Panca Tandera (Saduran)
b. Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah
SASTRA PERALIHAN
A. MASA PERALIHAN
Yang dimaksud dengan masa peralihan adalah masa peralihan sastra lama ke sastra baru.
Oleh karena itu satu-satunya pengarang yang kenamaan pada masa itu adalah Abdullah bin Abdulkadir Munsyi (1796 – 1854), sehingga masa itu disebut zaman Abdullah.
Abdullah adalah seorang perintis sejarah kebudayaan Malaka khususnya dan tanah Melayu umumnya.
Sejaman dengan Abdullah ada dua orang pengarang Melayu yaitu Raja Ali Haji dan Sitti Saleha, tetapi keduanya masih berpegang pada tradisi bentuk puisi lama.
B. BUKU ABDULLAH YANG BERNILAI SASTRA
1. Syair Singapura Dimakan Api
2. Hikayat Abdullah
3. Hikayat Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah
4. Hikayat Kailah dan Daminah (saduran)
C. PERBEDAAN KARANGAN ABDULLAH DENGAN SASTRA LAMA
1. Bentuk bahasanya baru, tidak memakai bahasa klise.
Tak banyak lagi dipakai kata-kata Arab secara berlebih-lebihan.
2. Isinya
a. Tidak bersifat istana sentries
b. .Mulai menceritakan orang kebanyakan
c. Tidak bersifat khayal
Dari kedua hal tersebut di atas, Abdullah dapat dipandang sebagai pembaru sastra Melayu. Sayang usaha Abdullah ini berhenti setelah ia meninggal dunia, karena tak ada penerusnya.
Sastra peralihan dimasukkan ke dalam kesusasteraan alam dengan nama zaman peralihan, yang tidak berlangsung lama.
Sehingga batas sastra lama dan baru dapat ditarik lebih kurang tahun 1900.
D. HIKAYAT ABDULLAH
Untuk membandingkannya dengan bentuk karangan atau bahasa sastra lama di bawah ini adalah kutipan dari Hikayat Abdullah :
TENTANG BAHASA MELAYU
Aku pun sehari-hari belajar daripada nahu bahasa Inggris pada tiap-tiap hari, sebab pada fikiranku aku hendak jadikan dia ke dalam bahasa Melayu, sebab kudapati terlalu banyak gunanya, karena perkara yang demikian tiada dalam bahasa Melayu, sebab itulah kebanyakan orang Melayu pergi belajar nahu bahasa Arab, ia tahu bukan barang-barang susahnya dalam seribu tiada orang yang mendapat dengan sempurnanya, dan lagi oleh sebab itu bukan bahasa dirinya.
PERKEMBANGAN KESUSASTERAAN INDONESIA
A. KESUSASTERAAN MELAYU KLASIK
Kesusasteraan lama dimulai semenjak adanya kesusasteraan di muka bumi Indonesia ini sampai kira-kira tahun 1800 atau masa kesusasteraan sebelum Abdullah bin Abdulkadir Munsyi yang hidup tahun 1706 – 1854.
Pada masa itulah bukan main besarnya peranan tukang cerita yang bernama pawing. Kesusasteraan pada masa itu berupa : puisi, mantera, pantun, dongeng dan juga pantun kilat.
B. CIRI KESUSASTERAAN LAMA
1. Bersifat Statis
2. Anonim ( tidak dikenal nama pengarangnya)
3. Tema atau pokok-pokok karangannya, baik prosa maupun puisi bercorak :
a. Khayal dan fantasi
b. Pendidikan dan pelajaran
c. Agama (religius)
d. Istana sentris (cerita berpusat pada cerita lingkungan kerajaan)
4. Bahasa yang digunakan atau dipakai adalah bahasa Melayu Kuno yang penuh dengan :
a. Pepatah
b. Kalimat majemuk yang panjang-panjang
c. Ungkapan-ungkapan klise
d. Dihiasi kata-kata asing
5. Menilik bentuknya kesusasteraan lama mempunyai ciri-ciri :
a. Puisinya sangat terikat oleh syarat-syarat mutlak yang konservatif dan tradisional, seperti :
- Jumlah baris dalam tiap-tiap bait
- Jumlah suku kata dalam tiap baris
- Sajak dan irama
b. Prosanya pun senantiasa menggunakan cara-cara yang tradisional, misalnya saja : pendahuluan yang panjang-panjang serta kearab-araban.
C. KESUSASTERAAN MASA PERALIHAN
1. KESUSASTERAAN SEMASA ABDULLAH
Abdullah selaku ahli bahasa dan pengarang yang produktif dibuktikan dengan jasa-jasanya :
Karangan yang berjudul “Hikayat Abdullah” yang berisikan biografi dirinya sendiri, biografi orang terkemuka pada masa itu serta lukisan keadaan orang-orang sekitarnya.
Puisi gubahannya adalah syair “Singapura Dimakan Api”
Menyajikan naskah kamus bahasa Melayu
Menyalin kitab suci Alquran
Mengadakan penyelidikan atas tata bahasa Melayu
Memberikan bantuan dalam penerbitan Sejarah Melayu
Sebuah kisah yang dikarangnya pada waktu naik haji adalah “Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah”
2. KESUSASTERAAN SESUDAH ABDULLAH
Sebenarnya sesudah Abdullah bin Abdulkadir Munsyi kesusasteraan Indonesia mengalami masa vakum selama lebih dari setengah abad (± 1920).
Memang ada juga ada pengarang pada masa itu, namun jumlahnya sedikit sekali dan mereka masih berpegang teguh kepada tradisi kesusasteraan Indonesia lama, artinya mereka tidak melanjutkan keseusasteraan yang telah dirintis oleh Abdullah.
Nama pengarang pada masa ini diantaranya adalah :
Raja Ali Haji
Haji Ibrahim Datuk Rangkajo
D. KESUSASTERAAN INDONESIA MODERN
Sastra Indonesia modern yang merupakan sastra nasional terbagi atas beberapa masa, yaitu :
1. MASA KEBANGKITAN
BERDIRINYA BALAI PUSTAKA
Pada tahun 1908 pemerintah Belanda mendirikan lembaga bacaan rakyat yang bernama Volkslectuur dengan Dr.G.A.J. Hazeu sebagai ketuanya di kota Jakarta.
Lembaga ini bertugas memilih karangan-karangan yang kemudian menerbitkannya sebagai bacaan umum, untuk anak-anak dan orang dewasa, guna mengisi waktu senggang dan menambah pengetahuan.
Pada tahun 1917 Volkslectuur itu diubah namanya menjadi “Balai Pustaka” serta para redakturnya terdiri atas penulis dan ahli bahasa Melayu.
TUGAS BALAI PUSTAKA :
a. Mula-mula hanya menerbitkan naskah-naskah lama yang bila perlu dapat diubah dan disempurnakan.
b. Menerbitkan saduran dan terjemahan hasil karya pujangga-pujangga asing yang kenamaan seperti Shakespeare, Cervantes, Jules Verne, Ruyat Kipling, Tolstoi dan lain sebagainya.
c. Menerbitkan naskah-naskah pengarang muda bangsa Indonesia baik berupa puisi maupun prosa
d. Menerbitkan majalah-majalah antara lain :
- Panji Pustaka (bahasa Melayu)
- Sari Pustaka (bahasa Melayu)
- Kejawen (bahasa Jawa)
- Parahiangan (bahasa Sunda)
Selain itu ada kekangan terhadap naskah-naskah karangan dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Karangan-karangan jangan mengandung unsur-unsur yang menentang pemerintah.
b. Karangan-karangan tidak boleh menyinggung perasaan-perasaan golongan tertentu dalam masyarakat.
c. Karangan-karangan hendaknya bebas dalam agama yakni jangan menyinggung seseorang, hati penganutnya serta hendaknya mengandung tuntunan perangai.
Walaupun Balai Pustaka ini sering menahan atau mengubah naskah-naskah, namun besarlah manfaatnya.
MANFAAT BALAI PUSTAKA :
a. Memberi kesempatan kepada pengarang-pengarang untuk mengembangkan bakatnya.
b. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk dapat menikmati buku-buku bacaan, sehingga bertambah pengetahuannya serta mengisi waktu senggang.
Balai Pustaka hidup terus dan peranannya semakin besaar lebih-lebih pada masa sekarang.
Nama-nama Dr.D.A. Rinkes, Dr. G.A.J.Drewes dan K.A. Hiding pernah menjadi pemimpin Balai Pustaka.
Pada tahun 1922, membawa udara segar bagi atau dalam gelanggang seni sastra Indonesia dengan terbitnya 2 buah buku kesusasteraan yang telah meninggalkan tradisi sastra lama Indonesia, yaitu :
a. Tanah Air kumpulan puisi baru karya Mohammad Yamin
b. Siti Nurbaya, roman karya Marah Rusli
Dengan terbitnya buku “Siti Nurbaya” ini, maka dalam perkembangan sastra masa Balai Pustaka sering disebut Angkatan Siti Nurbaya.
Hal ini dikarenakan karya ini sangat mengagumkan dan menggemparkan pada masa itu.
CIRI-CIRI KESUSASTERAAN BALAI PUSTAKA (SITI NURBAYA)
1. Agak Dinamis
2. Bercorak pasif-romantik
3. Mempergunakan bahasa Melayu baru, tetapi tetap dihiasi ungkapan-ungkapan klise serta uraian yang panjang-panjang.
4. Menilik bentuknya kesusasteraan angkatan Balai Pustaka atau angkatan Siti Nurbaya itu mempunyai ciri-ciri :
4.1 Penyair masih banyak menggunakan bentuk-bentuk puisi lama, pantun dan syair
4.2 Bentuk puisi barat yang tidak terlalu terikat oleh syarat-syarat seperti puisi lama.
Tokohnya adalah Mohammad Yamin, dengan karanganya dalam bentuk Soneta.
4.3 Bentuk prosa yang memegang peranan masa kesusasteraan angkatan Siti Nurbaya atau angkatan Balai Pustaka adalah Roman.
Roman angkatan Siti Nurbaya ini bertema “Perjuangan atau perlawanan terhadap adat istiadat lama”
KESUSASTERAAN ANGKATAN PUJANGGA BARU
Pada masa ini dimulai dengan terbitnya majalah Pujangga Baru pada bulan Mei 1933.
Majalah inilah merupakan faktor penunjang atau sebagai terompet serta penyambung lidah para Pujangga Baru .
Penerbitan majalah tersebut dipimpin oleh “Tiga Serangkai Pujangga Baru” yaitu :
1. Amir Hamzah
2. Armyn Pane
3. Sutan Takdir Alisyahbana
Dalam Manifestasi Pujangga Baru dinyatakan :
“Fungsi kesusasteraan itu, selain melukiskan atau menggambarkan tinggi rendahnya suatu bangsa, juga mendorong bangsa tersebut ke arah kemajuan”
Pada masa ini, lahirlah seorang pujangga religius yang sangat terkenal yaitu “Amir Hamzah”, sehingga akhirnya dinobatkan sebagai “Raja Penyair Pujangga Baru”
CIRI-CIRI KESUSASTERAAN ANGKATAN PUJANGGA BARU
1. Dinamis
2. Bercorak Romantik- idealistis
3. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu yang lebih modern sudah banyak meninggalkan bahasa klise.
Mereka berusaha membuat ungkapan serta gaya bahasanya menurut kemauannya sendiri.
Pilihan kata, penggabungan ungkapan serta irama sangat dipentingkan sehingga terlalu dicari-cari.
4. Menilik bentuknya, kesusasteraan angkatan Pujangga Baru mempunyai ciri-ciri :
Bentuk puisi
Yang memegang peranan penting adalah Soneta.
Sajak, jumlah suku kata dan syarat-syarat puisi lainnya sudah tidak mengikat lagi.
Contoh : Hang Tuah karya Amir hamzah
Bentuk Prosa
Yang memegang peranan penting adalah Roman.
Temanya bukan lagi pertentangan faham muda dengan adat lama seperti angkatan Siti Nurbaya, melainkan perjuangan kemerdekaan dan pergerakan kebangsaan.
Contoh : Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana
Pujangga Baru juga mempergunakan drama yang bertema kesadaran nasional.
Bahannya adalah diambil dari sejarah, ada pula yang semata-mata fantasi pengarang sendiri yang menggambarkan jiwa dinamis.
KESUSASTERAAN MASA JEPANG
Pada masa ini, terdapat keretakan dalam kesusasteraan Indonesia.
Pada masa ini, terdapat 2 golongan dalam bidang kesusasteraan yaitu :
1. Yang resmi di bawah Pusat Kebudayaan (Keikin Bunka Shidosa) dengan sensornya yang keras.
2. Yang di luar kegiatan Pusat Kebudayaan
CIRI-CIRI KESUSASTERAAN MASA JEPANG
1. Bercorak romantik – idealisme
2. Simbolis
PENGARANG MASA KESUSASTERAAN JEPANG
1. Chairil Anwar
2. Rosihan Anwar
3. Usmar Ismail
4. Amal Hamzah
5. El-Hakim
6. Bakrie Siregar
2. MASA PERKEMBANGAN
KESUSASTERAAN ANGKATAN ‘45
Angkatan ’45 lahir pada saat bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Pada saat ini, perkembangan bahasa dan sastra Indonesia semakin maju pesat karena Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda.
Sedangkan yang memberi nama Angkatan ’45 adalah Rosihan Anwar dalam majalah Siasat pada tanggal 9 Januari 1949.
Manifes Angkatan ’45 termuat dalam majalah Siasat pada tanggal 23 Oktober 1945 berupa Surat Kepercayaan Gelanggang tanggal 18 Februari 1950, yang dapat kita lihat patokan-patokan Angkatan ’45, yaitu :
1. Ujud pernyataan fikiran lebih dipentingkan
2. Kepribadian seseorang, hendaknya menjadi pegangan dan ukuran nilai mencipta
3. Nilai-nilai baru baru ditempatkan, setelah nilai-nilai lama dihancurkan. Jadi sungguh membentuk yang baru.
4. Pencipta-pencipta harus ada kebebasan penuh, untuk menghasilkan buah cipta.
5. Tekanan diletakkan pada kebudayaan dunia, yakni sifat universal kesenian Indonesia.
CIRI-CIRI ANGKATAN ‘45
1.Bercorak realistis
2.Bertemakan patriotisme, revolusi dan perlawanan terhadap penjajah
3.Bahasa dalam prosa menggunakan bahasa yang ekonomis, kata-katanya padat, dalam, kalimatnya pendek-pendek
4.Prosa menggunakan gaya bahasa menyoal baru
Angkatan ’45 oleh HB. Jassin diberi nama Angkatan Pendobrak.
Sedangkan tokoh-tokoh yang terkenal dalam Angkatan ’45 dalam bidangnya antara lain :
1. Chairil Anwar dalam bidang puisi
2. Idrus dalam bidang prosa
3. KESUSASTERAAN ANGKATAN ‘50
Pada tahun-tahun yang lalu belum ada penegasan tentang adanya Angkatan ’50.
HB. Jassin belum menyebutkan Angkatan ’50, sedang menurut Slamet Mulyono sastrawan Angkatan ’50 hanyalah pelanjut saja, karena dia hanya mengakui sastra Indonesia baru lahir tahun 1945.
Tinjauan yang mendalam dan menyeluruh membuktikan bahwa, masa ini menunjukkan wujud dan hidupnya, yaitu :
a. Berisi kebebasan sastrawan yang lebih luas di atas kebiasaan (tradisi) yang diletakkan pada tahun 1945.
b. Masa ’50 memberikan pernyataan tentang aspirasi (tujuan yang terakhir dicapai) nasional lebih jauh.
Jadi, ada beberapa penyaringan dengan beberapa ciri diantaranya :
a. Pusat kegiatan sastra makin banyak jumlahnya dan makin meluas daerahnya hampir di seluruh Indonesia, tidak hanya berpusat di Jakarta dan Yogyakarta.
b. Terdapat pengungkapan yang lebih mendalam terhadap kebudayaan daerah dalam menuju perwujudan sastra nasional Indonesia.
c. Penilaian keindahan dalam sastra, tidak lagi didasarkan kepada kekuasaan asing, akan tetapi kepada peleburan (kristalisasi) antara ilmu dan pengetahuan asing dengan perasaan dan ukuran nasional.
SASTRAWAN ANGKATAN ‘50
1. Trisnoyuwono
2. Ayip Rosidi
3. Ramadhan KH
4. Nugroho Notosusanto
5. Toto Sudarto Bachtiar
4. KESUSASTERAAN ANGKATAN ‘66
Angkatan ’66 mula-mula diperkenalkan oleh H.B. Jassin dalam bukunya yang berjudul “Angkatan ‘66”, yang mendasarkan sifat politik yang mempengaruhi karya-karya sastra pada masa ini.
Pada atahun 1966 di tanah air kita terjadi peristiwa penting. Peristiwa yang melahirkan Angkatan ’66, yaitu :
“ Suatu generasi baru yang melakukan pendobrakan yang disebabkan oleh penyelewengan-penyelengan besar-besaran yang membawa negara ke jurang kehancuran”
Ada beberapa kumpulan puisi yang menarik perhatian selama demontrasi terhadap pemerintah dalam usaha mengembangkan revolusi terhadap rel Pancasila, yaitu :
1. Tirani dan Benteng karya Taufik Ismail (dengan nama samaran Ibnu Fajar)
2. Mereka telah Bangkit karya Bur Raswanto
3. Perlawanan karya Mansur samin
4. Pembebasan karya Abdulwahid Situmeang
5. Kebangkitan oleh Lima Penyair Fakultas Syair UI
Menurut kritikus sastra Indonesia, H.B. Jassin, yang masuk Angkatan ’66 ini, tidak hanya mereka yang menulis sanjak-sanjak perlawanan pada permulaan tahun 1966, tetapi juga yang telah tampil beberapa tahun sebelumnya dengan kesadaran.
Penyair yang terkenal pada Angkatan ’66 adalah Taufik Ismail dengan buku karyanya yaitu “Tirani” (1966) dan “Benteng” (1963)
SASTRAWAN ANGKATAN ‘66
1. Ayip Rosidi
2. W.S. Rendra
3. Taufik Ismail
4. Hartono Andangjaya
5. Mansur Samin
6. Jusach Ananda
7. NH. Dini
8. Iwan Simatupang
9. Motinggo Busje
10. Sapardi Djoko Darmono
5. KARYA SASTRA KONTEMPORER
Sekitar tahun 70-an, muncul karya sastra yang lain dari karya sastra sebelumnya.
Kebanyakan isinya tidak menekankan pada makna kata.
Ada ahli sastra menggolongkan jenis karya sastra ini di dalam karya sastra kontemporer.
Kemunculan karya-karya semacam ini dipelopori oleh penyair Sutardji Calzoum Bachri.
Minggu, 01 Januari 2012
SISTEM INFORMASI PENGERTIAN DAN KEPENTINGANNYA
Pengertian
Istilah sistem informasi menyiratkan suatu pengumpulan data yang terorganisasi
beserta tatacara penggunaanya yang mencakup lebih jauh daripada sekadar penyajian.
Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan
mengatur data serta menyusun tatacara penggunaannya. Keberhasilan suatu siatem
informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatannya tentu bergantung pada tiga
faktor utama, yaitu :
1. keserasian dan mutu data
2. pengorganisasian data, dan
3. tatacara penggunaannya (Cook,1977).
Setiap sistem informasi menyajikan tiga gatra pokok:
(1) pengumpulan dan pemasukan data
(2) penyimpanan dan pengambilan kembali (retrieval) data , dan
(3) penerapan data, yang dalam hal sistem informasi terkomputer termasuk penayangan
(display) (Lynch, 1977).
Suatu sistem informasi terkomputer pada asasnya terdiri atas lima
komponen yang menjadi sub-sistemnya (Knappcit.Smithet al. ,1987), yaitu :
(1) pelambangan (encoding) data dan pemprosesan masukan
(2) pengolahan data
(3) pengambilan kembali data
(4) pengolahan dan analisis data, dan
(5) penayangan data.
Suatu sistem informasi dibuat untuk suatu keperluan tertentu atau untuk memenuhi
permintaan penggunaan tertentu, maka struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-
beda bergantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi.
Oleh karena kepentingan yang harus dilayani sangat beraneka, mak macam sistem
informasi pun sangat beraneka. Namun demikian, sistem informasi mempunyai banyak
tampakan (features) umum dan menghadapi banyak persoalan yang mirip. Jadi, disamping
perbedaan yang jelas terdapat banyak persamaan antarberbagai sistem informasi. Suatu
persamman yang menonjol ialah semua sistem informasi menggabungkan berbagai ragam
data yang dikumpulkan dari berbagai sumber (Coppock & Anderson, 1987). Untuk dapat
menggabungkan data yang berasal dari berbagai sumber diperlukan suatu sistem alih rupa(transformation) data sehingga menjadi tergabungkan (compatible). Berapa pun
ukurannya dan apa pun ruang lingkupnya, suatu sistem informasi perlu memiliki ketergabungan (compatibility)data yang disimpannya (Moore, & Dawson, 1977).
Ketergantungan dakhil ialah yang merupakan tampakan umum suatu pokok suatu sistem
informasi.
Perkembangan Sistem Informasi
Perkembangan sistem informasi dapat dilihat dari perubahan pada tiga gatra pokok
yang telah dikemukakan tadi, yaitu :
(1) cara pengumpulan dan pemasukan data
(2) cara penyimpanan dan pengambilan kembali data
(3) cara penerapan data.
Sistem informasi tertua muncul setelah manusia mengenal sistem menulis dan
menggambar. Dengan sistem menulis dan menggambar orang dapat mencatat dan
menyimpan hal-hal yang difikirkan untuk kemudian dialihkan kepada orang lain. Sebelumini orang menyampaikan buah fikirannya secara lesan, dari mulut ke mulut. Pada waktu itu orang belum mengenal cara menyimpan informasi, sehingga jangkauannya dalam matra waktu dan ruang terbatas serta keterandalan semata-mata ditentukan oleh daya ingat seseorang.
Naskah-naskah tertulis yang tertua bertanggal 3.250 SM berupa inskripsi pada
monumen dan piramid di Mesir. Setelah ditemukan bahan menulis yang ringan, mudah
dibawa dan lentur ( lempeng lempung, papirus, lontar di Indonesia), barulah naskah-naskah dapat disimpan dalam ruangan khusus. Waktu itulah mulai berdiri perpustakaan tertua, berarti juga informasi tertua. Bangsa Mesir mengenal perpustakaan sejak 3.200 SM dan bangsa Sumeria (bermukim di daerah Irak sekarang) mengenalnya sejak 2.700 SM (Gates,1968). Sejak itu perpustakaan menjadi sistem informasi penting.
Dengan kepandaian menggambar dan mengukur, orang kemudian dapat membuat
peta. Dengan istilah sekarang ilmu membuat peta disebut kartografi. Disamping
menyimpan naskah-naskah tulis, perpustakaan kemudian juga menyimpan peta-peta.
Perpustakaan menjadi sistem informasi klasik. Istilah klasik berarti sesuatu yang berasal dari masa lampau, namun nilainya sampai sekarang tetap tidak usang.
Dalam hal sistem informasi klasik ini pun negara-negara sedang berkembang
sangat tertinggal dibandingkan negara-negara maju. Ketinggalan ini dapat dilihat dari jumlah judul naskah tulis tiap juta penduduk yang terbit setiap tahun. Menurut statistik tahun 1986 angka-angkanya sebagai berikut (Anon., 1989):
Negara-negara maju 504
Eropa, termasuk USSR 578
Amerika Utara 397
Negara-negara sedang berkembang 58
Asia 67
Amerika Latin dan Karibia 129
Negara-negara Arab 36
Afrika 23
Rerata dunia 167
Dari angka-angka tahun 1983 sebesar 3.000 judul terbit (Usman, 1984) dan jumlah
penduduk sebanyak 156.372.000 dapatlah dihitung bahwa Indonesia baru mencapai 19
judul tiap juta penduduk.
Simpanan volum perpustakaan terbesar dunia dalam jutaan ialah sebagai berikut
(Anon., 1989):
Perpustakaan Negara V.I. Lenin, Moscow 30
Perpustakaan Congress, Washington, D.C. 22
Perpustakaan Museum Inggris, London 15
Perpustakaan Akademi Ilmu Pengetahuan USSR, Leningrad 12
Perpustakaan Universitas Harvard, A.S. 11
Perpustakaan Nasional, Paris 11
Perpustakaan DPR Jepang, Tokyo 8
Perpustakaan Alexandria, Mesir 4
Untuk bandingan, menurut keadaan tahun 1989, jumlah volum yang tersimpan di
Perpustakaan Nasional di Jakarta k.l. 450.000, di semua perpustakaan yang ada di UGM
389.187 dan di Perpustakaan Fakultas Pertanian UGM 27.231 (Rektor/Ketua Senat, 1990).
Menurut keadaan tahun 1983, jumlah judul naskah tulis tiap juta penduduk yang terbit
setiap tahun di Indonesia ialah 19 (Usman, 1984).
Pengumpulan dan penyajian data yang terujukkan dengan ruang yang dikerjakan
dengan kartografi sudah lama dikenal. Bentuknya berupa peta tematik. Setiap peta
merupakan suatu sistem informasi yang menggabungkan berbagai ragam data yang
terujukkan dengan ruang, yang diperoleh dari berbagai sumber. Meskipun banyak badan
tetap mengumpulkan peta atau membuat peta, namun orang makin sadar bahwa menggabungkan dan membandingkan informasi dari sumber-sumber yang berbeda-beda
secara manual
itu sulit, dan karena itu memakan waktu banyak. Kabutuhan waktu banyak ini sering menjadi kendala bagi para pengambil kabijakan dan pembuat keputusan, karena
tindakan harus ditetapkan dalam waktu singkat. Disamping itu penyimpanan data dalam
bentuk peta tidak luwes, dalam arti kata tidak dapat disusun dan dianalisis ulang untuk menyajikan informasi lain.
Untuk menghilangkan pada sistem manual, diciptakan sistem mechanical yang melibatkan pekerjaan memilih dan tabulasi kartu-kartu tertindik ( punched cards ). Jumlah data yang digabungkan lebih banyak daripada yang dapat dilakukan dengan sistem manual. Juga pengambilan kembali data lebih lentur, sehingga dapat melayani berbagai keperluan.
Sekarang makin banyak digunakan sistem informasi terkomputer, meskipun
metode pengumpulan data tetap seperti semula. Yang berubah ialah struktur data yang
dapat menyimpan dan mengolah data dalam jumlah banyak, mengotomatkan penanganan
data yang mempercepat produksi informasi, dan memproduksi serta menganalisis secara
lebih lentur (Coppock & Anderson, 1987). Dewasa ini sistem informasi geografi (GIS)
dipandang sebagai suatu sub-sistem utama dari sistem informasi terkomputer. Ada banyak macam GIS, yang di Amerika Serikat saja terdapat 54 macam (Smithet al.,1987).
Suatu GIS yang dikembangkan oleh International Institut for Aeroscope Survey and
Earth Science (ITC) di Enschede, Belanda, diberi nama Integrated Land and Watershed
Management Information System (ILWIS) (Valenzuela, 1988). Yang termasuk GIS juga
ialah berbagai sistem informasi tanah (SIS) (Moore & Bie, 1977).
Kegunaan Setiap orang yang berkepentingan dengan penanganan dan penganalisisan data
yang terujukkan dengan suatu matra tertentu (ruang, waktu dan/atau lingkungan)
memerlukan suatu sistem informasi. Mereka itu ialah pengelola lahan dan sumberdaya,
peneliti pasar, perencana, administrator, pembuat kebijakan, dsb. (Coppock & Anderson,1987). Fungsi suatu sistem informasi ialah meningkatkan kesanggupan seorang pengguna membuat keputusan dalam penelitian, perencana, dan pengelolaan (Smithet al., 1987).
GIS terutama dikembangkan untuk tatagunalahan dan pengelolaan sumberdaya
alam. Ada juga yang dibuat untuk kegunaan masarakat umum dan usaha swasta. GIS
merupakan suatu teknologi baru dan menjadi alat yang perlu untuk menganalisis dan
mengalihkan secara grafis pengetahuan tentang dunia. GIS digunakan untuk membantu
pembuat keputusan dengan jalan mengunjukkan (indicate) berbagai alternatif dalam
perencanaan pembangunan dan pengawetan serta pengacuan (modelling) kesudahan
potensialdari sederetan skenario. Dengan demikian, perencanaan menjadi lebih makul(rational) (Smithet al., 1987).ILWIS digunakan untuk memintakatkan (zone) penggunaan lahan dan pengelolaanDAS berdasarkan asas salingtindak antara manusia dan sumberdaya alam (Valenzuela,1988). ILWIS sudah dicobakan di DAS Komering, Sumatera Selatan. SIS dapat digunakan untuk klasifikasi tanah, mengharkatkan kemampuan tanah, menelaah morfogenesis, dsb.(Moore & Bie, 1977).
Sistem Informasi dan Pembangunan Pertanian
Arti pembangunan pertanian secara umum ialah proses penegmbangan yang
berlangsung kini untuk mengubah keadaan sekarang menjadi keadaan lain yang lebih baik
bagi masa depan (Weitz, 1971). Jadi, pembangunan pada asasnya bersifat antisipatif,
berbenah diri untuk membuat hari depan yang lebih baik, maka pembangunan menuntut
bahwa orang selalu berkembang, mengembangkan keterampilan baru, dan menguasai
pengetahuan baru (Mosher, 1966).
Menumbuhkan sikap antisipatif, mengembangkan keterampilan baru, dan
menguasai pengetahuan baru memerlukan sistem informasi yang andal. Dalam hal
pembangunan pertanian, sistem informasi yang utama ialah GIS. GIS di Indonesia masih
sangat terbatas, baru dicoba dikembangkan untuk beberapa daerah di Sumatera. Sebetulnya data dasar tentang keadaan fisik lahan, agroekologi, dan demografi Indonesia sudah terkumpul cukup banyak, namun belum disusun dan diolah menjadi suatu sistem informasi yang baik. Data dasar yang tersedia itu pun belum dimanfaatkan secara tuntas. Tanpa mengesampingkan fakta keberhasilan peningkatan produksi pertanian yang membanggakan, terutama keberhasilan berswasenbada beras, pembangunan pertanian di Indonesia pada dasarnya masih berlangsung di atas landasan intuisi dengan sistem trial and error. Oleh karena keterbatasan sistem informasi, pembangunan pertanian belum menggunakan acuan-acuan yang merangkum kekhususan wilayah masing-masing dan yang memuat skenario untuk mengantisipasi keadaan pada ma sa mendatang. Keberhasilan pembangunan pertanian sampai sekarang ini masih terbatas pada peningkatan hasil panen dan belum menyentuh peningkatan produktivitas dan kejituan usahatani. Padahal tujuan utama pembangunan pertanian adalah keterlanjutan dan progresivitas sistem pertanian. Hal ini hanya dapat dengan membangun usahatani sebagai wahana salingtindak antara sumberdaya fisik (tanah, iklim, cahaya matahari, air dan waktu), sumberdaya ekonomi (tenaga kerja, daya, uang tunai dan pasar), dan sumberdaya manusia (petani sebagai pembudidaya, pengelola, pemegang buku, pembeli sara produksi dan menjual hasil panen).
Ketiga sumberdaya itu berada menurut tempat dan berubah menurut waktu.
Untuk membangun usahatani sehingga tangguh dalam menghadapi persaingan
dengan pengguna-pengguna lahan bukan – pertanian, penggunaan acuan-acuan pengimak(simulator) proses menjadi perlu sekali. Akan tetapi hal ini hanya dapat dikerjakan kalau tersedia GIS. Dengan GIS dan acuan pengimak sistem pembangunan pertanian menjadi dinamis, sehingga selalu teradaptasikan denagn keadaan yang berubah dan keterlanjutannya terjamin. Sekarang sudah tampak bahwa sistem pembangunan pertanian yang telah mengantarkan kita mencapai swasembada beras pada tahun 1984, tidak lagi terpercaya untuk mempertahankan swasembada itu. Ketiadaan GIS memaksa kita menerapkan teknologi kejap (instant technology) untuk bagaimanapun juga berswasembada beras. Dalam keasikan mengejar sasaran pragmatik tersebut kita telah melupakan pembuatan landasan pacu yang kokoh berupa sistem informasi, yang
seharusnya merupakan prasyarat.
Istilah sistem informasi menyiratkan suatu pengumpulan data yang terorganisasi
beserta tatacara penggunaanya yang mencakup lebih jauh daripada sekadar penyajian.
Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan
mengatur data serta menyusun tatacara penggunaannya. Keberhasilan suatu siatem
informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatannya tentu bergantung pada tiga
faktor utama, yaitu :
1. keserasian dan mutu data
2. pengorganisasian data, dan
3. tatacara penggunaannya (Cook,1977).
Setiap sistem informasi menyajikan tiga gatra pokok:
(1) pengumpulan dan pemasukan data
(2) penyimpanan dan pengambilan kembali (retrieval) data , dan
(3) penerapan data, yang dalam hal sistem informasi terkomputer termasuk penayangan
(display) (Lynch, 1977).
Suatu sistem informasi terkomputer pada asasnya terdiri atas lima
komponen yang menjadi sub-sistemnya (Knappcit.Smithet al. ,1987), yaitu :
(1) pelambangan (encoding) data dan pemprosesan masukan
(2) pengolahan data
(3) pengambilan kembali data
(4) pengolahan dan analisis data, dan
(5) penayangan data.
Suatu sistem informasi dibuat untuk suatu keperluan tertentu atau untuk memenuhi
permintaan penggunaan tertentu, maka struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-
beda bergantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi.
Oleh karena kepentingan yang harus dilayani sangat beraneka, mak macam sistem
informasi pun sangat beraneka. Namun demikian, sistem informasi mempunyai banyak
tampakan (features) umum dan menghadapi banyak persoalan yang mirip. Jadi, disamping
perbedaan yang jelas terdapat banyak persamaan antarberbagai sistem informasi. Suatu
persamman yang menonjol ialah semua sistem informasi menggabungkan berbagai ragam
data yang dikumpulkan dari berbagai sumber (Coppock & Anderson, 1987). Untuk dapat
menggabungkan data yang berasal dari berbagai sumber diperlukan suatu sistem alih rupa(transformation) data sehingga menjadi tergabungkan (compatible). Berapa pun
ukurannya dan apa pun ruang lingkupnya, suatu sistem informasi perlu memiliki ketergabungan (compatibility)data yang disimpannya (Moore, & Dawson, 1977).
Ketergantungan dakhil ialah yang merupakan tampakan umum suatu pokok suatu sistem
informasi.
Perkembangan Sistem Informasi
Perkembangan sistem informasi dapat dilihat dari perubahan pada tiga gatra pokok
yang telah dikemukakan tadi, yaitu :
(1) cara pengumpulan dan pemasukan data
(2) cara penyimpanan dan pengambilan kembali data
(3) cara penerapan data.
Sistem informasi tertua muncul setelah manusia mengenal sistem menulis dan
menggambar. Dengan sistem menulis dan menggambar orang dapat mencatat dan
menyimpan hal-hal yang difikirkan untuk kemudian dialihkan kepada orang lain. Sebelumini orang menyampaikan buah fikirannya secara lesan, dari mulut ke mulut. Pada waktu itu orang belum mengenal cara menyimpan informasi, sehingga jangkauannya dalam matra waktu dan ruang terbatas serta keterandalan semata-mata ditentukan oleh daya ingat seseorang.
Naskah-naskah tertulis yang tertua bertanggal 3.250 SM berupa inskripsi pada
monumen dan piramid di Mesir. Setelah ditemukan bahan menulis yang ringan, mudah
dibawa dan lentur ( lempeng lempung, papirus, lontar di Indonesia), barulah naskah-naskah dapat disimpan dalam ruangan khusus. Waktu itulah mulai berdiri perpustakaan tertua, berarti juga informasi tertua. Bangsa Mesir mengenal perpustakaan sejak 3.200 SM dan bangsa Sumeria (bermukim di daerah Irak sekarang) mengenalnya sejak 2.700 SM (Gates,1968). Sejak itu perpustakaan menjadi sistem informasi penting.
Dengan kepandaian menggambar dan mengukur, orang kemudian dapat membuat
peta. Dengan istilah sekarang ilmu membuat peta disebut kartografi. Disamping
menyimpan naskah-naskah tulis, perpustakaan kemudian juga menyimpan peta-peta.
Perpustakaan menjadi sistem informasi klasik. Istilah klasik berarti sesuatu yang berasal dari masa lampau, namun nilainya sampai sekarang tetap tidak usang.
Dalam hal sistem informasi klasik ini pun negara-negara sedang berkembang
sangat tertinggal dibandingkan negara-negara maju. Ketinggalan ini dapat dilihat dari jumlah judul naskah tulis tiap juta penduduk yang terbit setiap tahun. Menurut statistik tahun 1986 angka-angkanya sebagai berikut (Anon., 1989):
Negara-negara maju 504
Eropa, termasuk USSR 578
Amerika Utara 397
Negara-negara sedang berkembang 58
Asia 67
Amerika Latin dan Karibia 129
Negara-negara Arab 36
Afrika 23
Rerata dunia 167
Dari angka-angka tahun 1983 sebesar 3.000 judul terbit (Usman, 1984) dan jumlah
penduduk sebanyak 156.372.000 dapatlah dihitung bahwa Indonesia baru mencapai 19
judul tiap juta penduduk.
Simpanan volum perpustakaan terbesar dunia dalam jutaan ialah sebagai berikut
(Anon., 1989):
Perpustakaan Negara V.I. Lenin, Moscow 30
Perpustakaan Congress, Washington, D.C. 22
Perpustakaan Museum Inggris, London 15
Perpustakaan Akademi Ilmu Pengetahuan USSR, Leningrad 12
Perpustakaan Universitas Harvard, A.S. 11
Perpustakaan Nasional, Paris 11
Perpustakaan DPR Jepang, Tokyo 8
Perpustakaan Alexandria, Mesir 4
Untuk bandingan, menurut keadaan tahun 1989, jumlah volum yang tersimpan di
Perpustakaan Nasional di Jakarta k.l. 450.000, di semua perpustakaan yang ada di UGM
389.187 dan di Perpustakaan Fakultas Pertanian UGM 27.231 (Rektor/Ketua Senat, 1990).
Menurut keadaan tahun 1983, jumlah judul naskah tulis tiap juta penduduk yang terbit
setiap tahun di Indonesia ialah 19 (Usman, 1984).
Pengumpulan dan penyajian data yang terujukkan dengan ruang yang dikerjakan
dengan kartografi sudah lama dikenal. Bentuknya berupa peta tematik. Setiap peta
merupakan suatu sistem informasi yang menggabungkan berbagai ragam data yang
terujukkan dengan ruang, yang diperoleh dari berbagai sumber. Meskipun banyak badan
tetap mengumpulkan peta atau membuat peta, namun orang makin sadar bahwa menggabungkan dan membandingkan informasi dari sumber-sumber yang berbeda-beda
secara manual
itu sulit, dan karena itu memakan waktu banyak. Kabutuhan waktu banyak ini sering menjadi kendala bagi para pengambil kabijakan dan pembuat keputusan, karena
tindakan harus ditetapkan dalam waktu singkat. Disamping itu penyimpanan data dalam
bentuk peta tidak luwes, dalam arti kata tidak dapat disusun dan dianalisis ulang untuk menyajikan informasi lain.
Untuk menghilangkan pada sistem manual, diciptakan sistem mechanical yang melibatkan pekerjaan memilih dan tabulasi kartu-kartu tertindik ( punched cards ). Jumlah data yang digabungkan lebih banyak daripada yang dapat dilakukan dengan sistem manual. Juga pengambilan kembali data lebih lentur, sehingga dapat melayani berbagai keperluan.
Sekarang makin banyak digunakan sistem informasi terkomputer, meskipun
metode pengumpulan data tetap seperti semula. Yang berubah ialah struktur data yang
dapat menyimpan dan mengolah data dalam jumlah banyak, mengotomatkan penanganan
data yang mempercepat produksi informasi, dan memproduksi serta menganalisis secara
lebih lentur (Coppock & Anderson, 1987). Dewasa ini sistem informasi geografi (GIS)
dipandang sebagai suatu sub-sistem utama dari sistem informasi terkomputer. Ada banyak macam GIS, yang di Amerika Serikat saja terdapat 54 macam (Smithet al.,1987).
Suatu GIS yang dikembangkan oleh International Institut for Aeroscope Survey and
Earth Science (ITC) di Enschede, Belanda, diberi nama Integrated Land and Watershed
Management Information System (ILWIS) (Valenzuela, 1988). Yang termasuk GIS juga
ialah berbagai sistem informasi tanah (SIS) (Moore & Bie, 1977).
Kegunaan Setiap orang yang berkepentingan dengan penanganan dan penganalisisan data
yang terujukkan dengan suatu matra tertentu (ruang, waktu dan/atau lingkungan)
memerlukan suatu sistem informasi. Mereka itu ialah pengelola lahan dan sumberdaya,
peneliti pasar, perencana, administrator, pembuat kebijakan, dsb. (Coppock & Anderson,1987). Fungsi suatu sistem informasi ialah meningkatkan kesanggupan seorang pengguna membuat keputusan dalam penelitian, perencana, dan pengelolaan (Smithet al., 1987).
GIS terutama dikembangkan untuk tatagunalahan dan pengelolaan sumberdaya
alam. Ada juga yang dibuat untuk kegunaan masarakat umum dan usaha swasta. GIS
merupakan suatu teknologi baru dan menjadi alat yang perlu untuk menganalisis dan
mengalihkan secara grafis pengetahuan tentang dunia. GIS digunakan untuk membantu
pembuat keputusan dengan jalan mengunjukkan (indicate) berbagai alternatif dalam
perencanaan pembangunan dan pengawetan serta pengacuan (modelling) kesudahan
potensialdari sederetan skenario. Dengan demikian, perencanaan menjadi lebih makul(rational) (Smithet al., 1987).ILWIS digunakan untuk memintakatkan (zone) penggunaan lahan dan pengelolaanDAS berdasarkan asas salingtindak antara manusia dan sumberdaya alam (Valenzuela,1988). ILWIS sudah dicobakan di DAS Komering, Sumatera Selatan. SIS dapat digunakan untuk klasifikasi tanah, mengharkatkan kemampuan tanah, menelaah morfogenesis, dsb.(Moore & Bie, 1977).
Sistem Informasi dan Pembangunan Pertanian
Arti pembangunan pertanian secara umum ialah proses penegmbangan yang
berlangsung kini untuk mengubah keadaan sekarang menjadi keadaan lain yang lebih baik
bagi masa depan (Weitz, 1971). Jadi, pembangunan pada asasnya bersifat antisipatif,
berbenah diri untuk membuat hari depan yang lebih baik, maka pembangunan menuntut
bahwa orang selalu berkembang, mengembangkan keterampilan baru, dan menguasai
pengetahuan baru (Mosher, 1966).
Menumbuhkan sikap antisipatif, mengembangkan keterampilan baru, dan
menguasai pengetahuan baru memerlukan sistem informasi yang andal. Dalam hal
pembangunan pertanian, sistem informasi yang utama ialah GIS. GIS di Indonesia masih
sangat terbatas, baru dicoba dikembangkan untuk beberapa daerah di Sumatera. Sebetulnya data dasar tentang keadaan fisik lahan, agroekologi, dan demografi Indonesia sudah terkumpul cukup banyak, namun belum disusun dan diolah menjadi suatu sistem informasi yang baik. Data dasar yang tersedia itu pun belum dimanfaatkan secara tuntas. Tanpa mengesampingkan fakta keberhasilan peningkatan produksi pertanian yang membanggakan, terutama keberhasilan berswasenbada beras, pembangunan pertanian di Indonesia pada dasarnya masih berlangsung di atas landasan intuisi dengan sistem trial and error. Oleh karena keterbatasan sistem informasi, pembangunan pertanian belum menggunakan acuan-acuan yang merangkum kekhususan wilayah masing-masing dan yang memuat skenario untuk mengantisipasi keadaan pada ma sa mendatang. Keberhasilan pembangunan pertanian sampai sekarang ini masih terbatas pada peningkatan hasil panen dan belum menyentuh peningkatan produktivitas dan kejituan usahatani. Padahal tujuan utama pembangunan pertanian adalah keterlanjutan dan progresivitas sistem pertanian. Hal ini hanya dapat dengan membangun usahatani sebagai wahana salingtindak antara sumberdaya fisik (tanah, iklim, cahaya matahari, air dan waktu), sumberdaya ekonomi (tenaga kerja, daya, uang tunai dan pasar), dan sumberdaya manusia (petani sebagai pembudidaya, pengelola, pemegang buku, pembeli sara produksi dan menjual hasil panen).
Ketiga sumberdaya itu berada menurut tempat dan berubah menurut waktu.
Untuk membangun usahatani sehingga tangguh dalam menghadapi persaingan
dengan pengguna-pengguna lahan bukan – pertanian, penggunaan acuan-acuan pengimak(simulator) proses menjadi perlu sekali. Akan tetapi hal ini hanya dapat dikerjakan kalau tersedia GIS. Dengan GIS dan acuan pengimak sistem pembangunan pertanian menjadi dinamis, sehingga selalu teradaptasikan denagn keadaan yang berubah dan keterlanjutannya terjamin. Sekarang sudah tampak bahwa sistem pembangunan pertanian yang telah mengantarkan kita mencapai swasembada beras pada tahun 1984, tidak lagi terpercaya untuk mempertahankan swasembada itu. Ketiadaan GIS memaksa kita menerapkan teknologi kejap (instant technology) untuk bagaimanapun juga berswasembada beras. Dalam keasikan mengejar sasaran pragmatik tersebut kita telah melupakan pembuatan landasan pacu yang kokoh berupa sistem informasi, yang
seharusnya merupakan prasyarat.
Langganan:
Postingan (Atom)